PANDUAN LENGKAP & TERKINI EKSPLOR CANDI MUARO JAMBI 2023-03-02 23:40

Candi Kedaton, salah satu candi di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi

 

Mendengar bahwa Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi atau Candi Muaro Jambi mencakup area yang sangat luas, lantas yang terpikir adalah, bagaimana cara mengeksplornya? Kalau lebih luas dari Angkor Wat, berarti butuh sekitar 2 hari atau bahkan lebih? Tapi nyatanya, dalam waktu setengah harian saja 5 bahkan 8 candi/situs selesai MyTrip eksplor. Masih ditambah pula nongkrong santai di satu warung kopi cantik yang berada di dalam komplek candi. Yuk, ikuti perjalanan MyTrip ke KCBN Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi pada 21 Februari 2023 lalu.


Baca juga: “Mari Mengenal Candi Muaro Jambi, Bukan Hanya Terluas, Tapi Juga Pusat Pendidikan Tertua

 

BAGAIMANA KE MUARO JAMBI?

Dari Jakarta tentu naik pesawat dulu ke Kota Jambi, tepatnya ke Sultan Thaha Airport Jambi. Durasinya hanya 1 jam 15 menit. Kalau naik pesawat paling pagi, pukul 08.00 sudah tiba di Jambi, Trippers bisa langsung menuju KCBN Muaro Jambi. Naik mobil hanya 40-45 menit. Menyeberangi Sungai Batanghari melalui Jembatan Aur Duri Dua nan megah. Adanya jembatan inilah yang membuat KCBN Muaro Jambi mulai banyak dikunjungi wisatawan, sejak tahun 2011. Karena jembatan ini membuat akses dari Kota Jambi ke sini lebih dekat.

 

Jembatan Aur Duri Dua

 

MyTrip tiba dengan pesawat yang mendarat di Jambi pukul 11-an. Sebenarnya usai makan siang di Kota Jambi pun, masih keburu kalau hari itu juga menuju Muaro Jambi dan mengeksplornya. Tapi dengan pertimbangan agar lebih leluasa, MyTrip memilih esok paginya baru ke Muaro Jambi. Sewa mobil di Kota Jambi yang MyTrip rekomendasikan Hanif Fajar (no. HP: 0852 6682 2244).  

 

CARA KELILING CANDI MUARO JAMBI

Ya, berhubung areanya luas dan jarak antara candi yang satu dan lainnya ada yang berjauhan, tak mungkin mengeksplornya dengan jalan kaki. Bagi yang sekalian ingin berolah raga, pilihannya adalah sewa sepeda. Bagi yang bersama lansia atau kondisi fisiknya tak memungkinkan untuk naik sepeda, tenang saja, ada pilihan naik becak motor (bentor). Satu bentor bisa diisi 2 penumpang. Bentor maupun sepeda bisa disewa di halaman parkir di mana kita membeli tiket masuk di loket. Tiket masuk per orang Rp9.000. Parkir mobil Rp5.000, parkir motor Rp3.000.

 

Banyak persewaan sepeda

 

Saran MyTrip, supaya lebih santai dan nggak capek, naik bentor aja. Pengemudi bentor bisa sekalian menjadi pemandu. Kalau naik sepeda, hanya melihat-lihat candi saja, kunjungan kita menjadi kurang berarti. Karena nggak ada pemandu lokal yang selalu stand by di tiap candi. Papan berisi keterangan pun so far MyTrip melihatnya hanya ada di depan Candi Astano. Saat membeli tiket di loket pun kita nggak ditawari untuk memakai jasa pemandu. Jadi adanya supir bentor yang bisa menjadi pemandu sungguh bermanfaat. MyTrip kebetulan dapat supir bentor yang tidak saja bisa menjelaskan sejarah candi-candinya, tapi juga lihai memotret. Namanya Pak Sairin, nomor HP-nya 0831 5794 7766.

