OMAH CARKONAH, PIT STOP TOP MARKOTOP DI PEKALONGAN 2022-12-26 00:00

Omah Carkonah, kafe yang menempati bangunan lama

 

Kamu mau bepergian via Jalan Tol Trans Jawa liburan ini? Mau istirahat tapi khawatir rest area penuh? Jangan khawatir, ada Omah Carkonah!Omah Carkonah adalah kafe yang menempati sebuah rumah eks kompleks Pabrik Gula Sragi di dekat Pekalongan.

 

Exit tolnya adalah Pekalongan, atau arahkan Google Maps langsung ke Omah Carkonah. Hanya dalam waktu 20 menit setelah keluar tol kamu akan tiba di Jalan Raya Sragi, di mana ada deretan rumah kuno yang dijadikan cafe di sisi kiri jalan. Selamat datang di Omah Carkonah!

 

Konsep Omah Carkonah adalah menyediakan pit stop atau tempat istirahat di jalur ini. Begitu masuk, terlihat langit-langit yang tinggi, ukuran pintu dan jendela yang serba besar, semuanya dicat hijau elegan dan diberi penerangan downlight sehingga terlihat cantik. Di beberapa sudut bahkan bata temboknya dibiarkan terlihat, membuat kita merasa berada di Kemang atau Ubud. Lalu, kursi dan mejanya! Konon penggagas resto ini mencari mebel sampai ke desa-desa, untuk mendapatkan kursi kayu dan rotan kuno yang sangat nyaman diduduki. Kalau badan kamu pegal karena kelamaan duduk di mobil, pasti langsung betah duduk di kursi ini!

 

Pintu besar khas bangunan lama

 

Salah satu jendelanya, semuanya dicat hijau

 

Bata temboknya dibiarkan terlihat

 

Lihatlah kursi dan mejanya!

 

Tentu saja, apalah arti pit stop tanpa makanan yang enak! Di sini semua hidangan disajikan secara prasmanan, cocok untuk perjalanan. Ayam goreng serundengnya khas Pekalongan, digoreng agak gosong sehingga rasanya gurih dan smoky. Lalu ada menu yang sangat khas, yakni pecak terong dan oseng gembus. Pecak terong versi Pekalongan ini kuahnya kental berbasis santan, dan menggunakan terong utuh. Ini hidangan yang mirip dengan makanan khas Benteng di Tangerang, jejak pengungsian dari Batavia ke Pantura akibat Geger Pacinan tahun 1740.

 

Semua hidangan disajikan secara prasmanan

 

Ayam goreng serundeng khas Pekalongan

 

Pecak terong

 

Oseng gembus hidangan khas Jawa. Adalah ampas tahu yang ditumis dengan sayuran, menjadikan tekstur lembut dan rasa gurih pedas yang menawan. Ada juga krecek yang patoet dipoedjiken, lembut dan legit di mulut. Jika ingin yang segar, ada garang asem Semarangan, ayam yang dikukus di dalam daun pisang dengan tomat, bawang putih, dan bumbu lainnya. Disantap dengan nasi hangat, rasanya bisa bablas angine alias mengusir masuk angin!

 

Oseng gembus

 

Ada dua menu lain yang layak dicoba: pecak cucut dan ikan panggang suwir. Pecak cucut cukup khas Pekalongan: dari ikan cucut yang digoreng lalu “dipecak” atau diberi bumbu kental dan sedikit pedas. Istilah “pecak” lagi-lagi merupakan bukti migrasi Geger Pacinan, karena mirip dengan pecak Betawi. Kemudian ada lagi ikan panggang suwir, yang gurih dan pas diaduk dengan nasi. Di sini kamu juga bisa memesan minuman dan kudapan: ada teh yang tentu saja nasgitel (panas, legi/manis, kentel) sesuai standar Pekalongan, lalu ada wedang uwuh dan rebusan jagung, ubi, dan kacang, kalau ingin mengganjal perut di sore hari. Mantap!

 

Pecak cucut

 

Ikan panggang suwir

 

Setelah puas bersantap dan menikmati suasana, kamu bisa memanfaatkan fasilitas toilet di Omah Carkonah yang bersih dan wangi --syarat utama sebuah tempat pit stop. Lalu, bisa jajan dulu di kudapan yang dijual di dekat kasir: ada keripik po’ong atau keripik singkong khas Pekalongan yang gurih dan renyah nikmat. Lalu, ada juga permen jahe yang hangat manja, juga sebuah produk khas Pekalongan. Kisaran harga makanan antara Rp6.000 - Rp20.000 per lauk, sangat bersahabat di kantong. Jangan lupa selfie di sudut-sudut ruangannya yang cantik! Dalam perjalanan kembali ke tol, ada satu pom bensin, sehingga kamu bisa isi full di sini sebelum melanjutkan perjalanan. Yuk, singgah ke Omah Carkonah!

 

Jangan lupa berfoto dulu

 

IG: @omahcarkonah

Alamat: Sragi, Pekalongan

 

Baca juga: "Pekalongan, Kota Sejuta Citarasa"

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment