KISAH KECANDUAN RAJA AMPAT, HIDUP TAK PERNAH SAMA LAGI SETELAH ITU... 2021-03-23 06:00

Kecantikan Raja Ampat, salah satunya diwakili oleh Puncak Wayag 2

 

Tiga belas tahun lalu, tepatnya Februari 2008,  waktu pertama kali saya pergi ke Raja Ampat Papua Barat untuk menyelam, memang biayanya masih lumayan mahal. Pilihan juga masih belum banyak. Dive operator yang beroperasi di sana hanya satu, plus satu juga di Misool. Penginapan pun masih amat jarang, kalau tak bisa dibilang cuma ada dua resor (di luar Misool) yang dua-duanya dikelola Max Ammer, pria warga Belanda penemu surga bawah laut Raja Ampat. Saya bersama 3 rekan penyelam menginap dan mengambil paket menyelam selama 8 hari di Kri Eco Resort, Pulau Kri, yang posisinya strategis di Selat Dampier, selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta (salah dua pulau utama di Kabupaten Raja Ampat). Harganya saat itu memang mahal, tapi masih terhitung masuk dalam jangkauan. Apalagi saya yakin akan mendapatkan pengalaman yang sepadan.

 

Underwater Raja Ampat

 

Sebagai penyelam pemula yang baru mendapat sertifikat beberapa bulan sebelumnya kala itu, saya merasa beruntung sekali akhirnya bisa merasakan dahsyatnya underwater Raja Ampat. Lima hari penuh kami menyelam, total 14 kali penyelaman, ditemani dua orang dive guide dari Papua Diving yang asli Papua, Berjon dan Edison, benar-benar pengalaman luar biasa. Ikannya banyak, ikan besar maupun kecil, sudah jelas. Terumbu karangnya kaya, rapat, dan cantik, sudah pasti. Tak perlu menyelam dalam-dalam, di beberapa dive site bahkan di kedalaman 5 meter saja kita sudah menemukan pemandangan yang luar biasa.

 

Terumbu karang rapat dan warna-warni di Raja Ampat

 

Raja Ampat terkenal berarus kuat. Hukum “tak ada arus tak ada kehidupan” berlaku.Saya sempat mengalami kepanikan saat tak bisa maju-maju walaupun sudah mengayuh fins sekuat tenaga. Reef hook juga harus siaga untuk ditancapkan di karang keras saat harus beristirahat di tengah arus untuk menonton parade ikan-ikan besar di depan mata.

 

Ikan pari manta di depan mata

 

Pengalaman pertama itu begitu menggoda saya. Hingga saya pun bertekad kembali lagi setahun berikutnya. Bukan sekadar niat karena dipengaruhi euforia usai-pulang-trip, tapi sungguh-sungguh saya wujudkan. Kesempatan kedua datang bulan November 2009 saat teman saya mengajak LOB diving trip dengan memakai salah satu kapal dari Grand Komodo. Harga yang saya bayarkan cukup murah karena teman saya, Adriana Leonita, menyewa kapal untuk kemudian biayanya dibagi sama rata dengan 9 orang peserta.

 

Baca juga: “30 Batu Unik di Raja Ampat. Dari Pengantin Sampai Kelamin (Bagian 1)

 

Are you nut? Ke Raja Ampat lagi?” Kira-kira begitulah respons yang saya dapat dari keluarga maupun teman-teman saat saya bilang mau ke Raja Ampat lagi. Jawaban saya, “Kan ini baru mau dua kali. Setiap tahun ke sana pun saya mau.” Ucapan yang waktu itu tak saya kira akan sungguhan jadi kenyataan. Ya, percaya deh sama saya, Anda tak akan pernah bosan ke Raja Ampat, lagi dan lagi, karena selain cantik, Raja Ampat begitu luas. Banyak sekali yang bisa dieksplor. Titik selamnya saja ada 100-an lebih (walaupun yang sering diselami sekitar tak lebih dari 30). Dan sudah pasti masih akan ada lagi titik selam titik selam lain yang baru ditemukan. Belum lagi pemandangan daratnya. Ada banyak bukit dengan aerial view keren. Belum lagi gua dan air terjun. Belum lagi pulau-pulau kosongnya, batu-batu uniknya. “PR” saya masih banyak di Raja Ampat, hohoho.

 

Aerial view Wayag 1, siapa pun pasti ingin kembali lagi

 

Aerial view Telaga Bintang juga begitu menggoda

 

Raja Ampat juga punya gua

 

Akhirnya tanpa disadari saya pun kecanduan Raja Ampat, tersihir hipnotisnya. Ke Raja Ampat pun menjadi agenda rutin saya saban tahun. Bahkan dalam banyak kunjungan selanjutnya, saya ke Raja Ampat bukan untuk menyelam, melainkan hanya snorkeling dan island hopping. Sebuah ide yang menurut teman-teman diving saya cukup gila. Ngapain buang-buang duit ke Raja Ampat, sudah mahal-mahal tapi nggak diving padahal kamu diver? Jangan salah, justru tanpa diving, saya jadi bisa mengeksplor tempat-tempat yang tidak sempat dikunjungi saat diving trip. Jadi saya pun gigih menganjurkan teman-teman penyelam untuk sekali waktu meluangkan uang dan waktu cutinya untuk eksplor Raja Ampat tanpa diving. Hasilnya, beberapa teman sepakat, ”You right, Maya!”

 

Menikmati laguna Yapap di Misool, belum tentu ke sini kalau dive trip

 

Laguna Yapap, retakan surga yang jatuh ke bumi

 

Tentunya bagi para penyelam yang belum pernah menyelam di Raja Ampat, saya sangat mendorong kalian untuk melakukannya. Jangan mau kalah dengan penyelam-penyelam asing yang sudah lebih dulu merasakan candunya. Simak saja sanjungan pasangan penyelam dan fotografer bawah laut kawakan Claudia Pellarini-Joubert dan Leon Joubert yang disadur dari Bittenbysharks.com: “At least once in a lifetime, make your way off the beaten track, to one of the Earth’s few remaining areas of true wilderness, an eclectic melange of phenomenal scenic wonder, both above and below the water – feed your soul on the Raja Ampat, and return renewed, inspired and complete.” Wow!

 

Surga bawah laut

 

Salah satu above water Raja Ampat yang spektakuler, Danau Love Dafalen di Misool

 

See.... Parade kecantikannya above and below the water! Jadi yang bukan penyelam pun jangan ragu ke Raja Ampat. Jangan pernah berpikir Raja Ampat hanya cocok buat para penyelam. Trippers akan pulang liburan dari Raja Ampat dengan jiwa yang terbarukan.

 

Pasir Timbul, tak kalah mempesona

 

Sunset di Pulau Panun, Misool

 

Masih juga berpikir ke Raja Ampat mahal dan kapan-kapan saja ke sananya? Atau, mau seperti saya yang merasakan “Hidup tak akan pernah sama lagi setelah melihat keindahan Raja Ampat”?

 

Baca juga: ”Mau Tahu Apa yang Tersembunyi di Piaynemo Raja Ampat? Yuk Kita Jelajahi... (Bagian 1)

 

MyTrip akan membuka kembali open trip ke Raja Ampat di bulan Oktober 2021. Dengan itinerary yang lebih lengkap dan variatif. Tunggu update lebih lanjut di sini dan di akun media sosial MyTrip ya... Atau hubungi 0811821006.

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Eddy Sukandar, Fredi Tansari, Hendra Yuwono, M. Reza Faisal, Mayawati NH, Novindra Christian, Susanto Ongkowidjaja, Dok. MyTrip
Comment