BREMAN BREWERY, KEJUTAN KHAS BALI DI KERAMAS! 2022-06-24 07:55

Urutan and grilled chicken platter

 

Lokasi Breman di Gianyar Bali memang tidak biasa. Jika kamu melewati Jl. Prof. Ida Bagus Mantra, maka di kiri jalan dekat Pantai Keramas ada plang besar petunjuk ke Breman Brewery. Dan ini bukan sembarang brewery! “Kami ingin menyajikan bir khas Indonesia!” kata Yoyok Budi Prasetio dari Breman. Rupanya, bahkan filosofi nama dan logo Breman ini Indonesia banget! Breman berasal dari kata sansekerta “Bremantya” yang artinya semangat atau spirit. Logonya berasal dari desain tattoo jalak Bali. Warna oranye dan biru, melambangkan sunset dan biru laut kepulauan Nusantara. Gagah!

 

Dari kiri ke kanan: Yoyok Budi Prasetio dari Breman, penulis, dan seorang turis Italia

 

Rupanya, spirit lokal Breman tidak berhenti sampai di logonya saja. Hidangannya pun lokal banget! Ada lawar klungah, lawar khas Negara yang dibuat dari batok kelapa yang masih muda. Tentu saja, yang satu ini selalu saya pesan, karena sulit menemukan hidangan ini di Denpasar. Selain itu, saya juga memesan platter urutan dan grilled chicken. Urutan adalah sosis khas Bali, disajikan dengan tampah dan porsi besar, cukup untuk 2-3 orang. Bisa memilih nasi atau kentang goreng, lalu dilengkapi sayur kacang panjang dan lawar. Sebagai kudapan saya memesan gerang, lagi-lagi khas Bali: mirip ikan asin bulu ayam tapi tidak asin. Ada juga nasi aroma: nasi yang dimasak dengan berbagai bumbu aromatik. Mantap!

 

Urutan, sosis khas Bali

 

Lawar klungah selalu membuat saya terkesima. Bentuknya seperti daging ayam, tetapi tekstur dan rasanya seperti rebung. Sedikit manis, renyah, kenyal dengan aroma kelapa. Sedap, disantap dengan nasi! Lalu, urutannya juga boleh tahan. Empuk, berseling seimbang antara lemak dan daging, dengan aroma bumbu yang sedap. Ayamnya juga dipanggang sempurna, menjadi pendamping yang cocok untuk bir! Sayur kacang panjangnya segar dan sedap. Dan untuk menambah cantik hidangan, Breman bahkan menghiasi sajian dengan edible flower seperti bunga telang. Amboi, cantik dan sedap!

 

Lawar klungah

 

Gerang crispy, menurut saya rasanya unik. Mula-mula aneh karena lidah sudah menebak rasa yang asin banget. Ternyata tidak! Yang ada adalah kerenyahan sempurna, aroma ikan, dengan rasa asin minimal. Wow, kejutan! Lalu, nasi aroma pun tidak mengecewakan: nasinya ditanak dengan baik, aromanya berimbang. Menarik! Betul-betul semangat kuliner lokal Bali yang disajikan secara profesional. Mantap!

 

Gerang crispy

 

Nasi aroma

 

Namanya brewery, mana birnya? Jadi, konsep Breman ini memang nyeleneh. Mereka hanya menyajikan bir yang segar dari tankinya! Dan hanya ada dua jenis saja: gelap dan terang. Biasanya memang setiap ke sini tamu memesan dua gelas, sesuai anjuran RA Kartini: habis gelap, terbitlah terang! Dan karena bir ini didesain untuk orang Indonesia, rasanya pun menarik. Yang “gelap” memiliki warna dan karakter rasa mirip “dunkel bier” ala Jerman, tetapi terasa lebih ringan dan tidak bikin eneg. Yang “terang” juga memiliki rasa otentik namun tidak terasa berat! Alhasil, birnya bisa diminum lebih cepat, dan tidak menimbulkan rasa kembung. Ciamik! Jika ingin paduan citarasa lokal dan minuman berspirit Bali, yuk mampir ke Breman! Di Jakarta, bir Breman bisa didapatkan di beberapa tempat, salah satunya Die Stube, Kemang. Kalau mau ngebir sambil mencicip lawar klungah, ya harus segera ke Pantai Keramas!

 

Bir Breman “gelap”

 

Ada opsi untuk plant tour di Breman

 

Breman Brewery & Bar

Jl. Pantai Keramas

Gianyar, Bali 80581

Telp: 0361 479 4071

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment