PANDUAN LENGKAP & TERKINI MENYUSURI MULUT SERIBU DI PULAU ROTE NTT 2023-08-31 22:40

Mulut Seribu di Pulau Rote NTT

 

Ada satu destinasi, Mulut Seribu namanya, yang digadang-gadang sebagai Raja Ampatnya Pulau Rote Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tanpa perlu dilabeli mirip Raja Ampat sebenarnya Mulut Seribu punya keindahan dan keunikannya tersendiri. Apalagi kalau menilik kisah nyata di balik penamaan Mulut Seribu dan adanya batu-batu yang menyimpan cerita rakyat. Mau tahu lebih lanjut? Yuk mariii….

 

Tulisan “Mulut Seribu” di dermaganya

 

DI MANA PERSISNYA LETAK MULUT SERIBU?

Mulut Seribu berada di Desa Daiama Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao Pulau Rote Provinsi NTT. Tapi beberapa sumber di internet menyebut letaknya di Desa/Kelurahan Papela Kecamatan Rote Timur. Kalau dicek di Google Maps, jelas terlihat Mulut Seribu masuk dalam wilayah Desa Daiama, bukan Papela/Pepela yang memang berada di sebelahnya. Bisa dilihat di peta berikut.

 

Mulut Seribu berada di wilayah Desa Daiama

 

BAGAIMANA CARA KE MULUT SERIBU?

Pulau Rote bisa dijangkau dari Kota Kupang di Pulau Timor Provinsi NTT. Jadi, Trippers harus terbang dulu ke Kota Kupang. Penerbangan langsung dari Jakarta (CGK) ke Kupang (KOE) memakan waktu 3 jam. Saat ini maskapai yang melayani penerbangan langsung CGK-KOE hanya Batik Air dan Citilink. Tiba di Kupang sekitar pukul 6 pagi.

 

Letak Pulau Rote, di sebelah barat daya Kota Kupang

 

Kalau tiba di Kupang pukul 6 pagi, bisa langsung sambung naik Kapal Express Bahari yang jadwalnya ke Rote setiap hari pukul 09.00, berangkat dari Pelabuhan Tenau. Dari Bandara El Tari Kupang naik mobil ke Pelabuhan Tenau +/-45 menit, menempuh jarak 24 km.

 

Kapal Express Bahari

 

Perjalanan laut dengan Kapal Express Bahari dari Pelabuhan Tenau di Kupang ke Pelabuhan Ba’a di Pulau Rote ditempuh +/-2 jam. Harga tiket sekali jalan kelas VIP Rp202.000, kelas Executive Rp172.000. Jadwal kapal kembali dari Rote ke Kupang setiap hari pukul 12.00.

 

Pelabuhan Ba’a di Pulau Rote

 

Dari Kupang ke Rote juga bisa naik pesawat Susi Air. Jadwalnya Senin-Rabu-Jumat pukul 07.30. Durasi hanya 30 menit. Jadwal kembali dari Rote ke Kupang juga Senin-Rabu-Jumat pukul 08.10. Harga sekali jalan sekitar Rp800.000.

 

Bandara DC Saudale di Pulau Rote

 

Dari Pelabuhan Ba’a atau Kota Ba’a, sebagai ibu kota kabupaten dan gerbang masuk ke Pulau Rote, ke dermaga di Desa Daiama naik mobil sekitar 1 jam, dengan jarak 39 km.

 

Dermaga di Desa Daiama, airnya jerniiiih…

 

Dermaga di Desa Daiama dan perahu-perahunya

 

Nah di dermaga Daiama Trippers bisa sewa perahu kayu bermesin untuk keliling Mulut Seribu. Harga sewanya tergantung jenis perahunya, antara Rp750.000-1.000.000. Kalau sewanya jenis speedboat pastinya lebih mahal. MyTrip menyewa perahu kayu bermesin 24 PK saja, yang penting pengemudinya paham betul seluk-beluk Mulut Seribu.

 

Naik perahu dari dermaga di Desa Daiama. Rombongan MyTrip 10 Juni 2023

 

Dua jenis perahu yang disewa rombongan MyTrip 12 Agustus 2023

 

JADI MULUT SERIBU ITU APA? PANTAI, TELUK, ATAU LAGUNA?

Mulut Seribu itu adalah teluk panjang di bagian timur laut Pulau Rote yang menyerupai koridor tapi dengan lekuk-liku tanjung-tanjung dan pulau-pulau karst kecil yang menyebar. Jumlah pulau kecilnya ada 37 buah. Jadi kondisinya seperti labirin. Ujung luarnya bersatu dengan Teluk Pukuafu yang berakhir di Tanjung Mondo. Jika perahu sampai ke ujung luar dekat Tanjung Mondo, kita bisa melihat samar-samar Pantai Tablolong di barat daya Kabupaten Kupang Pulau Timor.

 

Dari peta terlihat, Mulut Seribu berupa teluk panjang berupa labirin, terusannya ada Teluk Pukuafu dan di ujung luar ada Tanjung Mondo

 

Dari ujung luar Mulut Seribu bisa terlihat Pantai Tablolong

 

Mulut Seribu, berupa teluk panjang

 

BAGAIMANA ASAL-MUASAL NAMA MULUT SERIBU?

