PANDUAN TERKINI MENIKMATI DUSUN BUTUH “NEPAL VAN JAVA” 2021-07-29 00:00

Pemandangan ke arah bawah Dusun Butuh

 

Kalau Trippers datang ke Dusun Butuh yang dijuluki Nepal van Java saat baru viral pertengahan 2019, pasti belum ada gapura permanen bertuliskan “Dusun Butuh”, tulisan gede-gede “Nepal van Java”, plang atau spanduk bertuliskan “Gardu Pandang” di mana-mana, papan besar bertuliskan “Icon & Spot Photo Destinasi Wisata Nepal van Java”, warung-warung di atas rumah yang menjual pemandangan, ojek hilir-mudik, serta lapangan parkir luas dan banyaknya petugas mengatur. Ya, semua itu kini sudah ada melengkapi kehadiran Dusun Butuh sebagai primadona wisata baru. Padahal tadinya ini hanyalah sebuah dusun di lereng gunung yang sebagian besar warganya hidup dari berladang.

 

Gapura Dusun Butuh

 

Begitu masuk sudah terlihat tulisan “Nepal van Java”

 

Di Mana Sih Dusun Butuh?

Meskipun tempat ini tenar banget, tapi mungkin masih ada yang belum tahu, persisnya di mana sih lokasinya? Di Temanggung atau Magelang? Jadi, Dusun Butuh ini berada di Desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Jadi bukan di Kabupaten Temanggung.

 

Kalau dari Bandara Adisucipto Yogyakarta ke Dusun Butuh perlu waktu 2,5 jam berkendara, menempuh 68 km ke arah barat laut.

 

Nah, kalau berangkat dari pusat kota Magelang sekitar 1 jam, menempuh 22 km ke arah barat.

 

Rutenya lewat mana? Tenang aja, Dusun Butuh ada di Google Maps, tinggal ikuti, pasti sampai. Kalau bingung-bingung dikit saat ketemu percabangan, tanya aja penduduk setempat, pasti semua tahu. Yang penting pastikan mobil dalam kondisi sehat sehingga kuat menanjak.

 

 

Awalnya Gimana Sampai Jadi Viral?

Awalnya ada pendaki senior yang melihat pesona dusun ini. Ya maklum, karena dusun ini menjadi salah satu titik awal pendakian Gunung Sumbing. Dusun ini adalah dusun terakhir dan tertinggi di kawasan lereng Gunung Sumbing, di ketinggian 1.600-an mdpl. Pendaki tersebut yang pernah juga mendaki gunung di Nepal mencetuskan komentar bahwa Dusun Butuh mirip Nepal. Tentu ia juga membuat foto-foto yang diunggah ke media sosial dan kemudian viral.

 

Gunung Sumbing sendiri yang tingginya 3.371 mdpl berada di tiga wilayah kabupaten, yakni Magelang, Wonosobo dan Temanggung.

 

Kenapa Dijuluki Nepal van Java?

Karena kontur yang bertingkat-tingkat di lereng gunung, rumah-rumah warga yang dibangun di atas lahan lereng ini pun posisinya bertingkat-tingkat dan berjajar rapi. Kebetulan banyak warga yang senang mengecat rumahnya dengan warna-warna mencolok pula. Sementara Gunung Sumbing dengan gagahnya menaungi di belakangnya --sisi utara. Jadilah keberadaan rumah warna-warni di kontur bertingkat-tingkat ini mirip kondisi di beberapa pedesaan di lereng-lereng pegunungan di Nepal.

 

Rumah warna-warni di kontur bertingkat-tingkat

 

Kapan Waktu Terbaik Kunjungannya?

Kalau mau berfoto dengan latar Gunung Sumbing yang tak tertutup awan maupun kabut datanglah pagi hari di musim panas. Tapi ada juga yang meyakini lebih besar kemungkinan melihat gunungnya utuh saat sudah lebih siang. Intinya sih saat cuaca benar-benar cerah, nah itu waktu terbaiknya.

 

Ada Berapa Spot Foto?

 

So far ada 9 spot. Paling bawah Gardu Pandang Pesona Butuh (bayar Rp3.000). Lalu naik sedikit ada Teras Nepal (Rp.2000), dan Gapura & Patung Pendaki (gratis). Ketiganya ini berada di sisi kiri sungai kecil yang membelah dusun.

