ALILA SOLO, RIWAYATMU KINI… 2022-08-08 07:30

Pemandangan indah duet Merapi-Merbabu

 

Saya ingat pertama kali ke Alila Solo tahun 2016, ketika kami sedang menulis buku 100 Mak Nyus Joglosemar. Waktu itu, hotel ini baru buka, masih gres! Meskipun kami tidak menginap, tapi sudah terpesona oleh interior lobby-nya yang luar biasa. Sebuah lukisan raksasa panjang dari kulit yang menggambarkan motif dunia perwayangan menghiasi area reception dengan amat indah, elegan, dan sangat “njawani”. Kursi sofa besar mendominasi area, yang nampak besar namun nyaman dan terasa akrab. Ya, selamat datang di Alila Solo! Bahkan ketika berkesempatan kembali ke sini 6 tahun kemudian, kesan modern masih kental terasa. Sebuah desain yang betul-betul timeless!

 

Area reception dengan lukisan raksasa panjang

 

Jangan salah, judul artikel ini bukan mengacu pada masa lalu yang lebih indah, tapi justru pada kenyataan Alila Solo yang justru sekarang semakin kinclong. Lobby-nya unik, di mana mobil akan naik ke lantai satu, sehingga posisi masuk lebih tinggi dari jalanan. Dikelilingi tiang-tiang tinggi, dan diterpa angin cukup kencang, area ini membuat kita “lupa” ada di tengah Kota Solo: seolah-olah kita sedang ada di Ubud atau Tegallalang Bali. Kamarnya pun cukup luas, dengan atap tinggi yang membawa kesan elegan. Pemandangan dari lantai 26 tempat kami menginap, aduhai! Kota Solo dengan jalan utamanya Slamet Riyadi nampak menyapa kami dengan gemerlap malam. Paginya, giliran pemandangan indah duet Merapi-Merbabu menghiasi cakrawala. Menarik!

 

Kamar di Alila Solo

 

Pemandangan malam Solo dari lantai 26

 

Dan yang dinanti di Alila adalah… sarapannya! Lokasinya di sisi ujung lobby, dengan hiasan panel-panel indah. Sampai tulisan ini dibuat bulan Juni 2022, pengambilan makanan masih dilakukan oleh staf, sehingga super higienis. Kualitas makanannya, warbiyasak! Berbagai jus termasuk wedangan seperti wedang uwuh, disajikan dalam botol PET 300 ml sehingga nampak bersih.

 

Ruang sarapan di Alila Solo

 

Sarapan di Alila Solo

 

Wedang uwuh, disajikan dalam botol PET 300 ml

 

Saya mengambil bubur polos, lalu meminta karyawan membubuhi gudeg, opor ayam, dan krecek pada bubur. Jadilah bubur gudeg yang merupakan sarapan favorit di Solo. Gudeg khas Solo yang gurih dan warnanya lebih pucat, cocok bersanding dengan krecek dan opor ayam disiram bubur polos yang panas. Mantap! Dan ini baru permulaan. Masih ada timlo solo, hidangan khas serupa sup yang tersaji dengan baik. Di sisi dessert, ada jenang Pati --hidangan khas Pati dengan kuah kental, serta bubur ketan hitam yang manis legit sempurna. Cucok!

 

Bubur gudeg plus cappucino

 

Timlo solo

 

Kios Jenang Pati

 

Jenang pati

 

Bubur ketan hitam

 

Kalau lapar sore, tentu saja tidak bisa mengandalkan sarapan Alila yang sudah kelar jam 10 pagi. Jangan kuatir, Solo gudangnya angkringan! Salah satunya adalah Wedangan Mantap. Ini adalah wedangan elit yang tergolong bersih, dengan sistem “touch screen” alias makanannya diletakkan dalam kotak kaca dan dipilih dengan menunjuk posisinya di jendela. Bersih! Di sini kami menemukan teh jahe sereh yang luar biasa. Jahenya jahe merah alias jahe emprit, yang lebih kecil tapi pedas mantep rasanya. Serehnya banyak sampai menuh-menuhin gelasnya, menghasilkan kehangatan yang menyebabkan “bablas angine” alias anti masuk angin.

 

Wedangan Mantap

 

Wedangan Mantap “touch screen

 

Teh jahe sereh

 

Ronde jahe

 

Mumpung di Solo, saya mencicipi kudapan khas yang membuktikan minat masyarakat Solo pada riset antariksa: jajanan yang disebut “Apollo”. Ketan bakar yang dibubuhi susu kental manis coklat! Sedap nian. Mungkin sudah waktunya Asosiasi Angkringan Solo menciptakan kudapan baru yang bernama “Curiosity” sesuai dengan robot NASA yang menjelajah planet Mars. Yuk, jalan-jalan ke Solo!

 

Apollo

 

 

Alila Solo

Jl. Slamet Riyadi No. 562

Surakarta

IG: @alilasolo

 

Wedangan Mantap

Jl. Sugiyopranoto No. 12

IG: @wedanganmantap

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin) Foto: Harnaz Tagore, IG Alilasolo
Comment