Sesuai kondisinya, teluk Mulut Seribu ini memiliki banyak sekali “mulut” sebagai jalan keluar masuknya, berkelok-kelok. Kalau yang tidak menguasai medan, sudah pasti akan tersesat, muter-muter terus tanpa bisa keluar. Begitulah kisah nyata yang dialami seorang nelayan asal Sulawesi tahun 1962 saat menyusuri teluk yang dulunya bernama Dalek ini (artinya: dalam). Selama 4 hari ia hanya bisa berputar-putar saja di teluk ini tanpa bisa menemukan jalan keluar. Sampai akhirnya ia ditemukan dan dibantu oleh warga lokal. Sejak saat itulah teluk ini diberi nama Mulut Seribu. Kisah ini diceritakan kepada MyTrip oleh Pak Daf, tukang perahu yang mengantar kami berkeliling 12 Agustus 2023 lalu.

 

Labirinnya bikin mudah tersesat bagi yang tak tahu medan

 

Di depan sana seperti tak ada jalan keluar, padahal ada celah

 

APA SAJA YANG BISA DILIHAT DAN AKTIVITAS YANG BISA DILAKUKAN DI MULUT SERIBU?

Seperti sudah disebutkan di atas, untuk mengeksplor Mulut Seribu kita harus naik perahu. Kita akan menyusuri teluk yang berair hijau toska ini sambil melihat pemandangan tebing karang di kiri kanan yang bentuknya beraneka rupa.

 

Menyusuri teluk sambil melihat pemandangan tebing karang di kiri kanan

 

Air laut hijau toska

 

Tebing karang beraneka rupa

 

Tebing karang beraneka rupa

 

Awalnya lebar, lalu perlahan perahu memasuki celah sempit dengan dua tanjung karang menonjol yang seolah ingin menyentuh dua sisi perahu. Jangan lupa berfoto di sini karena inilah salah satu spot terbaiknya.

 

Awalnya perairan luas dan lebar

 

Memasuki celah sempit dengan dua tanjung karang menonjol di dua sisi perahu

 

Spot favorit

 

Beberapa pulau karang kecil juga menampakkan rupa unik. Difoto dari berbagai sisi seiring dengan perahu yang bergerak perlahan, bentuknya menjadi berbeda-beda.

 

Pulau karang unik

 

 

 

 

Tidak ada pulau yang dituju dari perjalanan dengan perahu ini. Pantai memang ada di salah satu sisi teluk, tapi perahu kami tidak merapat ke situ.

 

Pantai di Mulut Seribu

 

Air laut yang begitu tenang tak berombak dan jernih tentu mengundang untuk diceburi. Ya, Trippers bisa nyebur, berenang-renang cantik saja. Nggak perlu memakai alat snorkeling karena memang nggak banyak terumbu karangnya. Perairan ini aman, tidak ada buaya, walaupun ada papan peringatan tentang kemungkinan adanya buaya di dermaganya.

 

Airnya jernih. Pasti tergoda nyemplung

 

Berenang-renang cantik di sini

 

Di beberapa lokasi terlihat seperti ada pola-pola tertentu di atas permukaan air. Ya itulah rumput-rumput laut yang dibudidayakan. Perahu bisa mendekat kalau kebetulan ada nelayan rumput laut yang tengah bekerja di atas perahu kecilnya.

 

Budidaya rumput laut

 

Nelayan rumput laut

 

Dari sekian banyak pulau atau tebing karang di Mulut Seribu, setidaknya ada dua yang perlu dihampiri. Yang pertama batu yang disebut Batu Kapal. Kata Pak Daf, menurut cerita nenek moyangnya, dulunya itu memang kapal yang berubah menjadi batu.

 

Batu Kapal

 

Posisi Batu Kapal di sini, di dekat celah yang menjadi spot favorit

 

Yang kedua, ini yang lebih menarik. Ada sosok gurita raksasa yang menempel di salah satu rongga di tebing panjang yang berlokasi dekat dermaga pemberangkatan perahu. Masih dari cerita Pak Daf, dulunya memang itu adalah gurita raksasa yang ditombak mati oleh seorang nelayan. Sehabis ditombak, secara ajaib gurita tersebut berubah menjadi bayangan manusia. Esoknya ditengok lagi oleh sang nelayan, gurita tersebut sudah berubah menjadi seperi fosil yang nemplok dengan posisi terbalik di sebuah rongga tebing. Spot ini dinamakan Gua Gurita, walaupun bukan gua sih, cuma rongga.

 

Lihat bentuk guritanya?

 

Jangan lupa juga menikmati keindahan tebing tempat Gua Gurita berada. Tebingnya cantik, dengan aksen warna putih dan coklat kemerahan, ada pohon berdaun hijau cerah di atasnya. Sulur-sulur akar yang menjuntai membuat tebing ini tampak eksotis.

 

Tebing cantik tempat Gua Gurita berada

 

Jika ada waktu, perahu juga bisa diarahkan hingga ke ujung teluk yang menghadap laut lepas, sampai Tanjung Mondo. Dari situ kalau cuaca cerah Pantai Tablolong di Pulau Timor dapat terlihat.

 

Baca juga: "Ini Nih Sudut-Sudut Cantik di Pantai Oeseli Pulau Rote NTT"

 

BAGAIMANA SOAL MAKAN DAN PENGINAPANNYA?

Di dermaga pemberangkatan ada warung milik Pak Daf dan istrinya. Tapi hanya menjual mie instan dan minuman serta kelapa muda. Jadi sebaiknya membawa bekal makan siang yang dibawa dari Kota Ba’a.

 

Untuk menginap, di Kota Ba’a saja, ada cukup banyak pilihan penginapan yang nyaman. MyTrip memilih Hotel Freas yang meskipun sederhana tapi bersih dan nyaman. Pemiliknya pun ramah dan senang mengobrol dengan para tamu. Sarapannya juga enak.

 

Berminat mengunjungi Pulau Rote? Hubungi MyTrip di 0811821006.

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Aries Kristiono, Hq Irenius “Nuno”, Mayawati NH
Comment