10 DESTINASI DI BANYUWANGI YANG TERAPKAN CHSE (BAGIAN 1) 2020-12-16 10:45

Rimbunan pohon trembesi di Hutan De Djawatan

 

Setelah mengunjungi Ubud di Bali, kembali tim MyTrip atas dukungan Kemenparekraf bersama Garuda Indonesia hadir melihat langsung kesiapan Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment) yaitu kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan dalam melakukan kegiatan wisata. Dengan slogan “Indonesia Care”, Kemenparekraf melakukan upaya-upaya agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat bergerak kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang baik. Dengan disiplin kita bisa lebih baik, perputaran kegiatan bisa jadi lebih aman, dan Indonesia bisa menjadi pemenang melawan pandemi. Berikut 10 destinasi di Banyuwangi Jawa Timur yang menerapkan CHSE.

 

Baca juga: "Terbang Aman Bersama Garuda Indonesia ke Banyuwangi"

 

1. HUTAN DE DJAWATAN

Berada di Desa Benculuk Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, sekitar 30 km dari pusat kota Banyuwangi. Harga tiket masuk cukup terjangkau Rp5.000. 

 

Suasana Hutan De Djawatan ini sangat kontras dengan suasana dalam perjalanan kita dari Kota Banyuwangi. Rimbunan batang-batang pohon trembesi sudah memikat perhatian sejak kita berada di depan loket. O ya, di gerbang depan suhu tubuh kita diperiksa dengan thermogun, dan semua pengunjung wajib mencuci tangan dulu sebelum menjelajah rimbunnya pohon-pohon trembesi. 

 

Trembesi dalam bahasa Latin disebut Samanea saman. Dikenal juga dengan istilah pohon kihujan atau kayu ambon di beberapa daerah. Tajuknya lebar, hingga membuat suasana hutan menjadi rindang. Duduk-duduk di sebuah kafe yang ditata dengan bahan kayu trembesi sambil minum kopi atau teh hangat menjadi pilihan sebelum mulai berkeliling hutan. Apabila tidak ingin berjalan kaki kita bisa juga menjelajah hutan dengan sewa andong dengan tarif Rp50.000 untuk 1 kali berkeliling.

 

Sewa andong keliling hutan

 

Di beberapa lokasi sudah disediakan juga spot foto lho. Jadi jangan lupa berfoto di spot ranting-ranting kayu trembesi yang menyerupai sarang burung dengan latar hutan trembesi. Selain itu ada juga panggung kayu seperti rumah pohon. Kita bisa naik melalui tangga untuk menikmati hutan trembesi dari atas panggung.

 

2. PANTAI BOOM

Berada di Kelurahan Kampung Mandar Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi. Dulunya lokasi Pantai Boom ini adalah pelabuhan perniagaan. Bukti nyata masih bisa kita saksikan, adanya sebuah gudang tua di tepi pantai. Bentuknya semua masih asli, rangka pintu, gembok, dan suasana dalam gudang.

 

Pantai Boom dan gudang tua

 

Highlight pantai ini adalah sebuah jembatan yang bentuknya unik, dari besi yang melingkar dan ada bilah-bilah bambu mengisi rangkaiannya. Jembatan Lorong Waktu, begitu jembatan ini sering disebut. Pada malam hari lampu menyala hingga menambah pesonanya. 

 

Jembatan Lorong Waktu

 

Pantai Boom dikelola langsung oleh PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Wangi. Letaknya yang dekat dengan kota (3 km) menjadikannya sebagai pusat hiburan dan rekreasi bagi warga Banyuwangi maupun para pendatang. Sunrise maupun sunset sama indahnya di sini.

 

Pantai Boom juga sering dijadikan lokasi berbagai acara baik pribadi, perkantoran ataupun pemerintahan. Festival 1.000 penari gandrung juga dilaksanakan di Pantai Boom namun tahun ini ditunda pelaksanaannya karena kondisi pandemi.

 

Lokasi cuci tangan di area Pantai Boom

 

Di area Pantai Boom saat ini pengunjung diwajibkan menggunakan masker serta menjaga jarak. Disediakan pula beberapa tempat cuci tangan. Dengan tiket masuk Rp10.000 kita bisa puas menikmati berbagai pemandangan di Pantai Boom.

 

3. KAWAH IJEN

Keindahan Kawah Ijen sudah tak dipungkiri lagi. Dikenal tak hanya di Nusantara melainkan juga hingga ke mancanegara. Secara administratif kawasan ini berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Tepatnya berada di Dusun Curah Macan Kelurahan Kalianyar Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, di ketinggian 2.368 mdpl.

 

Istimewanya, Kawah Ijen memiliki fenomena api biru (blue fire) yakni efek sinar biru yang berasal dari api belerang cair yang terus-menerus dimuntahkan dari dalam perut bumi Gunung Ijen. Belerang ini pula yang menjadi mata pencaharian penting bagi masyarakat Ijen. 

 

Kawah Ijen

 

MyTrip sempat berbincang-bincang dengan Pak Trisno yang sudah menjadi buruh tambang belerang selama 13 tahun. Ia mulai menerima upah Rp300/kg hingga kini Rp1.250/kg. Ia pernah mengangkat keranjang belerang paling berat hingga mencapai 81 kg. Terdapat sejumlah hampir 400 tenaga kerja yang menggantungkan hidup sebagai penambang. Namun di masa pandemi ini jumlah belerang sedikit berkurang hingga dilakukan pembagian pekerja, jadi hanya aktif kurang dari 100 orang saja. Jika tidak sedang menambang Pak Trisno mengisi waktu sebagai penarik gerobak bagi pengunjung. Upah pergi-pulang dari pos tiket hingga puncak Rp800.000 dibagi 3 orang yang bersama-sama menarik gerobak. Namun apabila turun saja hanya Rp200.000 karena hanya dilakukan 1 orang.

