RAINBOW VILLAGE, KEBANGGAAN WARGA TAICHUNG TAIWAN. MAU KE SINI? 2020-01-16 11:55

Dinding depan, bertema love dan perkawinan, lantainya juga berwarna pelangi

 

Jangan dulu menukas “Di Indonesia ‘kan ada banyak kampung pelangi, ngapain jauh-jauh ke Taiwan lihat yang sama?” Karena Rainbow Village alias kampung pelangi kebanggan warga Taichung Taiwan ini beda. Bukan cuma beda penampakannya tapi juga beda cerita di baliknya. Adalah Huang Yongfu yang dijuluki Rainbow Grandpa, veteran perang yang kini telah berusia 97 tahun, yang melukis semua dinding rumah di kampung ini. Lukisannya bergaya kanak-kanak, full color, memunculkan kesan energetik dan kegembiraan.

 

BAGAIMANA KISAHNYA?

Huang Yongfu yang lahir di Taishan County Provinsi Guangdong China sudah gemar menggambar sejak umur 3 tahun. Ia belajar menggambar dari ayahnya. Tapi kegemarannya ini tak berlanjut sejak ia harus ikut wajib militer dan berperang melawan Jepang kala itu. Perang dengan Jepang, selesai, ia kembali ikut berperang saat perang saudara antara Partai Komunis dan Partai Nasionalis di China.

 

Singkat cerita, ia dan beberapa veteran perang yang membela Partai Nasionalis pimpinan Chiang Kai Shek ikut melarikan diri ke Taiwan setelah kalah perang dari Partai Komunis. Mereka kemudian menetap di sebuah kampung, yang tanahnya milik Departemen Pertahanan Taiwan, yang waktu itu memang diperuntukkan bagi para veteran. Waktu berlalu, rekan-rekan veterannya meninggal ataupun pindah rumah. Tinggallah Huang dan istrinya di situ karena mereka tak punya pilihan untuk pindah, tak ada sanak saudara di Taiwan.

 

Sampai suatu ketika ia menerima surat dari pemerintah setempat untuk segera mengosongkan rumahnya karena kampung itu akan diratakan dengan tanah. Huang emoh pindah, lantas punya ide untuk melukis dinding rumahnya. Dimulai dari dinding dalam rumahnya, lanjut ke dinding luar, dan terus ke dinding rumah-rumah lainnya, hingga sampai 11 rumah ia lukis.

 

Baca juga: "Panduan Mengeksplor Chimei Museum di Taiwan"

 

Kegiatan melukis ini juga menjadi hiburan buat Huang yang kesepian. Makanya ia melukis terus tak kenal lelah. Dan awal ia melukis rumahnya, tahun 2008, itulah kali pertama ia memegang kuas dan cat lagi setelah sekitar 70 tahun kegiatan melukis ia tinggalkan. Tak heran kalau yang dilukis Huang adalah karakter, binatang, maupun kegiatan saat masa kecilnya. Semua terinspirasi kenangan dan imajinasi masa kecilnya. Ia menggambar wajah gadis-gadis cilik, guru favoritnya, kegiatan ia bermain bersama saudara laki-lakinya di halaman rumah, juga binatang seperti kucing, anjing, burung, harimau, ikan, panda, kelinci, dsb. Lukisannya cartoon style.

 

Baca juga: "Beli Oleh-Oleh Apa di Taiwan?"

 

Rumah-rumah yang telah berubah wujud menjadi penuh lukisan ceria menarik perhatian sekelompok mahasiswa dan dosen di universitas dekat kampung tersebut, Ling Tung University dan Hung Kuang University. Mereka pun sampai pada pemikiran, sayang banget kalau kampung warna-warni ini diratakan dengan tanah. Maka mereka pun mengirim petisi kepada Walikota Taichung saat itu, Hu Chih Chiang, agar tempat itu dipertahankan. Pak walikota datang langsung meninjau lokasi, dan akhirnya sepakat bahwa tempat ini layak dipertahankan dan dikembangkan menjadi atraksi wisata. Jadi sejak Oktober 2010 kampung ini jadi taman publik dan dikelola dengan profesional. Huang bahagia tak terkira, makanya ia terus bersemangat melukis.

 

BISA MELIHAT DAN NGAPAIN AJA DI SINI?

Kampung yang tadinya terdiri dari 1.200 rumah, tersisa hanya tinggal 11 rumah. Jadi Rainbow Village memang nggak luas, apalagi rumahnya pun kecil-kecil. Tapi banyak hal yang bisa dilakukan di sini.

 

Pertama, supaya Trippers bisa membaca sendiri kisah kampung ini, masuklah dulu ke Story House di bagian depan. Di dalam rumah ini ditampilkan potongan-potongan berita serta foto-foto tentang awal mula terwujudnya Rainbow Village. Juga ada satu ruangan yang penuh dengan kaleng cat dan kuas-kuas untuk melukis.

 

Story House

 

Lalu di luar Story House, di halaman samping ada Iron Man yang siap diajak wefie. Jangan lupa kasih tip serelanya kalau mengajak orang yang berkostum Iron Man ini berfoto bareng ya.

 

Foto bareng dengan Iron Man

 

Masuk ke area dalam yang seluruh dinding bahkan lantainya penuh lukisan dengan dominan warna merah, Trippers bisa mengamati satu demi satu gambar-gambar yang ada. Lampion-lampion yang banyak digantung pun semuanya dilukis. Makanya berasa meriah banget!

 

O ya, satu yang tak boleh dilewatkan, kalau Rainbow Grandpa tidak sedang istirahat di dalam rumahnya dan sedang duduk di salah satu toko suvenir, ajak foto bareng. Grandpa akan selalu melayani. Dan biasanya beliau akan mengacungkan lambang Victory. Kadang Grandpa melukis di kertas dan membubuhkan tanda tangan Rainbow Grandpa atas permintaan pengunjung.

 

Rainbow Grandpa

 

O ya, Grandpa sampai sekarang masih mendiami rumahnya di sini lho. Dan dia masih terus melukis. Bangun jam 4 pagi setiap hari langsung melukis, membagusi lagi lukisan-lukisannya, mewarnai lagi yang kusam.

 

Masuk ke Rainbow Village nggak dikenakan tiket masuk. Jadi untuk menunjukkan kepedulian pada keberlangsungan tempat ini belanjalah barang sedikit di dua toko suvenir yang ada. Banyak yang menarik, ada payung, cangkir, kaus, topi, kipas, coaster, kartu pos, yang semuanya bermotif lukisan gaya kekanakannya Grandpa.

 

Toko suvenir

 

Atau beli es krim rainbow, atau minuman soda yang khas karena ada semacam kelereng di dalam botolnya. Minumnya sambil duduk-duduk di bawah pohon rindang di bagian belakang kampung mini ini. Kedai makanan kecil dan minuman juga ada.

 

Kios penjual minuman soda

 

Atau kalau mau donasi masukkan saja ke dalam kotak di depan Grandpa duduk untuk difoto, atau kotak di depan rumah Grandpa. Yang mana rumahnya? Cari saja yang dinding luarnya ada lukisan tentara memegang kuas lukis.

 

Hal utama tentu yang wajib dilakukan adalah berfoto di depan salah satu dinding penuh warna. Sebanyak-banyaknya pengunjung, Trippers pasti dapat giliran untuk berpose di salah satu dindingnya kok. Yang favorit dan agak sedikit antre memang dinding paling depan yang bertema “love” dan perkawinan, lantainya diberi warna pelangi pula.

 

BAGAIMANA CARA KE SINI?

Lokasi tepatnya di Distrik Nantun, Taichung, Taiwan. Nama asli kampung ini adalah Cai Hong Juan Village. Paling mudah dari Taipei ke Taichung naik kereta cepat Taiwan High-Speed Rail (THSR), durasi 40-45 menit. Dari stasiun kereta ke Rainbow Village bisa dengan taksi (sekitar 10 menit, NTD 150-200, sekitar Rp70.000-100.000), atau naik bus umum berhenti tepat di depan Rainbow Village (ada lebih dari satu rute busnya), atau sewa mobil. Jadi bisa pulang hari ke Taipei kalau nggak mau menginap di Taichung.

 

Atau kalau menginap di pusat kota Taichung ke Rainbow Village naik taksi 30 menit, dengan ongkos NTD 250-300. Kalau naik bus umum sekitar 1 jam, pilih jurusan Lin Tung University. Turun bus masih harus jalan kaki lagi 5-10 menit. Tapi ada juga bus dari Taichung yang turun di depan Rainbow Village.

 

Ke Ranbow Village bisa digabung dengan Gaomei Wetlands. Atau kalau dari Taipei hendak ke Sun Moon Lake naik mobil atau bus, bisa mampir ke sini dulu. Jarak Kota Taipei ke Rainbow Village sekitar 160 km.

 

TIPS:

- Karena tempatnya nggak luas, waktu 1 jam cukup banget untuk mengeksplor dan melihat-lihat semuanya, termasuk berfoto dan jajan-jajan.

- Kalau mau suasana agak sepi, datang pagi-pagi pas jam buka. Karena kalau sudah siang, sudah banyak rombongan bus tur datang, suasana jadi rame banget, apalagi kalau pas akhir pekan. Dalam satu tahun kampung ini total didatangi wisatawan sampai lebih dari 1 juta orang lho!

- Siang hari di sini cukup panas bahkan saat musim gugur atau awal musim dingin sekalipun. Siapkan topi atau payung.

 

Jam buka: 08.00-18.00 (setiap hari) —tapi ada sumber menyebutkan nggak ada spesifik waktu buka. Pokoknya datang saja pas masih terang, jangan malam karena nggak banyak lampu di sini.

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment