4 TAHUN BEKRAF: EKONOMI KREATIF MENCIPTAKAN KESETARAAN 2019-09-30 00:00

 

Selama kurang lebih 4 tahun masa kerjanya, Badan Ekonomi Kreatif atau biasa disingkat Bekraf yang dibentuk Presiden Joko Widodo tahun 2015, telah banyak menghasilkan karya nyata. Kepala Bekraf Triawan Munaf dan Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik memaparkan pencapaian-pencapaian dan target ke depan Bekraf pada acara “Bincang Bareng Bekraf” Jumat 27 September 2019 lalu di KAUM Resto Jakarta.

 

Berita gembira pertama yang disampaikan adalah sudah dirampungkannya UU Ekonomi Kreatif oleh DPR, tinggal menunggu pengesahan dari presiden. UU ini akan menjadi payung hukum bagi dunia ekonomi kreatif (Ekraf) Indonesia, dan pada gilirannya Ekraf akan berada dalam arus utama strategi pembangunan nasional. Ditargetkan juga untuk mengarusutamakan Ekraf dalam kebijakan ekonomi global.

 

Ricky Joseph Pesik dan Triawan Munaf

 

World Conference on Creative Economy (WCCE) telah sukses dilaksanakan tahun 2018 lalu di Bali. Melahirkan 21 poin Bali Agenda, salah satunya ingin memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam bidang Ekraf. Dalam kesempatan itu juga disepakati bahwa Ekraf adalah alternatif untuk menciptakan lebih banyak equality (kesetaraan), karena masalah dunia selama ini adalah inequality.

 

Bersama Kementerian Luar Negeri Bekraf juga sedang mengusulkan ke PBB agar menjadikan tahun 2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif Dunia.

 

Dipaparkan juga bahwa potensi Ekraf Indonesia luar biasa besar. Karya dan kreasi dari pelaku yang sudah kawakan maupun generasi baru bermunculan tak habis-habis. Market place juga tidak terbatas di era digital ini. Tak heran kalau sumbangan Ekraf ke PDB (Produk Domestik Bruto) naik 100 triliun rupiah. Total target tahun 2019 adalah 1.210 triliun rupiah.

 

Suasana "Bincang Bareng Bekraf"

 

Rencana terdekat Bekraf adalah berpartisipasi dalam semua event Ekraf kelas dunia dan menjadi benchmark. Bekraf juga akan berpartisipasi dalam World Expo di Dubai tahun 2020. Kegiatan yang paling dekat adalah Bekraf Festival 2019 yang digelar tanggal 4-6 Oktober di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, mengusung tema Kita, Kaya, Karya, dengan target pengunjung 50.000. Acara ini terbuka untuk umum dan tiket masuk gratis dan dapat diperoleh melalui loket.com. Di acara itu Bekraf akan menyampaikan laporan kepada publik tentang apa saja yang sudah dilakukan Bekraf.

 

Selama satu tahun terakhir, Bekraf telah menyelenggarakan berbagai program untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Program tersebut di antaranya Orbit, SCARA, LOCK, Create, IKKON, Docs by The Sea, BIGGER, BEACON, Bekraf Creative Labs, Bekraf Developer Day (BDD), Bekraf for Pres Startup (Bekup), Kelas Keuangan, sertifikasi profesi (salah satunya barista), pelatihan Komisi Film Daerah (KFD) dan lainnya.

 

Bekraf juga berkomitmen menjadi fasilitator antara para pelaku industri film dengan pemodal, memfasilitasi pengurusan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) untuk para pelaku Ekraf, dan ada juga Project Portamento di mana Bekraf akan melindungi hak cipta para seniman, agar tidak ada lagi nilai ekonomi yang hilang dari HKI. Dan yang paling baru adalah rencana peluncuran Bekraf Creative District, berkolaborasi dengan Bappenas dan BUMN. Distriknya akan ada di kota mana, itu yang masih dirahasiakan.

 

Sedangkan dukungan untuk dunia pariwisata, antara lain dengan mendorong diadakannya event-event, mendorong lahirnya produk-produk lokal unggulan dan juga kuliner khas agar wisatawan mancanegara (wisman) mau datang berkali-kali ke Indonesia. Karena kalau hanya mengandalkan keindahan alam, kemungkinan wisman hanya akan datang sekali saja. Bekraf juga akan mengusahakan adanya kebijakan cashback bagi pelaku industri film yang melakukan syuting di Indonesia. Semakin banyak Indonesia dijadikan lokasi syuting tentu ini menjadi promosi pariwisata yang efektif.

Teks: Mayawati NH Foto: Dok. Bekraf
Comment