BENGKULU, MENARIKKAH BUAT DIKUNJUNGI? 2019-08-08 00:00

Fort Marlborough, difoto dengan drone

 

Provinsi Bengkulu yang berada di pantai barat Sumatera memiliki garis pantai sepanjang 525 km. Provinsi yang dikenal sebagai Bumi Rafflesia karena memiliki puspa langka Rafflesia arnoldii ini sarat nilai sejarah karena pernah lama diduduki Inggris, bukan Belanda seperti wilayah lain di Indonesia. Di Bengkulu pula ada Rumah Pengasingan Bung Karno dan Rumah Ibu Fatmawati Soekarno. Hal-hal itu cukup untuk mengonfirmasi, Bengkulu menarik untuk dikunjungi.

 

TENTANG BENGKULU

Ada 10 kabupaten/ kota di Provinsi Bengkulu yaitu Kab. Mukomuko, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Kaur, Kab. Seluma, Kab. Kepahiang, Kab. Rejang Lebong, Kab. Lebong, dan Kota Bengkulu.

 

Inggris yang telah menduduki Bengkulu selama 140 tahun (1685–1825) akhirnya menyerahkan Bengkulu ke Belanda dengan perjanjian tahun 1824. Saat itu Gubernur Jenderal Inggris adalah Thomas Stamford Raffles. Nama Bengkulu saat pendudukan Inggris adalah Bencoolen, asalnya dari “Cut Land” alias “Tanah Patah”. Karena wilayah ini merupakan patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia.

 

CARA KE BENGKULU

Penerbangan dari Jakarta ke Bengkulu (Bandara Fatmawati Soekarno) ditempuh sekitar 1 jam 15 menit. Maskapai yang melayani Garuda, Sriwijaya, Lion Air, Citilink. Ada yang langsung, ada yang transit dulu di Padang.

 

TRANSPORTASI DARI BANDARA KE KOTA

Ada 2 konter taksi di Bandara Fatmawati Soekarno. Tarif yang ditawarkan kurang lebih sama. Dari bandara juga bisa sewa Avanza atau Innova. Ada juga DAMRI ke Terminal Sungai Hitam melewati beberapa hotel.

 

OBJEK-OBJEK WISATA DI KOTA BENGKULU:

FORT MARLBOROUGH
Landmark Bengkulu ini peninggalan Inggris, yang selesai dipugar tahun 1984. Nama benteng ini diambil dari nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, John Churchil, Duke of Marlborough I.

 

Fort Marlborough

 

Masuk ke bagian utama benteng melewati jembatan di atas parit selebar 7 m, dengan kedalaman 1-3 m. Setelah masuk, terlihatlah di kiri kanan ada bekas barak pegawai dan sel militer yang sekarang dijadikan ruang pamer berisi foto-foto tentang sejarah Bengkulu maupun sejarah benteng.

 

Ada juga halaman rumput luas yang di beberapa spotnya diletakkan meriam. Bagian atas benteng bisa dinaiki dari dua sisi. Dari atas sini kita bisa melihat perkampungan dan lautan luas.

 

MONUMEN PARR

Monuman Parr

 

Dibangun oleh Raffles untuk memperingati tewasnya Gubernur Jenderal Inggris yang bertugas di Bengkulu Thomas Parr tahun 1807. Monumen berbentuk segi delapan dengan beberapa pilar dan beratap kubah.

 

GEDUNG DAERAH BALAI RAYA SEMARAK (BEKAS ISTANA RAFFLES)

Istana atau bekas tempat tinggal Raffles di Bengkulu ini sampai kini masih tetap apik setelah direnovasi. Rumah ini berubah fungsi menjadi rumah dinas gubernur yang dinamakan Gedung Daerah Balai Raya Semarak.

 

Kawanan rusa di depan Gedung Daerah

 

Gedung putih berhalaman rumput luas ini biasanya ramai sore hari. Pengunjung datang untuk melihat rusa tutul. Rusa-rusa jinak itu senang menghampiri pengunjung yang menyodorkan makanan dari balik pagar.

 

LAPANGAN MERDEKA

Lapangan Merdeka

 

Datanglah sore-sore ke sini karena selain di Pantai Panjang, di sinilah warga lokal berkumpul. Banyak penjual makanan menggelar jualannya dari mobil yang telah disulap jadi outlet makanan. Jangan cari makanan atau camilan khas Bengkulu di sini, karena justru yang banyak dijual adalah seblak, jajanan khas Bandung. Para penjaja ini membuka lapak mulai pukul 3 sore hingga 11 malam setiap hari.

