TONG KOSONG SEDAP RASANYA: MENCICIP JAMESON STOUT DI COFFEEBEERIAN 2022-07-11 00:00

Jameson Stout, wiski dalam tong bir hitam

 

Di hari Rabu, 6 Juli 2022, saya diundang ke acara icip-icip yang disponsori oleh Jameson Whiskey, kolaborasi Beergembira dan Coffeebeerian. Jameson Whiskey adalah produk wiski yang diproduksi di Cork County, Irlandia. Wiski adalah minuman destilasi yang dibuat dari fermentasi biji-bijian, dan suatu hari Dave Quinn dari Jameson punya ide cemerlang: menggunakan tong kayu bekas produksi bir stout (bir hitam) untuk menyimpan wiski, sehingga rasa-rasa dan aroma khas bir hitam bisa diserap oleh wiskinya. Menarik bukan?

 

Para peserta asyik mencicipi wiski

 

Bir hitam alias stout sendiri memiliki sejarah panjang di Irlandia. Tetapi, justru yang hadir mewakili bir hitam malam itu adalah pria bertato asal Jaxel! Namanya Laki Gushary, beliau adalah seorang seniman bir kriya sekaligus pengelola Coffeebeerian. Kok coffeebeerian? Apakah ini bir yang dibuat dengan tong kopi? Rupanya bukan. “Namanya Coffeebeerian karena tempat ini ditujukan untuk orang yang suka ngopi dan ngebir,” kata Laki. Selain punya makanan sedap seperti pork belly dan roti sourdough panggang, tempat ini spesial karena menjadi ajang adu kreasi seniman bir kriya se-Jakarta yang bernama #Kriyafest. Bir kriya sendiri adalah gerakan memproduksi bir dalam jumlah kecil tapi diproses unik, sehingga melahirkan rasa dan aroma khas. Malam itu kami mencicipi salah satu karya Laki: sweet stout!

 

Tiga gelas sudah tersaji di meja. Yang di sebelah kanan berwarna kuning, yang tengah agak coklat, dan yang kiri hitam legam dengan busa di atasnya. Yang pernah datang di acara pernikahan kelenteng suku Hokkian di Medan pasti tahu: yang hitam itu bir hitam alias stout! Yang kanan adalah Jameson Original dan yang tengah adalah Jameson Stout, wiski yang disimpan dalam tong bir hitam itu. Pippa Ryan dari Jameson Whiskey dengan semangat menjelaskan sejarah Jameson serta proses pembuatannya, sementara aroma wiski sudah naik membuat air liur mulai menetes dan virus-virus tumbang terkena uap alkohol. Jiah!

 

Ketika pencicipan dimulai, memang kentara ada perbedaan rasa antara yang original dengan yang stout. Yang original Jameson memang aromanya kuat, dengan citarasa mirip buah apel dan pir, sedikit vanilla dan sehingga aromanya terasa manis. Sementara Jameson Stout, di luar dugaan terasa lebih halus, dengan aroma stout yang khas namun cukup tipis. Terasa lebih kaya rasa dari yang original! Menarik bahwa berbeda tong penyimpanan saja bisa mengubah rasa seperti ini: tong kosong (bikin) enak rasanya! Dan yang tak kalah menarik adalah sweet stout buatan Laki: jika biasanya bir hitam rasanya sepet, ini manis! “Ini dibuat dengan menggunakan gula laktosa, yang tidak bisa dicerna ragi bir sehingga tetap manis setelah fermentasi,” kata Laki menjelaskan. Wow, menarik! Rasa bir hitam ini jadi tidak biasa: warna gelap, rasa gurih sedap, namun manis sehingga nggak ngebosenin untuk diminum. Sedap!

 

Tentu saja acara malam itu tidak hanya minum, tapi ada padanan makanannya! Coffeebeerian (juga disebut Cobe) memang punya dapur yang juga mumpuni, bisa dinikmati meskipun kamu bukan penyuka bir. Malam itu dapur Cobe menghadirkan sate ayam panggang ala Jepang yang cocok untuk mendampingi Jameson Original, lalu bruschetta dengan gurita yang selaras buat Jameson Stout, dan terakhir dessert chocolate cake dengan saus stout yang serasi dengan birnya. Kalau mampir ke sini, saya suka Baked Belly, daging samcan yang dipanggang dengan saus segar, disantap dengan sourdough panggang yang sedap nian. Boleh coba burgernya, atau gindara steak dengan saus ponzu yang moist dagingnya dan lembut rasanya. Yuk, mampir ke Cobe!

 

Yakitori ayam ala Cobe

 

Bruschetta gurita

 

Chocolate cake dengan saus stout

 

Foto bersama setelah acara di Coffeebeerian

 

Coffeebeerian

Jl. Ciragil II No.26

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

IG: @coffeebeerian

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin) Foto: Ade Putri Paramadita, Harnaz Tagore, Lidia Tanod
Comment