SERUNYA IKUTAN BERTRANSAKSI DI PASAR BARTER WULANDONI DI LEMBATA NTT 2023-02-26 14:35

Warga melakukan barter di Pasar Barter Wulandoni

 

Ke Pulau Lembata lihat apa? Lihat orang sana berburu paus di laut? Tradisi berburu paus di Lembata, tepatnya di Desa Lamalera, memanglah kearifan lokal kabupaten yang berada di ujung timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Tapi Lembata juga punya kearifan lokal lain yang tak kalah unik, dan jarang ada di tempat lain. Yaitu adanya pasar barter di Desa Wulandoni Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Dan pasar ini berhasil mendapat penghargaan sebagai juara nasional normal baru 2020 kategori pasar tradisional jenis pasar barter lhoo…. Hadiahnya Rp 3 miliar dari Kementerian Dalam Negeri!

 

Baca juga: “Segeralah ke Lembata Sebelum Viral

 

Kabar baiknya, pasar barter ini bisa dikunjungi atau ditonton oleh wisatawan. Juni 2022 lalu rombongan MyTrip yang terdiri dari 23 orang sempat mampir ke Pasar Barter Wulandoni ini. Kami bahkan disambut hangat Pak Kepala Desa Wulandoni periode 2021-2027 Laurensius Nikolaus Ola dan jajarannya. Peluit tanda dimulainya transaksi Sabtu pagi itu bahkan baru dibunyikan setelah rombongan MyTrip tiba. Ya, pasar barter di Wulandoni digelar hanya seminggu sekali, tiap hari Sabtu, dimulai pukul 9 pagi. Petugas desa yang meniup peluit, dibantu stafnya menarik retribusi dari para penjual berupa hasil bumi maupun hasil laut yang kemudian dikumpulkan di kantor desa. Jumlahnya tak ditentukan, seiklasnya para penjual.

 

Rombongan MyTrip bersama Kepala Desa Wulandoni dan jajarannya di kantor desa di seberang pasar

 

Halaman yang dirindangi pepohonan di seberang kantor desa itu tidak terlalu luas. Tidak ada bangunan sama sekali. Tapi di beberapa tempat disediakan platform dari beton berbentuk lingkaran yang berdiameter sekitar 1 meter sebagai tempat gelaran jualan. Nggak semua penjual kebagian platform itu tentu saja, jadi sisanya menggelar jualannya di tanah, dialasi daun atau karung plastik.

 

Beginilah suasana pasarnya

 

Para penjual hasil ladang

 

Seru sekali menyaksikan bagaimana mereka melakukan transaksi dengan cara membarter hasil ladang seperti buah-buahan dan sayuran dengan hasil laut. Ya, pasar barter ini mempertemukan warga yang tinggal di pegunungan dengan warga yang tinggal di pesisir. Semua berbaur dalam riuh-rendahnya pasar.

 

Hasil laut dibarter dengan hasil ladang

 

Terlihat tawar-menawar. Satu sisir pisang, sebaskom ubi, sekaleng beras merah, seikat daun singkong, seplastik pinang, seonggok labu siam atau jagung yang merupakan hasil ladang ditukar dengan ikan yang sudah dikeringkan ataupun ikan segar, juga garam kasar hasil laut. Mereka sudah punya patokan kelayakan nilai barternya. Tapi tentu tetap ada proses tawar-menawar.

 

Jagung dibarter dengan ikan

 

Ikan yang sudah diawetkan dibarter dengan daun singkong

 

Tawar-menawar

 

Nah sebagai wisatawan, bagaimana kalau kita mau ikutan membeli di pasar barter? Tenaaaang….. Boleh kok beli pakai uang karena ‘kan kita nggak punya hasil bumi, jadi dikecualikan. Saat itu rombongan MyTrip mayoritas membeli buah-buahan, ya pisang, jeruk, nanas, alpukat. Jangan pake nawar ya…. Udah murah harganya. MyTrip sendiri membeli beras merah satu takaran saja, Rp10.000. Terbukti setelah ditanak di rumah, berasnya mantap!

 

Trippers juga bisa ikutan membeli

 

Inilah hasil belanjaan rombongan MyTrip

 

Beras merah

 

Sejak kapan sih pasar barter ini ada di Wulandoni? Menurut info dari kepala desa, sudah ada sejak tahun 1800-an. Saat itu tentu saja warga Lembata belum mengenal mata uang.

 

Pasar ini juga erat kaitannya dengan tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional di Desa Lamalera yang lokasinya tak jauh dari Wulandoni. Orang dari Lamalera membarter daging ikan paus yang sudah diawetkan maupun minyak dari lemak ikan paus dengan hasil bumi dari pegunungan di Wulandoni ini tiap Sabtu. Tapi Desa Lamalera sendiri juga punya pasar barter yang digelar di hari lain, yakni tiap Selasa.

 

Baca juga: “Yuk Mengenal Tradisi Perburuan Paus di Lamalera Lembata

 

Untuk ke Desa Wulandoni dari ibu kota Lembata yaitu Lewoleba naik mobil sejauh 40 km, ditempuh kurang lebih 2,5 jam. Sedangkan Kota Lewoleba bisa dicapai dari Jakarta dengan naik pesawat, transit di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

 

Mau turut merasakan serunya mengunjungi pasar barter di Lembata? Yuk ikutan Just Pack & Go to Lembata 29 April - 6 Mei 2023. Hubungi WhatsApp 0811821006

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Mayawati NH, Dok. MyTrip
Comment