 

RUMAH PENGASINGAN BUNG KARNO

Aslinya rumah ini milik pedagang Tionghoa bernama Tjang Tjeng Kwat, yang dibangun tahun 1918. Lalu tahun 1938-1942 oleh Belanda dijadikan kediaman Bung Karno selama masa pengasingan.

 

Tampak depan Rumah Pengasingan Bung Karno

 

Rumah ini menyimpan catatan kisah Sang Proklamator yang saat itu beristrikan Inggit Garnasih. Bangunan utama 9 X 18,5 m ini memiliki teras depan dan belakang, ruang tamu, ruang kerja, 2 kamar tidur. Bangunan yang sekarang kita lihat sudah mengalami beberapa renovasi dan penggantian bagian yang rusak. Di halaman belakang ada sumur tua yang airnya dipercaya bikin awet muda.

 

Baca juga: "13 Objek Wisata di Ende. Salah Satunya Tempat Lahirnya Pancasila"

 

RUMAH IBU FATMAWATI SOEKARNO

Mesin jahit yang digunakan untuk menjahit Bendera Pusaka

 

Rumah panggung ini menjadi salah satu bagian sejarah cinta Sang Proklamator dengan Ibu Fatmawati. Di setiap ruangan di rumah yang tak besar ini terbingkai banyak gambar-gambar mengenai kedekatan Bung Karno dan Ibu Fatmawati di kala itu, termasuk puisi-puisi. Yang menarik adalah mesin jahit yang berada di salah satu sudut kamar.

 

MASJID JAMIK

 

Awalnya masjid ini hanyalah sebuah surau yang didirikan Sentot Alibasya, seorang panglima perang Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Bengkulu. Ketika masyarakat ingin memperbaikinya, Bung Karno yang saat itu sedang dalam pembuangan di Bengkulu, sebagai seorang arsitek, tergerak ikut membantu mendesain dan mengerjakannya. Masjid yang telah menjadi Cagar Budaya ini beratap tumpuk, tidak ada bentuk kubah seperti masjid pada umumnya.

 

KAMPUNG CINA

Permukiman yang didominasi toko-toko ini telah direvitalisasi oleh Pemda menjadi rapi dan berwarna-warni seperti sekarang. Tapi jangan bayangkan kampung yang serba merah dan penuh lampion. Hanya terlihat satu vihara, Vihara Buddhayana, itu pun bagian depannya bukan bergaya kelenteng pada umumnya. Kampung ini lebih menampilkan kebersahajaan sebuah kampung yang dipenuhi gedung tua yang masih tetap lestari.

 

PANTAI PANJANG

 

Selain Fort Marlborough, orang juga mengenal Bengkulu karena Pantai Panjangnya. Namanya sesuai faktanya karena garis pantainya mencapai 7 km. Saking panjangnya, namanya dibedakan lagi menjadi beberapa nama mulai dari selatan hingga ke utara yakni Pantai Pasir Putih (ada sand spa), Panjang, Nala, Berkas, Malabro (plesetan dari Marlborough), Tapak Padri, Jakat, Pasar Bengkulu. Karena pantainya menghadap Samudera Hindia –ke arah barat-- maka sunset adalah sajian utama pantai ini. Ciri khas pantai ini adalah adanya deretan pohon cemara laut yang meneduhkan suasana pantai, bukan pohon kelapa.

 

PULAU TIKUS

Mencapai pulau ini dari Pantai Tapak Padri naik perahu nelayan selama 30-45 menit. Merupakan pulau yang dikelilingi terumbu karang indah. Cocok sebagai spot snorkeling. Di pulau ini ada mercusuar tua dan jangkar besar berwarna kuning yang pada masa pemerintahan Inggris digunakan untuk tempat kapal berlindung dari hempasan gelombang sebelum merapat ke pelabuhan.

 

DANAU DENDAM TAK SUDAH

Danau ini dulunya dam/bendungan yang tidak selesai (tak sudah) dikerjakan oleh pemerintah kolonial Belanda dan akhirnya beralih fungsi dan kemudian dijadikan cagar alam karena memiliki flora langka anggrek pensil.

 

Danau Dendam Tak Sudah saat sunrise

 

Hanya 10 menit berkendara ke sini dari pusat kota Bengkulu. Danaunya tepat berada di sisi jalan raya, sementara pemandangan Bukit Barisan menyembul samar di belakang danau. Di tepi danau berjejer kursi-kursi kayu yang disediakan kedai-kedai makanan di seberang jalan. Pagi buta saat yang pas ke sini untuk menunggu matahari terbit.

 

Tentang makanan khas dan oleh-oleh Bengkulu baca di artikel selanjutnya.

 

Teks: Mayawati NH Foto: Herry Tjiang, Mayawati NH
Comment