MENCICIPI PIEMONTE DI LE DUE LATERNE ITALIA 2022-10-02 07:15

Paprika, makanan pembuka di Le Due Laterne

 

Ada teman bilang, Italia adalah “Padang”-nya Eropa, karena makanan mereka paling terkenal dibanding daerah lain. Mirip dengan Ranah Minang, di dalam Italia sendiri jenis makanannya begitu bervariasi. Kalau di Provinsi Lombardia (Kota Milan) kulinernya banyak keju dan ham karena pengaruh budaya Alpen, di Provinsi Parma makanannya masih ham tapi dengan tomat yang sangat menonjol sehingga lebih “ramai” rasanya. Ini baru geser sedikit --bagaimana kalau daerah yang lebih jauh?

 

Hidangan ala Parma, berbeda dengan Piemonte

 

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi Piemonte, dan bersantap siang di Nizza Monferrato. Sejak datang di Provinsi Piemonte, saya melihat wilayah ini sudah terlihat sangat bangga dengan hasil pertaniannya. Di sarapan hotel kami ada dua produk lokal yang menarik: hazelnut dari petani lokal, dan selai coklat (Nutella) asli dari produsen lokal. Hazelnut rasanya gurih, renyah, lembut dan sedap. Namun yang luar biasa adalah selai coklat homemade-nya: bahan utamanya rupanya hazelnut juga, yang menghasilkan rasa nutty dan tekstur lembut karena minyak kacangnya, baru dibubuhi coklat sebagai pembawa rasa. Enak!

 

Kalau sarapannya begini, bagaimana makan siangnya? Le Due Laterne jawabannya! Dan rupanya Piemonte punya jurus berbeda dalam permainan kulinernya. “Di sini ada pengaruh Prancis yang kuat!” kata teman saya menjelaskan. Pantas saja, terdapat satu meja di resto yang menyajikan berbagai keju. Menarik! Dan hidangan pembukanya sudah bikin penasaran. Paprika yang diisi dengan adonan tuna, anchovy (ikan asin), ikan laut dan mayonnaise. Wow, menarik! Paprikanya lembut, ada dua jenis adonan berwarna oranye dan putih. Rasanya mirip tapi yang oranye sedikit lebih pedas, dengan aroma laut yang jarang sekali ada di Lombardia. Porsinya kecil, namun dieksekusi dengan cantik. Prancis banget!

 

Paprika yang diisi dengan adonan tuna dan anchovy

 

Hidangan kedua, berbentuk mirip muffin tapi dari adonan telur, susu, dan bayam. Sekilas konsepnya mirip chawan musi tapi dipanggang, sehingga bagian luarnya kering renyah. Disantap dengan tomat segar yang dibuat pureé dan daun mint. Aih, cantik! Telur dan bayam adalah paduan yang sederhana, sekilas mengingatkan pada telur dadar di RM Sederhana. Tapi ini lembut karena dibuat dengan susu, creamy dan pas sekali dengan pureé tomat yang asam segar.

 

Adonan telur, susu dengan bayam yang sedap

 

Adonan telur, susu dengan bayam, masih utuh

 

Untuk hidangan ketiga, hadir dua jenis pasta: agnolotti dan potato gnocchi. Agnolotti adalah semacam pangsit atau pasta yang diberi isi, kemudian ditumis dengan mentega dan dibubuhi keju parmesan. Di sini rasanya asin gurih karena agnolotti berisi ragu. Konon, nama “agnolotti” berasal dari nama penemunya yaitu Angiolino, persis di Kota Nizza Monferrato ini. Kemudian gnocchi potato adalah pasta yang dicampur kentang sehingga lebih chewy teksturnya. Untuk memberi warna, dicampur juga dengan bayam, sehingga ada aroma daunnya. Akhirnya, antara aroma daun sedar dan daging gurih silih berganti di lidah, membuat santapan ini tidak membosankan.

 

Dua jenis pasta: agnolotti (kanan) dan potato gnocchi (kiri)

 

Sekarang waktunya hidangan penutup atau dessert! Dasar Prancis, dessertnya bukan satu, tetapi tiga! Dalam satu piring, tersaji tiga jenis dessert. Sepotong kue coklat, satu jumput es krim kismis dan rhum, serta semifreddo dari krim dan hazelnut. Apa itu semifreddo? Bukan temannya Frodo Baggins di Lord of the Rings! Kalau dibandingkan dengan rendang, semifreddo adalah kalio, alias gelato yang belum jadi. Dihidangkan dingin, dibuat dari kuning telur, gula, dan krim. Tidak sedingin es krim, juga tidak mengkristal, tetapi lembut, paduan antara puding dan es krim. Aroma hazelnutnya, aduhai! Lalu gelato alias es krimnya juga tak kalah sedap. Terakhir kue coklatnya, sangat intensif rasanya, sehingga dibubuhi saus vla dari vanilla supaya seimbang. Sebuah sajian tiga sekawan yang rupawan!

 

Dessert tiga sekawan: gelato, chocolate cake, dan semifreddo

 

Bukan Prancis namanya kalau tidak minum wine. Untuk makan siang ini, wine yang disajikan bukan cuma satu, dua! Sebagai pembuka, Barbaresco Rabaja dari Giuseppe Cortese! Anggur merah dari jenis Nebbiolo, menghasilkan rasa yang intensif. Anggur merah yang “rosso” alias berani, tegas, garang. Kemudian disambung dengan jagoan Piemonte yang kedua: Zero Alta Langa dari Enrico Serafino, sparkling wine atau wine putih berkarbonasi. Aduh, ini sedap nian! Anggur putih karbonasi paling terkenal adalah Moscato d’Asti, dari Kabupaten Asti tempat kami berada sekarang. Alta Langa ini, rasanya maut! Fruity, segar, dengan buih karbonasi yang menggelitik lidah. Dan Alta Langa pun menjadi minuman penutup kami, sebelum melanjutkan perjalanan. Terima kasih Piemonte! Sampai jumpa lagi!

 

Barbaresco Rabaja dari Giuseppe Cortese

 

Zero Alta Langa dari Enrico Serafino

 

Suasana santap siang di La Due Laterne

 

Le Due Laterne

Piazza Giuseppe Garibaldi 52

14049 Nizza Monferrato, Italy

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment