5 FAKTA SEJARAH BENTENG KASTELA DI TERNATE YANG MENARIK 2020-09-18 00:00

Tugu cengkeh di depan Benteng Kastela

 

Kalau Trippers berkesempatan mampir ke Benteng Kastela di Ternate Maluku Utara jangan kecewa dulu begitu melihat kondisinya di luar ekspektasi. Memang bentengnya hanya sisa reruntuhan bebatuan yang teronggok –tampak kurang terawat. Kalaupun ada yang kelihatan lumayan utuh hanya bagian tembok luarnya, dan monumen yang menyambut di pintu masuk –yang ini tentu saja dibangun baru. Tapi nilai sejarah yang disimpan benteng ini sangatlah tinggi. Menjadi kebanggaan rakyat Ternate. Makanya sebelum ke sana, baca dulu 5 fakta menarik ini supaya Trippers lebih menghargai keberadaan benteng yang juga dikenal dengan nama Benteng Gam Lamo.

 

1. Benteng yang Pertama Dibangun Portugis di Maluku

Benteng inilah yang dibangun pertama kali oleh Portugis di Maluku, sebagai benteng pertahanan, juga kantor dagang. Dibangunnya secara bertahap selama kurang lebih 20 tahun. Pertama kali pembangunan dimulai oleh Antonio de Brito tahun 1522. Kemudian dilanjutkan oleh Garcia Henriquez tahun 1525. Lalu tahun 1530 dilanjutkan lagi oleh Goncalo Pereira. Tahun 1540 dirampungkan oleh Jorge de Castro.

 

 

2. Sultan Ternate Dibunuh di Benteng Ini

Pada 28 Februari 1570 terjadilah peristiwa yang tak akan pernah dilupakan rakyat Ternate. Sultan Khairun dari Kesultanan Ternate ditipu dengan cara diundang ke benteng untuk perundingan tapi ternyata beliau dibunuh oleh Antonio Pimental atas perintah Diego Lopez de Mesquita, Gubernur Portugis ke-18 di Maluku.

 

Baca juga: "Coba Deh Berayun di Atas Pemandangan Uang Seribu di Ternate"

 

3. Tanggal Ternate Berhasil Mengusir Portugis Dijadikan Hari Jadi Kota Ternate

Pembunuhan tersebut tentu memancing kemarahan rakyat Ternate. Sultan Babullah sebagai pewaris tahta Kesultanan Ternate memimpin rakyat Ternate mengepung benteng selama 4-5 tahun sehingga pasukan Portugis di dalam benteng kehabisan bahan makanan, dan akhirnya Portugis angkat kaki dari Ternate pada 29 Desember 1575.

 

Inilah sejarah perjuangan rakyat Ternate melawan penjajah yang sangat patriotik. Bagaimana dengan bersatu dan bahu-membahu mereka bisa memperjuangkan hak mereka dan mengusir penjajah. Tanggal 29 Desember kemudian dijadikan sebagai tanggal hari jadi Kota Ternate.Tapi tahunnya dihitung sejak tahun 1250, saat mulai adanya Kesultanan Ternate.

 

Sultan Baabullah, SultanTernate ke-26 (1570-1584) membawa Ternate mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan maritim terbesar di wilayah timur Nusantara. Daerah kekuasaannya sangatlah luas, dari Mindanao di utara (sekarang masuk wilayah Filipina) hingga Bima (Pulau Sumbawa NTB) di selatan, dari pesisir timur Sulawesi hingga Ambon dan Halmahera.

 

Baca juga: "Inilah Fakta Menarik Benteng Tahula di Tidore"

 

4. Diabaikan dan Dihancurkan oleh Spanyol

Tahun 1606 Spanyol di bawah pimpinan Gubernur Don Pedro da Cunha mendarat di Ternate dan berhasil menduduki Benteng Gam Lamo. Tapi Spanyol kemudian kalah bersaing dagang di wilayah ini dengan VOC (Belanda). Karenanya pada 1662 otoritas Spanyol di Manila memutuskan menarik kembali pasukannya dari Maluku untuk memperkuat pasukan mereka di Manila karena ada ancaman Tiongkok. Tahun 1663 benteng ini oleh Spanyol dibumihanguskan sebelum mereka tinggalkan, Karena mereka nggak mau Belanda memanfaatkannya.

 

5. Ganti Nama Berkali-Kali

Benteng ini oleh Portugis diberi nama Sao Joao Batista karena peletakan batu pertamanya sama dengan tanggal pembaptisan Saint John. Oleh Sultan Babullah diganti namanya menjadi Benteng Gam Lamo yang artinya kampung besar karena memang waktu pendudukan Portugis kawasan benteng tak ubahnya seperti kampung besar tempat pasukan Portugis melakukan segala aktivitasnya.

 

Sedangkan Spanyol menyebutnya Ciudad del Rosario atau Nostra Senora del Rosario yang berarti Wanita Cantik Berkalung Bunga Mawar karena konon di benteng ini berdiam seorang gadis cantik yang sering memakai kalung dari bunga. Tapi masyarakat lokal lebih mengenal benteng ini sebagai Benteng Kastela sesuai nama desanya.

 

KONDISI BENTENG KINI

Di sekeliling benteng sekarang padat dengan permukiman. Terlihat di dekatnya juga ada masjid berkubah kuning. Lahannya awalnya seluas 2.724 m2 dengan bentuk persegiempat.

 

 

Masuk halaman benteng kita disambut tugu yang di bagian atasnya menjulang replika cengkeh raksasa. Dan di dinding tugu diukir relief tentang peristiwa pembunuhan terhadap Sultan Khairun. Di badan tugunya pun tertulis tanggal peristiwa itu, 28 Februari 1570.

 

 

Dari reruntuhan benteng yang belum direstorasi ini yang masih bisa diidentifikasi hanya tinggal bastion dan menaranya. Di sekeliling benteng ada parit tapi sekarang paritnya sudah kering. Benteng Kastela baru satu kali dipugar, tahun 2005, dibuat taman dengan jalan-jalan setapak melingkar-lingkar. Tapi sisa-sisa bangunan bentengnya yang tersusun dari batu gunung dan batu kapur tetap teronggok begitu saja.

 

 

Tahun 2018 sempat ada seruan agar Pemkot Ternate melakukan revitalisasi terhadap benteng yang sangat bernilai ini, paling tidak dirawat dan dibersihkan. Yang MyTrip lihat Oktber 2019 memang kurang terurus, tidak seperti Benteng Kalamata dan Benteng Tolukko. Katanya sih karena anggarannya belum cukup. Jadi yang direvitalisasi Benteng Oranje dulu.

 

LOKASI BENTENG

Benteng Kastela berada di pesisir barat daya Pulau Ternate, dekat Pantai Wisata Gam Lamo (disebut juga Pantai Kastela). Tepatnya di Jalan Raya Benteng Kastela Santo Paulo, Desa Kastela Kecamatan Pulau Ternate. Dari Bandara Sultan Babullah Ternate berjarak 17 km, ditempuh berkendara 40 menit. Sedangkan dari Jakarta ke Ternate ada penerbangan langsung berdurasi 4 jam.

 

 

 

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment