PANTAI ARMY DOCK DI MOROTAI, SEJARAHNYA BIKIN MERINDING 2021-05-06 00:00

Pantai Army Dock

 

Di Pantai Army Dock inilah dulu Pasukan Sekutu pernah baku perang dengan Pasukan Jepang yang membuat tempat ini menjelma menjadi lautan darah --memerah. Sementara sekarang, kalau sore-sore Trippers menanti matahari tenggelam di pantai yang berada di barat daya Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara ini, akan terlihat permukaan air yang memerah. Tapi tak lagi ada kengerian itu. Yang ada hanya suasana damai kala matahari perlahan menjemput tidurnya.

 

MOROTAI DIPEREBUTKAN SEKUTU DAN JEPANG

Pulau Morotai, yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia di bagian timur, sangat strategis posisinya sebagai gerbang masuk maupun basis pertahanan bagi Tentara Sekutu maupun Jepang yang berambisi menduduki Indonesia, Filipina, sebagian Malaysia, dan Papua Nugini, kala itu. Tentara Jepang telah mendudukinya sejak tahun 1942, menjadikannya sebagai landasan pesawat selama Perang Dunia II.

 

Baca juga: “Morotai, Antara Pantai Pasir Putih dan Jejak Perang Dunia Kedua

 

Peta Pulau Morotai dan Pantai Army Dock

 

Saat Pasukan Jepang lengah, Jenderal Douglas MacArthur sebagai Panglima Pasukan AS untuk wilayah Asia Pasifik Barat, pada 15 September 1944, memimpin pasukan untuk mendarat di Morotai pertama kalinya, tepatnya di pesisir yang sekarang dikenal sebagai Army Dock. Meletuslah perang sengit di Morotai antara Sekutu dan Jepang di sini, hingga mengakibatkan laut bersimbah darah.

 

Baca juga: “Air Kaca di Morotai, Dulunya Kolam Favorit Jenderal Perang Dunia II Nih!

 

CIRI KHAS SISA DERMAGA

Karena dulunya menjadi tempat pendaratan kapal-kapal laut Sekutu, Army Dock memilik 7 dermaga yang menjorok ke laut. Kini hanya tersisa puing-puing batu bekas dermaga yang menjadi ciri khas pantai ini. Tapi sisa dermaganya tak lagi 7.

 

Salah satu sisa dermaga

 

Kita bisa berjalan di atas puing-puing dermaga

 

Dulunya di sekitar pantai ini juga didirikan beberapa instalasi militer dan rumah sakit oleh Tentara Sekutu. Sekarang tampaknya sudah tak bersisa.  

 

Ombaknya tenang bersahabat. Sore hari terlihat banyak warga lokal duduk santai di pasir pantai atau di warung-warung yang ada. Sementara anak-anak terlihat bermain air. Mereka terlihat seru memanjati ayunan yang dipasang di atas air laut, dan kemudian menceburkan diri. Senja menjelang matahari terbenam adalah waktu yang paling pas ke sini.

 

Warga lokal duduk santai di pantai

 

Anak-anak bermain air

 

Kalau datang saat masih siang, tak perlu takut kepanasan. Berteduhlah di bawah deretan nyiur melambai di tepi pantai.

 

Deretan pohon kelapa yang meneduhkan

 

Berita terakhir yang MyTrip dapatkan, di sekitar Pantai Army Dock yang telah ditetapan sebagai destinasi wisata sejarah ini akan dibuat taman, ditata sebagai waterfront. Penataan ini bukan dilakukan pemerintah daerah, tapi oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena area ini termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

 


 

CARA KE PANTAI ARMY DOCK

Kalau dari Bandara Leo Wattimena Morotai ke pantai yang berada di Desa Pandanga ini jaraknya 7,9 km, ditempuh berkendara 15 menit. Sedangkan kalau dari Pelabuhan Daruba (Daruba adalah ibu kota Kabupaten Pulau Morotai) berjarak 2,1 km, berkendara 5 menit.

 

Baca juga: “Mau Liburan 2 Minggu di Maluku? Ini Dia Itinerary & Biayanya (Bagian 1)

 

CARA KE MOROTAI

Untuk ke Morotai naik pesawat dari Jakarta transit dulu di Bandara Sultan Babullah di Ternate. Durasi 4 jam. Dari Ternate terbang ke Morotai (Bandara AU Leo Wattimena) 45 menit.

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Elly Wintania, Mayawati NH
Comment