PUNTHUK SETUMBU TETAP MAGIS WALAUPUN TANPA BOROBUDUR 2021-07-27 15:10

Magisnya sunrise di Punthuk Setumbu

 

“Selamat Datang di Punthuk Setumbu, Borobudur Nirwana Sunrise”. Itulah tulisan di gapura di samping loket tiket objek wisata yang berada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini. Salah satu bukit di Pegunungan Menoreh ini sudah sangat populer sebagai lokasi menikmati sunrise terbaik ke arah Candi Borobudur. Bahkan saat cuaca kurang bersahabat yang membuat Candi Borobudurnya tertutup kabut tebal dan mataharinya baru terlihat saat sudah meninggi pun, pengalaman pagi buta di sini tetaplah magis!

 

“Selamat Datang di Punthuk Setumbu, Borobudur Nirwana Sunrise

 

Ya, pagi hari di awal Juni 2021 itu MyTrip kurang beruntung mendapatkan pemandangan laksana nirwana dari teras pandang Punthuk Setumbu. Candi Borobudur yang menyeruak di antara kabut tipis dengan nuansa langit jingga serta latar samar Merapi dan Merbabu yang epik itu memang tak menyambut kami. Tapi beruntung, alam masih berbaik hati menyembulkan siluet Gereja Ayam di Bukit Rhema yang memang tak jauh juga dari Punthuk Setumbu. Dan meski sapuan warna jingga hasil sinaran matahari yang sudah mulai meninggi tak sespektakuler sunrise yang sempurna, tetap saja mata dan jiwa terhibur.

 

Terlihat siluet Gereja Ayam

 

Beberapa pehobi foto yang sudah bersiap dengan tripodnya pun tampak tak kecewa. Sementara para pehobi selfie juga memuaskan diri berfoto di beberapa spot selfie yang berlatar Pegunungan Menoreh. Spot selfie-nya nggak berbayar, tapi biasanya ada petugas lapangan yang menawarkan jasa memotreti, dan tentu berharap imbalan serelanya.

 

Spot selfie menjadi hiburan

 

Petugas lapangan menawarkan jasa motretin

 

Dalam kondisi pandemi tapi sebelum PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, pengunjung terlihat cukup banyak, padahal bukan weekend. Jadi kalau bukan pandemi, pasti teras pandang yang nggak sampai setengah lapangan bola ini padat sekali.

 

Cukup banyak pengunjung, tapi nggak padat

 

KAPAN MULAI VIRAL?

Punthuk Setumbu mulai viral sejak 2009. Awalnya ada fotografer yang memotret sunrise di bukit yang merupakan ladang warga ini. Fotonya disertakan dalam lomba foto, dan menang. Sejak itulah kawasan ini banyak didatangi wisatawan pemburu sunrise. Sekarang terasnya dan pagarnya sudah bagus, ada gazebo dan kursi-kursi di bawah pohon. Juga ada tulisan “Punthuk Setumbu” besar dan warna-warni di teras maupun di dinding tebing.

 

Suasana teras pandanganya, ada gazebo

 

 

Punthuk Setumbu sendiri dari bahasa Jawa yang artinya bukit atau gundukan yang seperti tumbu, atau tempat nasi dari anyaman bambu. Lokasi tepatnya di Jl. Borobudur-Ngadiharjo KM 4 Dusun Kerahan Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Suhu udara sejuk cenderung dingin tentunya karena berada di ketinggian. Tapi nggak perlu pakai jaket tebal, karena hanya berkisar 22-24 derajat celcius.

 

 

 

BAGAIMANA KE PUNTHUK SETUMBU?

Kalau dari pusat kota Magelang berkendara sekitar 45-60 menit. Sedangkan dari Kota Yogyakarta sekitar 1,5 jam.

 

Buat Trippers yang nggak mau bangun lebih pagi, menginaplah di Balkondes Karangrejo yang hanya berjarak 1,9 km dari Punthuk Setumbu, hanya memakan waktu 5 menit berkendara. Tapi kalau kondisi sudah normal memang perlu diperhitungkan agar tak berangkat terlalu mepet dengan waktu munculnya matahari sekitar pukul 05.15-05.30 karena sebelum jam 5 saja pengunjung sudah memadati teras pandang.

 

 

Perlu diperhitungkan juga, dari lokasi parkir kendaraan ke teras pandang butuh jalan kaki mendaki sekitar 15 menit kalau jalannya santai normal. Manula yang jalannya lebih lambat tentu butuh waktu lebih lama. Panjang jalur 300 m.

 

TIKET MASUK, JAM BUKA, FASILITAS

Pertama kita harus membayar Rp10.000 per mobil di tengah jalan menuju Punthuk Setumbu. Ada petugas berjaga yang menaik-turunkan portal di situ. Sedangkan tiket masuk dibayarkan setelah kita memarkir mobil, di loket tiket samping gerbang masuk. Rp20.000 untuk pengunjung domestik dan Rp50.000 untuk wisman. Anak-anak <5 tahun gratis.

 

Tak perlu membawa senter untuk berjalan kaki ke teras pandang utama karena tersedia penerangan memadai di sepanjang jalur yang sudah rapi dipaving, dan ada undak-undakannya di jalur yang menaik.

 

Jalur berpaving dan berpenerangan

 

Jalur berundak dan tukang sapu yang sudah bekerja di pagi buta

 

Tempat ini dibuka 24 jam (dalam kondisi normal), tukang sapu pun saat pagi buta sudah mulai bekerja. Warung-warung juga sudah buka saat kami mulai berjalan naik sekitar jam 5 kurang. Yang mau ke toilet bisa di area parkir maupun di atas. Mushola juga tersedia. Tempat ini, walaupun dikelola oleh warga, sudah bagus penataan dan fasilitasnya. Jalan masuknya pun sudah bagus.

 

Warung-warung sudah buka

 

WAKTU TERBAIK

Untuk mendapatkan pemandangan cantik maksimal harus datang di musim kemarau. Dan lebih spesifik lagi, jika ingin melihat matahari tepat menyembul di antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi datanglah saat Juni-Juli.

 

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment