KIDS ZAMAN NOW, KALAU KE MISOOL HARUS KE YAPAP YA... KALAU NGGAK, NYESEL DEH! 2017-10-23 00:00

"Gerbang masuk" Laguna Yapap, ditandai batu menjulang mirip --maaf--penis

 

Kalau ditanya spot mana saja di Raja Ampat (Papua Barat) yang harus didatangi, dengan mudah orang menjawab Wayag dan Piaynemo. Ya betul, tapi itu untuk kawasan utara Raja Ampat. Untuk kawasan selatan alias Misool, nama Yapap harus diletakkan di urutan teratas, selain Bukit Dapunlol.

 

Yapap menjadi kejutan menyenangkan buat saya dan teman-teman yang saat Desember 2013 itu baru pertama kali ke Misool. Begitu speedboat memasuki Laguna Yapap, yang ditandai dengan batu karst menjulang di tengah, kami langsung terperangah demi melihat apa yang terhampar di depan mata. Laguna dengan air dangkal hijau toska muda yang tenang, dan... di kiri kanan depan belakang berserakan bebatuan karst yang bentuknya unik, mirip kumpulan candi dari zaman antah berantah.

 

Batu menjulang di tengah merupakan penanda Laguna Yapap yang berair toska

 

Saya serasa pindah ke dimensi lain. Luar biasa! Breathtaking! Saya berani jamin, di dunia ini jarang ada pemandangan yang menyamai Yapap. Kami pun langsung blingsatan mengarahkan kamera ke segala arah. Laguna demi laguna terhampar, dipisahkan oleh formasi batu karst unik. Semuanya baguuusss!

 

Laguna di belakang “batu penis”, ada batu layar di baliknya

 

Desember 2013 itu, setelah pulang, saya meng-googling “Yapap”. Nggak nemu satu pun Yapap yang saya maksud. Ya, saya dan 12 orang teman boleh berbangga, mungkin kamilah salah satu dari sedikit wisatawan yang sudah berkesempatan mengeksplor Yapap kala itu. Baru beberapa bulan setelahnya saya coba googling lagi, barulah muncul tulisan tentang Yapap dari seorang blogger yang datang ke Yapap setelah kami.

 

Kali kedua, ketiga, bahkan keempat kali saya ke Yapap lagi mid Oktober 2017 lalu, kegirangan saya tak berkurang sedikit pun. Parade bebatuan karst di Yapap membuat siapa pun akan ribut berseru, “Cakep bangeeet......” Pertama masuk, kita pasti kepincut pada batu menjulang setinggi +/-10 m yang –maaf— mirip penis. Terus lagi ke dalam, ada batu mirip layar kapal, ada yang seperti stupa candi kuno. Amazing deh!

 

“Batu penis” penanda Yapap

 

Batu layar

 

 

Yang ini laguna di belakang batu layar

 

 

Yang bikin tambah favorit, kita nggak cuma bisa memandanginya dari atas kapal, tapi juga bisa berenang-renang cantik dan ngambang-ngambang maupun snorkelingan di tengah lagunanya yang luas. Kita bisa melihat aneka clam kecil warna-warni, udang, dan ikan shrimpgoby berbagi lubang, juga ikan-ikan kecil lainnya. Terumbu karang di sana memang nggak rapat, bahkan boleh dibilang jarang, kebanyakan hanya berupa hamparan pasir putih, membuat kita nyaman berdiri di atasnya tanpa takut merusak.

 

Berenang-renang cantik

 

Saat air surut bahkan kita bisa berjalan kaki di lagunanya. Jadi di Laguna Yapap kita bisa melakukan aneka aktivitas. Kita bisa mencumbuinya. Banyak ’kan pemandangan alam spektakuler di belahan dunia lain tapi pengunjungnya nggak bisa melakukan kegiatan langsung di situ, misalnya saja Air Terjun Niagara. Wisatawan cuma bisa nonton dari kejauhan. Sebaliknya, banyak juga pantai yang enak direnangi, tapi pemandangannya nggak spektakuler. Nah, Yapap memenuhi kriteria keduanya.

 

Saat air surut, laguna Yapap bisa dieksplor dengan berjalan kaki

 

Alokasikan waktu yang cukup lama di sini, karena waktu satu jam rasanya nggak akan cukup.

 

Nggak jauh dari laguna juga ada Pantai Yapap yang berpasir putih, dengan penanda batu mirip moncong buaya raksasa. Saking miripnya sampai ada yang komentar jangan-jangan ini fosil buaya beneran.

 

Pantai Yapap, penandanya batu mirip moncong buaya

 

Menuju pantai ini kita akan melewati formasi batu mirip anjing pudel, juga mirip bidak catur kuda. Pokoknya, jangan lepaskan kamera dari genggaman saat perahu kita merambahi area ini.

 

Batu mirip kepala orang

 

Batu yang mirip anjing pudel

 

Batu yang mirip bidak catur kuda

 

Di area Yapap ini pula ada bagian lain selain area batu penis dan batu layar yang tak kalah mentereng. Ada bongkahan bebatuan yang mirip kepala orang, onta, dan penyu. Keren abis deh foto-foto di sini. Kita bisa menaiki batu onta dan penyu dengan cara lompat dari kapal, atau memanjat dari dasar batu. Airnya di sini juga dangkal, berwarna hijau toska juga.

 

Berpose ramean di batu penyu

 

Batu penyu dari angle berbeda

 

Berpose di batu onta, pemandangan sekitar amazing!

 

Jadi, kudu masukin tempat yang satu ini ke dalam daftar kalau Anda berkesempatan ke Misool ya! Kalau nggak, bakal nyesel deh! Sumpah, keren abis deh foto-foto di sini. Yang lain bakal sirik to the max!

 

Berpose dari ujung perahu di dekat batu onta dan batu penyu

 

GIMANA CARA KE SANA?

Dari Jakarta terbang dulu ke Sorong di Papua Barat. Lalu naik speedboat dari pelabuhan Sorong ke Misool atau naik kapal umum yang berangkat dua hari sekali. Nah, tiba di Misool, menginap dulu di homestay milik Pak Harun di Pulau Harapan Jaya atau resort sederhana milik Pak Abdul Halim yang menempati Pulau Panun, Panun Paradise namanya. Besoknya baru ke Yapap dengan speedboat yang bisa disewa dari penginapan.

 

Speedboat kami merapat di Pantai Yapap

 

Naik speedboat dari Pulau Panun maupun Pulau Harapan Jaya memakan waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam untuk ke sini. Melewati jalur yang disebut Kabaliliklol, yang sajian di kiri kanannya sudah bikin kami berisik.

 

ADA FASILITAS APA SAJA DI SANA?

Kita nggak bisa mendarat di pulau mana pun di area laguna utama Yapap karena semua pulaunya berupa batu karang. Jadi jangan tanya fasilitas deh! Habis basah-basahan ya naik aja ke kapal, nggak perlu bilas atau ganti pakaian. Mau buang air kecil? Ya langsung di laut. Nah tapi agak melipir dari laguna, kita bisa ke pantainya. Buka bekal piknik di sini nikmat bingiiit!

 

Piknik di Pantai Yapap. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Teks: Mayawati NH Foto: Buntoro Sabariman, Gunata Gura, Indra Panun Paradise, Mayawati NH, Verita Amahorseya, Yuhsie Lohanda
Comment