BUTUH 3 LANGKAH PERJUANGAN UNTUK SAMPAI KE PANTAI BAWANA DI SUMBA 2018-01-04 00:00

 

Sumba makin naik daun, apalagi sebelum 2017 berakhir ada dua film yang mengambil latar di Sumba yakni Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dan Susah Sinyal, setelah tiga tahun sebelumnya juga Sumba dipopulerkan oleh film Pendekar Tongkat Emas. Nah kalau begitu mari kita bahas salah satu tempat di Sumba yang wajib banget dikunjungi. Apa itu?

 

Pantai Bwanna atau ada juga yang menyebutnya Bawana. Highlight pantai ini adalah tanjung karang yang menjorok ke pantai dengan bolongan besar di tengahnya, laksana gerbang raksasa. Cakep banget! Dan pastinya Instagramable!

 

Highlight-nya karang bolong raksasa

 

Tapi layaknya spot-spot ‘surga’ di negeri kita tercinta, butuh perjuangan untuk mencapai pantai yang terletak di Kecamatan Kodi Balagar, Kabupaten Sumba Barat Daya ini.

 

Perjuangan pertama: Dari Tambolaka sebagai gerbang masuk ke Sumba Barat Daya harus berkendara selama 1,5-2 jam. Jalanannya kayak apa? Awal-awal dari Kota Tambolaka sih masih normal dan bagus lah. Tapi begitu memasuki kawasan Kodi, aspalnya mulai jelek, sempit, di beberapa ruas ada kubangan, di kiri kanan semak belukar kalau nggak bisa disebut hutan tipis-tipis, kadang-kadang aja ada rumah penduduk. Mendekati Bawana mobil atau motor kita harus melewati persawahan.

 

Melewati persawahan

 

Perjuangan kedua: Begitu mobil diparkir, setelah membayar sebesar Rp 50.000 per mobil, kita masih harus trekking. Awalnya menembus hutan basah, trek masih datar, hanya sesekali licin. Beberapa menit setelahnya kita harus berjuang menapaki trek turun yang curam berupa undakan batu-batu alami --ada yang agak beraturan, ada yang seadanya. Beratnya, selain licin, jarak antarundakan batunya membuat yang lututnya sudah berumur agak menyeringai. Jauh boo jarak antarundakannya! Kadang kita harus separuh ngesot, atau jalan mundur –karena limbung kalau hadap depan saking curamnya.

 

Awalnya trek rata

 

Lalu mulai curam

 

Memang sih ada cukup banyak remaja maupun pemuda lokal yang tanpa diminta akan mengiringi kita. Rombongan MyTrip waktu itu satu-satu ditempel oleh mereka. Mereka menawarkan bantuan. Buat yang punya sedikit kendala fisik ataupun takut, bantuan mereka tentu menjadi solusi. Tapi bagi yang cukup pede berjalan sendiri, kehadiran mereka agak sedikit mengganggu. Well, nggak apa-apa sih. Walaupun tanpa deal di muka, mostly mereka cukup puas diberi imbalan Rp 20.000 untuk membantu turun dan naiknya kembali. Ada juga sih yang minta lagi, merasa kurang. O ya, dengan kondisi curam dan jarak yang jauh antarundakan, naik kembalinya ngos-ngosan! Catatan: Turun penuh kehati-hatian butuh waktu +/-25 menit. Naiknya kalau nggak banyak berhenti bisa 15 menit.

 

Lihat betapa curamnya

 

Perjuangan ketiga: Menurut cerita supir kami, daerah di sekitar sini cukup rawan. Pernah ada wisatawan yang datang hanya sendiri atau berdua dibegal. Serem juga ya... Makanya mending bareng supir atau pemandu lokal deh, aman.

 

 

Tapi apa pun perjuangan yang harus dilalui, pantai berpasir putih yang garisnya panjang dengan dilatari tebing tinggi ini layak banget didatengin! Rugi ke Sumba kalau nggak ke sini. Karang bolong setinggi kurang lebih 10 m dengan tinggi bolongan +/-6 m tentu jadi spot favorit untuk berfoto. Apalagi di depannya ada beberapa batu besar berserakan, pas untuk tempat berfoto dengan framing karang bolong.

 

Spot foto favorit

 

Selain mengeksplor pantainya dengan turun ke area pantai dan mendekati karang bolong seperti yang kami lakukan, wisatawan juga bisa naik kendaraan ke ujung lainnya dari pantai ini untuk menyaksikan kegagahan Pantai Bawana dari ujung atas tebing. Paling pas datang saat sunset. Sayang, waktu jualah yang membatasi kami untuk ke sana.

 

O ya, katanya, tebing karang bolong itu juga bisa dinaiki, walau saya nggak tahu naiknya dari mana. Mungkin juga sulit. Ya sudahlah, selain bermain di sekitar karang bolong, kami juga berjalan ke arah kanan dan menikmati hamparan pasir pantai yang sangat panjang. Kalau mataharinya lagi pas, pemandangan pantai yang dijilati ombak ini bisa seperti Salar de Uyuni, dataran garam maha luas yang ada di Bolivia, Amerika Selatan lho!

 

Mirip Salar de Uyuni nggak?

 

Nggak terlalu jauh, tapi butuh waktu juga, ke arah kiri ada Pantai Watu Maladong dengan penanda batu karang yang mirip rumah adat Sumba, yang ada bolongnya juga di bawahnya tapi kecil. Sayang kami tak sempat ke sana.

 

Ke arah kiri karang bolong

 

Karang bolong dilihat dari arah kiri

 

Info sewa mobil: Harga sewa mobil sejenis Kijang ber-AC kalau hanya main di Tambolaka atau ke tempat wisata yang dekat bisa Rp 500.000 sudah termasuk supir + BBM. Tapi kalau jauh keluar kota seperti ke Bawana bisa sampai Rp 1 juta atau semurah-murahnya Rp 750.000.

 

Info tiket pesawat: Penerbangan Jakarta ke Tambolaka dilayani maskapai Garuda, Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air. Nggak ada yang direct, minimal transit sekali. Harga tiket normal sekali jalan antara Rp 1,6 juta sampai Rp 4,2 juta.

 

 

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Verita Amahorseya
Comment
Asla

Pantainya unik. Jarang ada pantai seperti ini

2018-02-22