INGIN MERASAKAN SENSASI MENEROBOS TEROWONGAN AIR DI DANAU TOBELO LABENGKI? 2020-06-09 00:00

Berfoto-foto cantik tepat di ujung terowongan ke arah danau

 

Danau Tobelo di Kepulauan Labengki Sulawesi Tenggara ini sangat menarik karena menawarkan pengalaman yang sulit didapatkan di tempat wisata lain, yakni berjalan menerobos terowongan air. Sayangnya, untuk melakukannya kita harus melihat pasang surut air laut, jadi nggak bisa setiap saat. Makanya trip ke Labengki jarang yang menjadwalkan ke sini. Kalaupun dijadwalkan, belum tentu bisa dikunjungi. Karena ya itu, tergantung pasang surut air laut.

 

Saat pertama kali ke Labengki September 2017 grup kami nggak mampir ke Danau Tobelo. Makanya saya tahu tentang Danau Tobelo baru pada kunjungan kedua, April 2018. Excited banget saat itu begitu speedboat kami merapat di sebuah dinding pulau batu karst. Dan karena sudah diberitahu bagaimana cara masuk danaunya, kami pun sigap melompat keluar dari boat langsung ke air. Memang tak tampak pantai atau daratan di situ. Teman-teman yang nggak bisa atau kurang pede berenang di laut sudah siap dengan jaket pelampung masing-masing. Walapun sebenarnya air lautnya rendah, sepinggang orang dewasa, karena sedang surut tentunya.

 

Turun dari boat dan bersiap masuk ke terowongan

 

Ya, pintu masuk menuju danaunya ini berupa terowongan alami yang berada di air. Jadi dinding pulau yang mengelilingi danau ini ada rongganya di salah satu spot, memanjang hingga tembus sampai ke danau yang ada di tengah pulau. Mulut terowongan cukup lebar, sekitar 5 sampai 10 m lah. Tingginya kira-kira 2 m lebih. Jadi saat masuk kita nggak perlu merunduk-runduk.

 

Mulut terowongannya lebar dan cukup tinggi

 

Bersiap masuk ke terowongannya

 

Cara masuknya sambil berenang gaya dada juga bisa. Tapi berhubung masih bisa memijak dasar, kami semua melangkah saja. Butuh sedikit tenaga pastinya jalan di dalam air, apalagi kadang timbul riak-riak kecil. Di satu titik di dalam terowongan, ada bagian rongga yang menyempit, selebar sekitar 1-1,5 m, jadi harus lewat satu per satu. Tapi setelah itu melebar lagi dan meninggi sampai tiba di bagain dalam pulau, di danaunya.

 

Terowongannya melebar dan meninggi begitu mendekati danaunya

 

Total panjang terowongan saya nggak bisa memastikan. Nggak panjang, perkiraan saya sih nggak sampai 40 m, tapi dari mulut terowongan nggak bisa langsung terlihat danaunya, karena jalurnya juga tentunya nggak lurus. Dengan jalan di air yang nggak bisa secepat jalan di darat, dibutuhkan waktu 5-10 menit kira-kira.

 

Baca juga: "3 Gua di Labengki & Sombori yang Instagrammable"

 

Danaunya cukup luas, dikelilingi dinding batu karst yang ditumbuhi pepohonan. Airnya hijau tosca. Di bagian pinggir yang nggak jauh dari terowongan sih dangkal, saya masih bisa memijak dasar danau yang berpasir, sambil sesekali kepentok batu karang. Makin ke tengah makin dalam. Saya nggak bisa memastikan berapa dalam.

 

Danaunya dikelilingi dinding batu karst, bagian pinggir airnya dangkal

 

Kalau yang hobi foto-foto cantik bisa berfoto aneka gaya di sini, apalagi kalau sempat dan bisa membawa masuk floaties atau kasur air. Kami sih saat itu cukup bahagia bisa mengapung-ngapung di air, kecipak-kecipuk, ciprat-cipratan, dan tentu foto-foto seru. Sempat juga kami dikejutkan kehadiran ular laut. Tapi tak sempat juga terlihat oleh kami. Cuma pemandu kami sempat melihatnya.

 

Suasana danaunya asyik buat ngapung-ngapung

 

Kalau ada yang tanya, apakah di sini menarik untuk snorkeling? Menurut saya sih nggak terlalu ya. Ikan-ikan kecil ada tapi nggak banyak. Terumbu karang juga nggak banyak. Tapi nggak tahu juga deh kalau lebih ke tengah apakah ada yang menarik underwater-nya. Saya nggak coba dan memang nggak membawa masuk alat snorkeling.

 

Lagipula memang nggak bisa berlama-lama juga di sini. Kita harus memperhatikan kondisi air. Kalau sampai keburu air pasang, bisa-bisa terjebak di danau ini, nggak bisa keluar karena terowongan akan full terendam air. Dan nggak ada jalan lain untuk keluar. Makanya kalau pemandu lokal atau kru boat yang mendampingi kita bilang harus segera keluar, wajib nurut ya.

 

Sebelum keluar, bolehlah berfoto-foto dulu dengan foreground langit-langit terowongan seperti yang kami lakukan. Mumpung air belum pasang, hehehe...

 

Foto-foto dulu sebelum keluar

 

 

Saat kami berjalan keluar, agak lebih berat karena pas banget arus atau gelombangnya mengarah masuk. Jadi kami harus melawan arus. Perlu ekstra hati-hati supaya nggak kehempas ke arah batu-batu karst tajam.

 

Keluar dari terowongan sebelum air pasang

 

O ya, pasang surutnya air tidak dapat dipastikan. Bisa saja surut saat pagi, siang ataupun sore. Jadi memang kondisional banget. Makanya tergantung keberuntungan deh bisa masuk ke sini.

 

Danau Tobelo bisa dijangkau dengan speedboat dari Pulau Labengki Kecil selama 10-15 menit. Letaknya nggak jauh dari Laguna Toros Kampali. Pulau Labengki Kecil biasanya dijadikan homebase para wisatawan yang ke Labengki. Sedangkan cara ke Labengki dan objek-objek wisata lainnya di Labengki bisa dibaca di sini.

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Akha Jelajah Sultra, Mayawati NH, Priyo Tri Handoyo
Comment