AYAM GORENG KARTINI SOLO: HABIS GELAP TERBITLAH SELERA! 2022-07-24 13:30

Ayam goreng dengan warna golden brown sempurna plus tahu goreng berkilau menggugah selera

 

Sebenarnya, kami tidak berencana ke Kartini. Masalahnya, waktu sudah cukup larut di Solo, jam 8 malam tepatnya. Rata-rata jagoan ayam goreng --Mbah Karto Tembel misalnya-- sudah menjelang tutup. Sementara anak-anak perlu ayam goreng untuk santap malam. Jadi, makan di mana? Memang, di dalam setiap krisis, ada kesempatan!

 

Baca juga: “Tombo Kangen Karto Tembel

 

Kami masuk ke Ayam Goreng Kartini di Jl. Bhayangkara hanya gara-gara parkirannya yang penuh dan tempatnya yang terang-benderang. Bangunannya tidak mewah tapi ditata artistik. “Selera Priyayi Tempo Doeloe” kata mottonya. Tadinya, tidak terbayang di mana “priyayi”-nya, karena ruangannya sederhana, terkesan ala Solaria. Kami memesan ayam goreng, sayur asem Betawi, tahu tempe goreng, dan nasi, tanpa berharap terlalu banyak.

 

Pas makanan datang, barulah kami tahu apa yang disebut “priyayi”. Hidangan datang dalam nampan besar, dengan bakul nasi yang unik: dibuat dari daun lontar atau kelapa yang kaku, tengahnya diberi lapisan daun pisang. Nasi mengepul cantik di atas wadah unik ini! Lalu kemudian ada ayam goreng yang golden brown sempurna plus tahu goreng, yang berkilauan menggugah selera. “Lalapan”-nya unik: satu set tauge, daun kenikir, dan trancam (ancaman sedap dari kelapa dan gula jawa). Satu set lagi rebusan daun pepaya, kol putih, timun, dan kemangi. Kemudian jagoannya datang belakangan: sambal bawang yang pedas mandraguna. Ampun, Ndoro… Hebat bener penyajian priyayi ini!

 

Hidangan ala priyayi di Rumah Makan Kartini

 

Catatan: saya orang Bandung, di mana ayam goreng adalah makanan pokok. Jadi, punten sadayana alias mohon maap, standar ayam goreng saya cukup tinggi. Jujur, saya jarang menemukan ayam goreng yang mengesankan di luar Jawa Barat. Tapi di Solo, ada Mbah Karto Tembel, dan kini habis gelap terbitlah selera Ayam Goreng Kartini! Daging ayamnya  empuk, digoreng sempurna. Kondisi daging masih lembut karena kelembaban yang pas, aroma bumbu ungkep meruap sedap melengkapi rasa dagingnya yang sudah enak. Tahu gorengnya pun kualitas bagus! Tidak bau, tidak asam, lembut bak mojang Lembang, eh, tahu Lembang maksud saya. Dicocol sambal bawang yang pedas, duh Gusti! Sedap rasanya. Sebagai orang Bandung, saya memesan kecap manis sebagai cocolan tambahan. Keun wae atuh! (Boleh aja ‘kan?).

 

Sambal bawang yang pedas

 

Nah yang unik adalah lalapannya. Lalapan Sunda benar-benar dilupakan di sini, tapi enak benar pairing-nya. Trancam rasanya pedas-gurih-manis, dengan aroma kelapa. Cocok dengan tauge dan kenikir! Aroma dan tekstur kenikir yang khas, berpadu dengan tekstur tauge yang renyah, lalu sepadan dengan gurih-manisnya trancam. Sedikit pedas, menambah akrab suasana. Satunya lagi: rebusan daun pepaya! Enak banget dicocol kecap dan sambal, lalu disantap dengan nasi panas. Di sini aroma kemangi yang cocok, memberikan top note pada daun pepaya rebus yang berserat dan sedikit pahit. Pahit sedap, seperti bitterness di bir. Hebat juga, yang membuat pairing sayuran ini: kenikir-trancam, kemangi-daun pepaya!

 

Trancam, kenikir, dan tauge

 

Daun pepaya rebus, kol, timun

 

Sayur asemnya pun patoet dipoedjiken: gurih sedap, sungguh gagrak Betawi yang kuahnya agak kental. Namun di sini yang digunakan hanya kulit tangkil saja (melinjo), bijinya sudah tidak ada. Aneh ya, bijinya ke mana? Namun saya tidak sempat berpikir panjang karena langsung sibuk mencabik daging ayam goreng yang sedap bergantian dengan lalapan variatif ini. Bandrol Rp135.000 untuk dua dewasa dan dua anak-anak porsi foodie. Recommended, karena tempatnya bagus, hidangannya sedap, dan paduannya mantap. Memang enak hidup ala priyayi!

 

Ayam Goreng Kartini

Jl. Bhayangkara no 47

Panularan, Laweyan, Solo

No. HP: 0815 674 0444

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment