BEGINILAH SUASANA MISA LEFA DI LAMALERA LEMBATA NTT 2023-05-15 07:25

Misa Lefa di Lamalera Lembata NTT

 

Pagi itu, tanggal 1 Mei 2023, pantai di Desa Lamalera Pulau Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT), dipadati warga yang memakai sarung dan baju terbaiknya. Tampak khusuk mendengarkan seorang pastor memberikan kotbah dengan suara lantang. Ya, hari itu sedang digelar Misa Lefa, misa yang diadakan setiap tanggal 1 Mei, untuk membuka musim turun ke laut (Lefa Nuang) atau musim perburuan paus dan memberi berkat kepada para nelayan dan perahu (paledang)-nya.

 

Warga memadati pantai dengan mengenakan sarung dan baju terbaik

 

Lamafa (sang juru tikam) di antara warga yang mengikuti Misa Lefa

 

Rombongan “Just Pack and Go to Lembata 29 April-6 Mei 2023” yang dipimpin MyTrip datang terlambat, sekitar pukul 7 lewat. Kami sudah berangkat pukul 05.30 dari Kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata; perjalanan dengan mobil memang sekitar 2 jam, cukup lama karena di beberapa ruas, jalanan masih banyak yang rusak. “Halooo Pak Jokowi?” Wkwkwk

 

Baca juga: "Yuk Mengenal Tradisi Perburuan Paus di Lamalera Lembata"

 

Kami langsung membaur, duduk langsung di atas pasir pantai tanpa alas. Menghadap ke arah Kapela St. Petrus Paulus. Di atas pasir tampak ada beberapa sisa lilin dari Misa Arwah yang diadakan tanggal 30 April malam. Misa Arwah juga menjadi satu bagian dari rangkaian pembukaan musim turun ke laut ini. Misa Arwah dimaksudkan untuk mendoakan para leluhur yang meninggal di laut dalam rangka tugas menangkap ikan.

 

Rombongan MyTrip ikut membaur bersama warga

 

Selain rombongan MyTrip, tampak ada beberapa kelompok wisatawan lain, baik domestik maupun mancanegara. Tapi jumlahnya terhitung sangat sedikit. Jauuuh dibandingkan Festival Lembah Baliem di Wamena Papua yang sudah mendunia.

 

Seorang turis mancanegara mengenakan sarung

 

Beberapa saat kemudian pastor berjalan mendekat ke bibir pantai, mengangkat kedua tangan dan menguncarkan doa-doa. Diikuti dengan memberkati laut, memercikinya dengan air suci. Kemudian pastor juga menyentuhkan tangannya ke laut. Dan kembali menghadap ke arah Kapela St. Petrus Paulus untuk terus memanjatkan doa.

 

Pastor mengangkat kedua tangan, membacakan doa-doa

 

Memberkati laut

 

Menyentuhkan dan memasukkan tangan ke laut

 

Pastor kembali menghadap ke arah Kapela St. Petrus Paulus

 

Rangkaian acara berikutnya adalah pemberian berkat dari pastor kepada para nelayan yang sudah berbaris rapi di sisi paledangnya. Sementara itu koor yang terdiri dari kaum bapak-bapak melantunkan lagu puji-pujian, ada yang dalam bahasa lokal, maupun bahasa Latin.

 

Pastor memberikan berkat kepada paledang dan para nelayan

 

Pastor memberikan berkat kepada paledang dan para nelayan

 

Koor kaum bapak-bapak berdiri di samping kapela

 

Dan acara puncak yang dinanti-nantikan pun tiba. Salah satu paledang yang bertengger dengan gagah di kandangnya, setelah diberkati oleh pastor, siap disorongkan ke laut oleh sekelompok nelayan yang berdiri sigap di sekelilingnya. Warga maupun wisatawan yang hadir, serta beberapa tim peliput, berdiri berjajar berdesakan, berlomba mengambil gambar terbaik dari peristiwa ini.

 

Pastor memberkati paledang yang akan turun ke laut pertama kali

 

Pemimpin nelayan bersiap di depan paledangnya

 

Para nelayan mulai menyorongkan paledang ke arah laut

 

Akhirnya paledang pun menyentuh air laut dan mulai melaju membelah ombak Laut Sawu di hadapannya. Pastor kembali mendekat ke bibir pantai, menguncarkan doa. Sementara ada seorang petugas, yang dengan pengeras suara, juga menguncarkan doa-doa. Paledang yang terlihat makin jauh dan jauh, mulai mengembangkan layarnya. Kerumunan warga berdiri mematung memandangi paledang yang makin lama menghilang dalam garis cakrawala.

 

Paledang sudah di bibir pantai

 

Paledang mulai membelah laut

 

Pastor kembali mendekat ke bibir pantai, menguncarkan doa

 

Kerumunan warga menatap paledang yang makin menjauh

 

Wajah-wajah penuh harap cemas

 

Maka berakhirlah Misa Lefa, misa yang menandakan dimulainya musim turun ke laut yang akan berakhir pada bulan November.

 

Keesokan harinya kami mendapat kabar, kelompok pertama yang turun ke laut pada hari pertama musim perburuan itu berhasil mendapatkan seekor paus yang mereka sebut lumba-lumba besar.

 

Beruntung MyTrip dan rombongan sempat mengambil bagian dalam ritual adat yang penuh makna ini.

 

Rombongan MyTrip bersama nona-nona Lembata bersarung

 

Ini sarung dengan motif asli Lembata

 

Di halaman parkir ada yang menjajakan makanan

 

MyTrip kembali membuka open trip “Just Pack and Go to Lembata” tanggal 13-20 Juli 2023. Segera hubungi 0811821006 sebelum kehabisan seat.

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment