DI ANTARA 3 SPOT KEDUNG KAYANG, MANA YANG PALING OK BUAT BERFOTO? 2021-06-24 00:15

Spot foto di Kedung Kayang

 

Wisata air terjun menjadi lengkap kalau kita bisa menikmatinya dari 3 spot: dari ketinggian di seberangnya, dari dasar air terjunnya, dan dari atas air terjunnya. Nah, Air Terjun Kedung Kayang memiliki keistimewaan itu. Kita bisa mencapai ketiga spot itu dari satu jalur masuk, di Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

 

Mulai jalan kaki dari gerbang masuk, kita disambut jalur berupa konblok yang disambung semen. Relatif datar, sama sekali tak sulit, bahkan bagi lansia. Ketemu percabangan, terpasang tanda, untuk ke air terjun ke arah kanan. Dari situ kita melewati rumah penduduk, warung, toilet. Nggak lama setelah itu –total dari gerbang sekitar 5 menit saja—kita dihadapkan pada pilihan, kiri ke “atas air terjun”, kanan ke “bawah air terjun”.

 

Kita jalan kaki mulai dari gerbang ini

 

Jalurnya relatif datar

 

Percabangan, ke kanan

 

Melewati rumah penduduk, warung, toilet. Lansia tak akan kesulitan

 

Salah satu warung yang dilewati

 

Pertigaan, ke atas atau bawah?

 

Karena bersama lansia, kami pilih yang mudah, ke kiri. Ada tangga turun sedikit, dan tibalah kami di spot yang berada di seberang air terjun. Bagi penikmat pemandangan dan foto-foto Instagrammable, inilah spot yang paling cocok, paling OK buat berfoto. Pemandangan lengkap terlihat, dari yang paling jauh Gunung Merapi, lalu aliran airnya, persawahan, puncak air terjun, hingga kolam di bawah air terjunnnya.

 

Tangga turun menuju spot selfie

 

Pemandangan lengkap terlihat. Anjungan segi delapan tanpa pagar

 

Anjungan kotak berpagar

 

Layaknya wisata kekinian, oleh pengelola disediakan dua spot foto yang menempati batang pohon pinus yang menjulang di sisi jurang. Sementara air terjunnya yang setinggi 40 m itu tampak mengalir di sisi seberang, dengan posisi lebih ke bawah. Cakep!

 

Spot foto yang kiri berbentuk anjungan segi delapan tanpa pagar. Sedangkan yang kanan berupa anjungan kotak dan berpagar. Untuk berfoto di situ kita harus membayar Rp5.000 per orang per spot. Perlu hati-hati terutama di anjungan yang tanpa pagar, karena nggak disediakan harness pengaman. Tapi cukup aman asal untuk berpose dengan kaki menjuntai, kita harus mendekati ujung anjungan sambil duduk alias ngesot.

 

Berpose dengan kaki menjuntai, aman asal ngesot

 

Ada fotografer yang bertugas di situ. Di spanduknya jelas tertera tarif jasa foto Rp2.500 per file foto. Saya memilih memakai jasa fotografer, Heru Ervani namanya, yang sudah bertugas di sini selama 1 tahun. Sementara spot ini dibangun sejak 2017, dan mulai viral sejak 2018.

 

Ini markas fotografernya

 

Heru mengarahkan kita bergaya di tiap spot. Berhubung saat itu, Senin siang, pengunjungnya hanya ada kami, saya puas-puasin aja berpose aneka gaya, mengikuti arahan, maupun improvisasi. Mama dan kakak saya pun ikut berpose. Hasil fotonya saya tampilkan sebagian aja nih. Kalau semuanya dipasang ada 31! Hahaha. Dan karena niat sekalian berbagi rezeki, saya tebus semua fotonya, toh nggak mahal, dan dapat hires (high resolution).

 

 

 

 

 

 

Bagi Trippers yang hanya menebus satu foto aja boleh banget! Tapi apa nggak sayang… udah pose-pose tapi nggak ditebus? Ya memang sih, selagi fotografernya motret, teman kita juga boleh sekalian motretin kita. Atau, kalau hanya membayar biaya spot foto yang Rp5.000 tanpa memakai jasa fotografernya juga boleh.

 

Sayangnya saat kami datang, Gunung Merapi yang semestinya berada di latar belakang air terjun tertutup awan. Padahal kalau pas kelihatan, keren banget! Apalag kalau datang pagi hari, saat sunrise nongol dari sisi kiri, ada semburat merah, tentu lebih memukau.

 

Nah, buat Trippers yang justru nggak suka berfoto di spot-spot selfie begini, lebih suka yang menantang, kalian punya dua pilihan lagi. Yang pertama, turuni anak tangga di sisi kiri. Ke arah “atas air terjun”. Kata Pak Pardi, pengelolanya, hanya 5 menit, kita bisa tiba di bebatuan di atas air terjun. Saya sih nggak yakin cuma 5 menit, haha…

 

Bisa turun sampai ke bebatuan di atas air terjun

 

Pilihan kedua, di pertigaan tadi, arahkan kaki ke tangga turun di sisi kanan. Jalur itu akan membawa kalian ke dasar air terjun. Lumayan jauh dan cukup sulit, katanya sih sekitar 20 menit turun dan 40 menit untuk naiknya lagi. Dan pake acara menyeberangi sungai dangkal. Karena saya nggak melakoninya, jadi nggak bisa cerita banyak.

 

Tiket masuk Kedung Kayang Rp4.000, asuransi Rp500, parkir motor Rp2.000, mobil Rp5.000, bus Rp10.000. Jam bukanya: 07.00-15.30 (Senin-Kamis), 07.00-16.00 (Sabtu-Minggu), Jumat tutup.

 

Kedung Kayang berada di Kabupaten Magelang tapi berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Kami ke sini dari New Selo, berkendara ke arah barat hanya 30 menit, dengan jarak 13 km. Gerbang jalan masuknya ada di sebelah kiri jalan.

 

Gerbang jalan masuknya ada di sebelah kiri jalan

 

Kalau dari Kota Magelang malah lebih jauh, 30 km, berkendara +/-45 menit. Kalau naik mobil dari Jakarta cus langsung ke sini juga dimungkinkan dengan adanya Tol Trans Jawa. Total menempuh jarak sekitar 508 km, durasi perjalanan 7 jam jika nonstop.

 

Bandara terdekat ada dua yakni Bandara Adisucipto Yogyakarta, berjarak 50 km, waktu tempuh 1 jam 15 menit; dan Bandara Adi Soemarmo Solo, berjarak 58 km, waktu tempuh 1,5 jam.

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Heru Ervani, Mayawati NH
Comment