 

Pak Sairin mengantar rombongan MyTrip keliling Candi Muaro Jambi

 

Sewa bentor untuk keliling zona inti (tidak termasuk ke Candi Kedaton dan Candi Gedong) Rp70.000 per satu bentor untuk berdua. Waktunya nggak dibatasi. Harga sewa kalau mau sampai Kedaton dan Gedong menjadi Rp170.000.

 

BAGAIMANA RUTE MENGEKSPLORNYA?

Nah, enaknya sewa bentor, kita nggak usah pusing dengan rutenya. Tinggal duduk manis, supir bentor yang akan mengatur. Rute MyTrip sebagai berikut: Candi Astano - Candi Tinggi (di sebelahnya ada Candi Gumpung) - Candi Kembar Batu - Pojok Kopi Dusun - lalu ke arah jalan raya lagi menuju Candi Kedaton - melewati Candi Parit Duku (mirip Angkor Thom) - Candi Gedong Dua (sebelahnya Gedong Satu).

 

Candi Kembar Batu

 

Perjalanan antarcandi menjadi keasyikan tersendiri karena suasananya teduh, banyak pepohonan di antaranya pohon bungur, karet, duren, duku, pinang, aren, hutan bambu, dan banyak lagi. Kata supir bentor kami, kalau duku dan duren sedang berbuah, kita bisa membelinya dari warga. O iya, duku palembang yang terkenal itu, ternyata asalnya ya dari Kabupaten Muaro Jambi. Hanya saja distributornya di Palembang, jadilah dikenal sebagai duku palembang.

 

Perjalanan antarcandi, suasananya teduh

 

NGOPI DI POJOK KOPI DUSUN

Pojok Kopi Dusun

 

Kafe satu-satunya di dalam komplek Candi Muaro Jambi ini terdiri dari beberapa pondokan kayu bergaya jadoel di tengah-tengah pepohonan. Suasananya sangat asri dan menyenangkan. Yang hobi foto apalagi, pasti betah banget karena banyak spot fotonya. Yang paling favorit buat berfoto tentu saja warung utamanya, di mana kita bisa berpose seolah-olah jadi penjaga warung. Ada dua unit toilet di sini.

 

Asyik buat foto-foto

 

Pura-pura jadi penjaga warung

 

Harganya sangat bersahabat. Kopi Susu Gulo Aren, Kopi Hitam Gulo Aren, Kopi Tanpa Gulo semua sama Rp10.000. Kalau pakai es jadi Rp12.000. Gorengannya semua dibanderol Rp10.000: Pisang Goreng, Tahu Goreng Isi, Ubi Goreng, Bakwan Jagung. Makanannya hanya Indomie Goreng dan Rebus Rp13.000.

 

Pisang goreng dan kopi, sungguh nikmat!

 

Jam buka: 08.00-17.00 (hari kerja), 06.00-17.00 (hari libur).

 

DURASI YANG DIBUTUHKAN

Dari pengalaman MyTrip, eksplor 5 candi termasuk istirahat ngopi-ngopi dulu di Pojok Kopi Dusun membutuhkan waktu 4 jam saja. Mungkin butuh waktu lebih kalau Candi Tinggi dibuka dan bisa dieksplor lebih jauh.

 

Candi Tinggi

 

Kalau ditambah Candi Gumpung dan Candi Gedong Satu taksiran MyTrip sih butuh minimal 6 jam supaya puas. Cuma yang jadi PR kalau mau seharian eksplor adalah di mana makan siangnya. Karena Pojok Kopi Dusun dan warung-warung yang ada tidak menyediakan makanan berat.

 

MENGINAP DI MANA?

Berhubung durasi eksplorasinya hanya setengah hari atau seharian, dan jaraknya ke Kota Jambi juga hanya 40-45 menit, disarankan menginap di Kota Jambi saja. Banyak pilihan hotelnya. Chain hotel juga ada. Di sekitar Muaro Jambi memang ada penginapan tapi hanya sekelas homestay.

 

Tentang candi-candinya, silakan baca artikel selanjutnya

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment