GOYANG KARAWANG BERBUNGKUS DAUN PISANG 2020-11-21 16:50

Aneka menu Pepes Walahar H. Dirdja

 

Jalan masuk ke rumah makan ini boleh jadi salah satu yang paling unik di dunia. Pertama-tama kita menyusuri sisi Sungai Citarum, tidak terlalu lebar namun mengalir lembut. Kemudian, jalan membelok tajam ke kanan, melalui jembatan sempit melintasi sungai. Lalu, mobil harus berhenti, karena jalan membelok tajam ke kiri. Ada sebuah pintu besi yang sangat sempit, dibuat untuk mencegah truk besar masuk. Setelah melalui pintu ini, mobil bergantian melalui satu jalur aspal di atas Bendungan Walahar! Terlihat air tinggi di sisi kanan, dan air rendah di kiri, pintu air di bawah kita. Lurus, lalu parkir. Sampailah kita di H. Dirdja!

 

Kuliner Sunda sebenarnya sangat beragam, tidak hanya ayam goreng dan gurame terbang. Dari “haute cuisine” seperti RM Pandan Wangi di Jalan Patuha Bandung, sampai kuliner etnik seperti nasi goreng piritan (isi perut ikan) di Manjabal 2 Gunung Cupu Tasikmalaya. Dan salah satu gagraknya adalah Sunda Pesisir, yakni wilayah Karawang sampai Bekasi yang berbatasan dengan Betawi. Sebelum lewat “tapal batas” Betawi yang ditandai dengan munculnya gabus pucung, itulah wilayah Sunda Pesisir.

 

Baca juga: “Berkat dan Kutuk dari Kudus

 

Masyarakat Sunda Pesisir berbudaya khas pesisiran yang lebih terbuka dan berani. Bahkan bahasa Sunda di sini pun beda, tidak mengenal halus-kasar seperti di Bandung, melambangkan struktur sosial yang lebih egaliter. Lupakan lemah lembut ala “neng geulis” Bandung di sini, yang ada adalah “goyang Karawang”!

 

Baca juga: “Tombo Kangen Karto Tembel

 

Ya, goyangan yang dibungkus daun pisang! Contohnya adalah pepes H. Dirdja ini. Walaupun pepes ada juga di Bandung, rasanya beda jauh. Bumbu Karawang lebih berani, aromanya kuat, potongan besar serai dan selembar daun salam menjadi penjamin. Rasanya tidak manis, cenderung asin dan gurih, membuat rasa pepesnya lebih meriah. Apalagi sambil dicocol sambalnya yang pedas mandraguna! Mak nyus pisan!

 

Aneka pepes dengan sambal

 

Yang spesial di sini ada dua, menurut saya. Yang pertama adalah pepes jambal. Jambal artinya ikan patin, dipotong seukuran 2 x 3 cm lalu dibungkus bumbu dan dipepes. Ikan ini lembut dagingnya dan punya lapisan lemak Omega 3 yang menyerap bumbu dengan baik. Alhasil, lemaknya memberi gurih khas berbumbu yang ruarrr biasa, menjadikan setiap bungkusnya sebuah kejutan sedap. Yang kedua: pepes oncom!

 

Pepes jambal

 

Pepes oncom

 

Di dunia, oncom adalah satu-satunya fermentasi jamur Neurospora yang dijadikan makanan. Pepes oncom di Karawang merupakan turunan dari hidangan “ulukuteuk leunca”, yakni daun dan buah leunca (Solanum nigrum) yang dimasak bersama oncom. Kali ini, pepes tidak diberi terlalu banyak bumbu, hanya beberapa rempah yang membawanya sedikit asin, namun tarikannya tetap manis. Aroma fermentasi khas oncom meruap cantik, dengan tambahan aroma smoky dari proses pemanggangan. Unik, dan menarik!

 

Pepes tahu

 

Pepes ayam

 

Adanya tol layang menyebabkan akses ke Karawang Timur menjadi mudah. Yuk, kita cicipi sedapnya “goyang Karawang” --tapi yang dibungkus daun pisang ya!

 

 

Pepes Walahar H. Dirdja

0267 435032

Karawang Timur

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment