PANDUAN EKSPLOR NEW SARINAH: MAKAN, JAJAN, FOTO-FOTO, DAN MENGUAK MISTERI 2022-06-14 23:30

Relief yang dulunya terabaikan kini menjadi ikon New Sarinah

 

Apa tujuan orang datang ke Gedung New Sarinah di Jalan M.H. Thamrin Jakarta yang dibuka kembali sejak 21 Maret 2022? Sebagian besar pasti buat makan. Tak heran food court-nya yang diberi nama Pasar Nusantara selalu ramai, terutama di gerai-gerai makanan legendaris. Tapi tentunya banyak juga yang datang buat eksis foto-foto, terutama berfoto di depan relief patung yang hingga kini masih misterius, dan juga di depan tulisan Sarinah dengan latar wajah sang pengasuh Soekarno itu. Satu lagi yang menarik, eskalator pertama di Indonesia sejak 1966.

 

Pasar Nusantara, food court-nya

 

MAU MULAI DARI MANA?

Bingung mau mulai dari mana? Kalau bawa mobil dan parkir di gedung parkirnya, Anda pasti masuk lewat pintu selatan dan langsung ketemu Dewata Indonesian Fine Foods di lantai G. Kalau naik kendaraan umum pasti masuk dari pintu utamanya di sisi barat. Lalu, kalau mau makan di Pasar Nusantara turunlah ke lantai B (basement), melewati yang disebut Interactive Stair --tangga yang dibuat duduk-duduk para pengunjung.

 

MAU MAKAN APA?

Sama seperti makan di food court pada umumnya, kita pasti lapar mata dan bingung memilih. Apalagi di sini berjejer aneka gerai makanan legendaris. Sebut saja Gudeg Yu Djum, yang saat MyTrip datang di jam makan hari biasa, antre cukup panjang. Ada juga Nas Gor Kam Bon Sir (Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih), Soto Betawi H. Mamat, Sate Mak Syukur, Kopi Es Tak Kie, Kwetiau 28 Aho, Gado-Gado Boplo, Lontong Balap Ria Surabaya, Sate & Seafood Senayan, dan banyak lagi. MyTrip sendiri memilih Sate Klathak Pak Abe Jogja dan minum Kopi Es Tak Kie. O ya, bayarnya cashless ya. Siapkan e-wallet Anda.

 

Antrean di Gudeg Yu Djum

 

Sate Klathak Pak Abe Jogja

 

Di luar food court tentu ada banyak restoran lain, termasuk yang lebih berkelas macam Bali Timbungan dan Bukanagara di lobby utara lantai G. Ada juga Dapur Solo, Sari Ratu, Ramen 38 Sanpachi, Raa Cha Suki & BBQ, Titik Temu Coffee, Filosofi Kopi, dan sebagainya. Bagi penyuka aneka camilan jangan lupa mampir ke Sari-Sari di lantai B. Toko aneka kue jajan pasar ini sangat melegenda di Bandung. Antrean cukup panjang tapi cepat.

 

MAU TAHU TENTANG RELIEF PATUNGNYA?

Nah ini dia yang menjadi ikon New Sarinah, dan banyak menjadi sasaran foto. Menonton video peninjauan relief patung di Gedung Sarinah pada Oktober 2020 di channel YouTube Candrian Attahiyyat (Tim Ahli Cagar Budaya DKI), agak ngenes juga melihat relief ini teronggok tak terurus di ruang gelap yang berfungsi sebagai ruang mekanikal elektrikal.

 

Memang menjadi pertanyaan besar dan belum terjawab, mengapa relief patung itu diabaikan, atau bahkan disembunyikan? Untung saja pihak tim pemugaran Sarinah yang menemukannya, tak membiarkannya, dan mengajak Tim Ahli Cagar Budaya DKI untuk meninjaunya. Singkat cerita, relief patung yang masih belum diketahui siapa perancang/pembuatnya itu, pada akhirnya dikembalikan ke khitahnya sebagai karya seni bernilai tinggi. Posisinya tetap, di lantai G, karena faktor kesulitan teknis untuk memindahkannya. Maklum, ukurannya 3 X 12 m. Hanya saja tentu ruang tertutup gelapnya telah berubah menjadi main hall.

 

Relief patungnya kini di main hall

 

Relief patung juga bisa dilihat dari lantai di atasnya

 

Menurut Candrian Attahiyyat yang diwawancara di channel Maybi Prabowo, patung yang diduga kuat dibuat bersamaan dengan masa awal pembangunan gedung yakni tahun 1964 itu, bisa menjadi jendela untuk melihat budaya Indonesia. Mewakili idealisme Presiden Soekarno kala itu yang ingin menunjukkan masyarakat petani yang kuat. Ukuran patungnya sendiri sekitar 1,5-2x ukuran manusia normal. Pembuatnya pastilah pematung kelas atas, minimal sekelas Edhi Sunarso, si perancang Patung Selamat Datang, Patung Pancoran, dan Patung Pembebasan Irian Barat.

 

O ya, relief patung ini untungnya selamat lho dari kebakaran hebat yang menimpa Sarinah tahun 1984.

 

MAU BERFOTO-FOTO DI MANA LAGI?

Di lantai yang sama dengan relief patung, di dekat meja informasi, ada satu dinding bernuansa kayu dengan tulisan “Sarinah” berwarna merah yang sangat ikonik, dilatari gambar tampak samping Sarinah, pengasuh Soekarno. Quote Soekarno tentang Sarinah yang mengajarinya tentang mencintai rakyat jelata juga terpampang. Wajib yaaa berfoto di sini.

 

Kenangan tentang Sarinah

 

Tak boleh terlewat juga adalah eskalator pertama di Indonesia sejak 1966, yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. Eskalatornya memang sudah tidak berfungsi, hanya menjadi pajangan diapit dua eskalator baru di kiri kanannya. Dari penjelasan Candrian, gedung lama Sarinah memiliki 10 unit eskalator. Yang dipajang sekarang adalah pilihan dan gabungan dari 10 unit tersebut.

 

Eskalator pertama di Indonesia sejak 1966

 

Kita juga bisa berfoto-foto di bagian teras lantai 2. Di situ telah disediakan wahana foto berupa rangka kotak berwarna merah.

 

Wahana foto di teras

 

 

Ada satu lagi yang dipertahankan dari gedung lama yaitu kolam pantul yang berada di bagian luar gedung.

 

MAU BELANJA?

Sarinah merupakan pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang mulai dibangun tahun 1964 dan diresmikan Presiden Soekarno tahun 1967. Ditujukan sebagai tempat promosi produk-produk dalam negeri, UMKM dan koperasi. Sampai kini fungsi itu tetap dilanjutkan.

 

Gedung lama Sarinah

 

Kita bisa melihat aneka produk fashion dan kerajinan lokal ditata dengan begitu apik hampir di setiap lantai. Juga dijual aneka produk makanan. Nggak berniat beli tapi hanya window shopping cuci mata juga sangat menyenangkan di sini.

 

Produk fashion

 

Aneka kerajinan

 

Produk makanan

 

MAU KE SINI?

Sarinah mudah dijangkau dengan aneka moda transportasi umum. Kalau naik KRL turunlah di Stasiun Gondangdia atau Stasiun Tanah Abang, lalu sambung bajaj. Kalau naik MRT, turun di Stasiun Bunderan HI, setelah itu tinggal jalan kaki sedikit. Nah kalau naik Trans Jakarta turunnya tepat di Halte Sarinah. 

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Mayawati NH, Priyo Tri Handoyo
Comment