 

Gardu Pandang Pesona Butuh

 

Lalu yang di sisi kanan sungai ada lebih banyak: Taman Depok (spot foto sekaligus sanggar kesenian), Teras Masjid Baituttaqwa, Tangga Naga, Gapura Pendakian --ini semua gratis. Lalu ke atasnya lagi ada Gardu Pandang Lembah Nepal (Rp3.000), dan paling atas Gardu Pandang Punthuk Nepal (Rp4.000).

 

Taman Depok

 

Pemandangan dari Taman Depok

 

Masjid Baituttaqwa

 

Spot Mana yang Paling Bagus?

MyTrip hanya berfoto di Taman Depok danTeras Masjid Baituttaqwa, sementara Gardu Pandang Pesona Butuh dan Teras Nepal hanya kami lewati.

 

Kami memang tidak naik terus ke atas, karena sebenarnya memandang dari mana pun, pemandangan ke arah bawah maupun ke arah atas kurang lebih akan sama saja. Hanya beda angle sedikit, dan tentu saja yang paling krusial adalah faktor cuaca, cerah atau mendung berawan.

 

Saat kami datang, sayangnya, Gunung Sumbing tertutup awan tebal. Tapi kami tetap merasa cukup beruntung karena pemandangan ke arah bawah cerah, langit biru, dan barisan awan justru menciptakan kesan seolah ada barisan pegunungan salju. Haha, jadi beneran berasa di Nagarkot Nepal.

 

Jadi beneran berasa di Nagarkot Nepal

 

O ya, foto-foto dan video Dusun Butuh yang viral banyak juga yang diambil dengan drone. Memang akan jauh lebih spektakuler kalau diambil dengan drone. Tapi kalau saja cuaca cerah dan Gunung Sumbing terlihat, foto dengan kamera biasa pun keren. Ini supaya nggak penasaran MyTrip tampilkan foto dari www.pesonadusunbutuh.com

 

Begini foto terbaik Dusun Butuh tanpa drone, saat cuaca cerah

 

Bisa Ngapain Lagi?

Guna mendukung warga, cobalah mampir di warung-warung kecil milik warga yang memang kondisinya seadanya, karena mereka memakai ruang tamu atau teras rumah di lantai dua sebagai tempat makan. Dan mungkin juga rasa masakannya kurang memuaskan, tapi at least Trippers membuat mereka ikut mencicipi madunya pariwisata. Di bagian paling depan ada juga resto yang memiliki gazebo-gazebo.

 

Mampirlah di Warung di Atas Rumah

 

Resto dengan gazebo-gazebo

 

Dan lagi, sebenarnya, untuk melihat view nggak harus ke spot-spotnya. Dari warung yang menempati teras terbuka di lantai dua ataupun di dak atas, kita bisa melihat pemandangan kurang lebih sama bagusnya dengan dari spot foto.   

 

Ada cukup banyak warung yang menyediakan meja kursi di dak atas rumah

 

Dan tentunya jangan hanya sibuk berfoto, karena keseruan juga bisa dialami kalau Trippers melakukan jelajah dusun, yang tentu paling afdol kalau dengan jalan kaki. Bisa sekalian berinteraksi dengan penduduk yang ramah-ramah. Atau bisa juga membeli sayur-mayur yang dijual warga, hasil langsung dari ladangnya.

 

Warga menjual sayur-mayur

 

O ya, kalau masih belum puas berfoto, di area sekitar lahan parkir juga bagus buat foto-foto.

 

Ladang terasering di dekat lahan parkir

 

Menginap di Mana?

Kalau mau melihat sunrise dan suasana pagi buta, bisa menginap di homestay atau rumah warga. Atau bisa juga di Griyo Butuh yang dekat lahan parkir. Tapi kalau nggak ngejar sunrise, bisa menginap di mana pun di Kota Magelang.

 

 

Tiket Masuk & Jam Buka

Tiket masuk dusun: Rp8.000. Parkir: Rp3.000 (motor), Rp10.000 (mobil).

Untuk mobil, area parkir berada sekitar 200 m dari gerbang. Demi ketertiban dan kenyamaman bersama, dilarang parkir di pinggir jalan.

Spot foto ada yang gratis maupun berbayar, sudah disebutkan di atas.

Ojek keliling dusun: Rp35.000, atau bisa lebih murah tergantung spot mana yang dituju. Abang ojeknya sih pasti lihai-lihai, tapi harus tetap hati-hati karena jalannya curam.

Jam buka: 06.00-17.30.

 

Jalanannya curam begini nih

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Hemawati NH, Mayawati NH, www.pesonadusunbutuh.com
Comment