 

Aturan baru saat pandemi, pengunjung hanya bisa membeli tiket secara online di tiket.bbksdajatim.org.  Harga tiket bagi wisatawan domestik Rp5.000. Di website tersebut tercantum lengkap tarif dan biaya-biaya sesuai kebutuhan kita di kawasan Kawah Ijen. Jadi pastikan sudah punya tiket online ya karena nanti akan diperiksa di pintu loket oleh petugas. Gerbang pendakian baru dibuka pukul 03.00. Perlu dicatat, Kawah Ijen tutup pada Jumat minggu pertama setiap bulannya.

 

Tempat cuci tangan di dekat loket masuk Kawah Ijen

 

Perlu diperhatikan, pengunjung harus tidak memiliki penyakit asma dan sakit jantung. Sebelum naik kita juga diwajibkan mencuci tangan serta menggunakan masker, selain untuk mencegah penyebaran Covid-19 juga untuk menghindari asap belerang yang cukup menyengat. Apabila tiba sebelum matahari terbit, kita masih bisa menikmati si api biru. Namun apabila matahari sudah terbit, si api biru sudah tak terlihat, tapi keindahan Kawah Ijen dan pemandangan Gunung Raung tetap memesona. 

 

4. TAMAN NASIONAL BALURAN

Nama Taman Nasional Baluran berasal dari nama Gunung Baluran. Berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbundo, tepatnya secara administratif di Desa Sumberwaru Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Menempati area seluas 25.000 ha.

 

Masuk ke taman nasional ini kita bisa membeli langsung tiket di gerbang masuk. Protokol kesehatan diberlakukan, setiap pengunjung wajib memakai masker dan mencuci tangan terlebih dahulu, serta menjaga jarak. 

 

Loket tiket di TN Baluran

 

Pantai Bama

 

Di sini kita bisa menyaksikan luasnya vegetasi sabana, hutan evergreen dan juga hutan mangrove. Ada juga Pantai Bama, di pantai ini masih banyak kita jumpai monyet ekor panjang, tapi jangan khawatir,  monyet-monyet ini cukup jinak. O ya, pengunjung dilarang memberi makan satwa di kawasan taman nasional, serta menjaga agar tidak masuk ke batas area yang ditentukan, selain untuk keselamatan pengunjung sendiri, juga agar tidak merusak habitat satwa di taman nasional. Spot pohon kering, Sabana Bekol dan fosil kepala kerbau menjadi lokasi wajib apabila berkunjung ke Taman National Baluran.

 

Fosil kepala kerbau, salah satu spot foto wajib di TN Baluran

 

5. PULAU TABUHAN

Pulau Tabuhan berada di Selat Bali, tepatnya di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Menuju Pulau Tabuhan kita bisa menyewa kapal bermotor dari  Grand Watu Dodol, lokasinya tak jauh dari patung Gandrung Watu Dodol, ikon terkenal di Banyuwangi. 

 

Tempat cuci tangan di kawasan Grand Watu Dodol

 

Masuk kawasan Grand Watu Dodol pengunjung juga wajib mematuhi protokol kesehatan. Tempat cuci tangan sudah disiapkan dan pengunjung wajib menggunakan masker ya. Kapal bermotor juga sudah dilengkapi pelampung. Apabila mau sewa alat snorkle juga bisa dilakukan di Grand Watu Dodol. Selain itu pantai di Grand Watu Dodol juga sangat indah, pohon-pohon pinus yang ditanam rapi menambah sejuk kawasan pantai. Kita juga bisa melihat keramba apung lobster di sini. Ada 4 macam lobster yang dikembangbiakkan, antara lain jenis lobster batik, pasir, batu dan mutiara. Pengunjung juga bisa membeli lobster dan makan di sini.

 

Kapal bermotor dilengkapi pelampung, dan protokol kesehatan diterapkan

 

Jenis lobster batik yang dibudidayakan di Grand Watu Dodol

 

Dari bibir Pantai Grand Watu Dodol ini kita mulai melakukan perjalanan kapal bermotor menuju Pulau Tabuhan, hanya memakan waktu kurang dari 1 jam. Pulau Tabuhan berpasir putih, seru untuk snorkeling atau sekadar menikmati keindahan pantainya. Minum air kelapa muda bersama pisang goreng hangat tentu sangat pas dinikmati. Ada warung sederhana yang menyediakan penganan serta tempat bersantai bagi para pengunjung.

 

Pantai pasir putih Pulau Tabuhan

 

5 destinasi lanjutannya bisa dibaca di sini.

 

Informasi lengkap tentang tempat-tempat menarik di Indonesia juga bisa dilihat di www.Indonesia.travel.

 

Apabila kondisi sudah membaik, tetaplah jadi pahlawan bagi negeri sendiri ya dengan berkunjung ke tempat-tempat menarik #diIndonesiaAja. Tanamkan disiplin baru dengan mematuhi protokol  kesehatan, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Jangan lupa membuang sampah pada tempatnya, karena dengan disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungan kita tak hanya menyelamatkan diri sendiri namun juga banyak orang.

 

 

Teks & Foto: Raiyani Muharramah
Comment