SEHARI SEMALAM EKSPLOR BOYOLALI: DARI SOTO SEGER SAMPAI VIEW MERAPI & MERBABU 2021-06-21 22:35

Menatap Merapi

 

Boyolali membuat saya penasaran setelah disebut Prabowo Subianto di awal-awal masa kampanye Pilpres 2019. Lalu tambah penasaran setelah saya mengedit tulisan salah satu kontributor MyTrip tentang Boyolali. Tapi akhirnya saya baru kesampaian ke kabupaten yang terletak di sebelah barat Kota Solo Jawa Tengah ini awal Juni 2021.

 

Dari awalnya berencana mengeksplor penuh Boyolali dari dataran rendahnya, akhirnya saya memutuskan hanya mengeksplor Kecamatan Selo yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl dan diapit Gunung Merbabu di utara serta Gunung Merapi di selatan. Menginap satu malam saja di Selo. Tapi biar afdol, saya tetap masuk dulu ke Kota Boyolali untuk mencicipi soto segernya.

 

Gagahnya Gunung Merapi

 

SOTO SEGER HJ. FATIMAH

Ada 3 lokasi Soto Seger Hj. Fatimah di Boyolali. Google Maps mengantar kami ke yang di Jl. Pandanaran No.257. Tempatnya kecil, dan saat itu pukul 12.45 Minggu siang terlihat ramai dengan pengunjung. Bukan pilihan bijak di saat pandemi. Kami pun bertanya pada tukang parkir, apakah ada cabang lain. Ya, ada.

 

Soto Seger Hj. Fatimah

 

Meluncurlah kami ke sana, yang di Jl. Raya Boyolali-Semarang No.261. Nah yang ini oke, dinding ruangannya setengah terbuka dan atapnya tinggi, nggak pakai AC. Pengaturan mejanya nggak terlalu rapat. Kami pun makan di situ. Memesan soto daging dan soto ayam pisah. Hadir layaknya soto seger Boyolali yakni dalam mangkuk kecil. Sajian yang tersedia di meja menggugah selera, paru, sate kikil, telur puyuh, tempe goreng, tahu goreng, dll. Tapi kami ragu memakannya, kebayang droplet-droplet yang mungkin sudah mampir ke situ. Akhirnya saya memberanikan ambil sate paru tapi saya masukkan dulu dalam kuah soto yang panas. Haha…

 

Lauk tambahan yang disajikan di meja

 

Jam bukanya pkl.06.00-21.00. Maaf, saya nggak catat berapa harga per soto. Kami makan 4 soto daging, 2 soto ayam, 5 nasi, 1 sate paru, 8 kerupuk kecil, 3 teh tawar hangat total hanya Rp99.000.

 

O ya, satu cabang lagi yang merupakan cabang utama atau pertama ada di Jl. Garuda.

 

PONDOK MERAPI SELO

Dari awal kami sudah buking 2 kamar deluxe (16 m2) di Homestay Pondok Merapi Selo seharga Rp200.000, dan 1 extra bed Rp50.000. Ada pilihan kamar standar (12 m2) Rp175.000. Fasilitasnya sama: TV, wifi, kamar mandi di dalam ada shower air panas, air mineral, amenities (sabun, sikat gigi).

 

Kenapa memilih homestay ini? Karena dinding kamar bagian depannya full jendela kaca yang menghadap Gunung Merapi. What a view! Saat pagi jendela kaca masih berembun –udara malam hari 15 derajat C—buka gorden, terlihatlah Merapi nan gagah.

 

Jendela kaca yang menghadap Gunung Merapi

 

Pagi-pagi jendela kaca masih berembun

 

Homestay ini juga menyediakan meja kursi di teras terbuka di depannya. Bisa buat duduk santai pagi atau sore hari sambil menikmati pemandangan.

 

Kami bersantai di teras terbuka sore-sore

 

Kami dapat kamar no. 3 dan 4. View yang paling bagus dari kamar no.2. Tapi no. 1, 3, dan 4 pun tetap OK, tak terhalang pemandangan ke Merapi-nya. Cuma saja yang no 4, di bagian depan bawahnya terlihat bagian belakang rumah penjaganya.

 

Kamar no. 3 pun OK

 

O ya, beberapa hal lagi yang perlu Trippers tahu, kamar mandinya nggak ada wastafel untuk gosok gigi dan cuci tangan, di bagian bawah teras sepertinya ada kandang sapi jadi kadang tercium bau kurang sedap tapi masih OK lah, anggap aja bau alam, haha. Dan jangan kaget juga kalau bangunannya tampak seadanya. Saya sih maklum karena cocoklah dengan harganya. Yang penting full view ke Merapi dari kamar itu lho….

 

Memotret full view Merapi dari Pondok Merapi Selo

 

SIMPANG PB VI SELO

Alun-alun dan pusat Selo ini terlihat dari puncak Bukit Sanjaya. Diresmikan 27 Agustus 2020, menempati tanah milik Keraton Mataram Surakarta. Nama PB VI diambil karena Sinuhun PB VI pernah bertemu Pangeran Diponegoro di kompleks Pesanggrahan Ngindraprasta dan Goa Raja yang dulunya berlokasi di sini.

 

Simpang PB VI Selo

 

Dari alun-alun ini kita bisa melihat Merbabu dan Merapi tentunya. Di salah satu sudut jalan di sekitar sini berdiri patung kereta kencana.

 

Salah satu sudut jalan, ada patung kereta kencana

 

BUKIT SANJAYA

 

Salah satu must-visit spot di Selo ini menawarkan pemandangan ke arah Gunung Merapi dengan spot utama gapura bergaya Pura Lempuyang Luhur Bali. Aneka patung nampak ditempatkan di beberapa sudut. Jangan lewatkan juga untuk naik ke gapura pandang 4 lantainya. Bagi yang nggak mau bersusah-payah naik tangga untuk mencapai spot utama, cukup ‘parkir’ di Queen Sanjaya Resto & Coffee yang berada tepat di samping kiri loket masuk. Dari situ kita sudah bisa menikmati pemandangan dan semilir udara sejuk. Selengkapnya tentang Bukit Sanjaya bisa dibaca di sini.

 

NEW SELO

 

Dulu spot utamanya adalah Oemah Bamboo Merapi, yang kini sudah tak terurus dan tak layak lagi dinaiki. Sebagai penggantinya ada Jurang Anjang, yang menyediakan beberapa spot foto dari bambu dengan pemandangan Merbabu dan juga Merapi. Selengkapnya tentang New Selo bisa dibaca di sini.

 

EMBUNG MANAJAR & BUKIT GANCIK

Saya memutuskan tak jadi ke Embung Manajar karena harus naik ojek melintasi jalur tanjakan curam. Tak jadi ke Bukit Gancik karena berdasarkan info yang saya dapat, sudah tak terurus. Padahal tadinya dua tempat inilah yang menjadi target kunjungan saya.

 

Objek wisata lainnya di Selo yang juga tak sempat saya singgahi adalah Taman Merapi Garden, karena saya tebak karakteristiknya nggak beda jauh dengan New Selo dan Bukit Sanjaya.

 

Dan saat perjalanan ke barat meninggalkan Selo menuju Kabupaten Magelang, saya sempat melihat kafe unik dengan dinding full kaca yakni De Selokaton, dan juga Wisata Gunung Desa Lencoh yang terlihat menawarkan camping ground.

 

De Selokaton

 

Wisata Gunung Desa Lencoh

 

Mesti kembali ke Boyolali.

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment
Ashton

tadalafil generic

2021-06-25