BERNOSTALGIA DI HWASEONG HAENGGUNG PALACE, TEMPAT SYUTING DAE JANG GEUM 2019-10-01 00:00

Cantiknya Istana Hwaseong Haenggung

 

Ingat serial drama Korea yang ditayangkan tahun 2003 Dae Jang Geum? Nah, banyak adegan dalam serial tersebut yang syutingnya dilakukan di Hwaseong Haenggung Palace di Kota Suwon, Korea. Istana ini juga menarik karena sebenarnya ini hanya Temporary Palace yang dibangun Raja Jeongjo dari Dinasti Joseon (1392-1910). Inilah istana sementara terbaik dalam sejarah, dilihat dari skala dan fungsinya. Mari mengenalnya lebih jauh.

 

TENTANG ISTANANYA
Selain membangun Suwon Hwaseong Fortress, Raja Jeongjo (1752-1800) juga membangun istana di dalam benteng tersebut, di lereng sebuah bukit. Selesai dibangun tahun 1789, dan diperluas tahun 1796 hingga mencapai total 600 ruangan. Jadi raja dan keluarga bisa tetirah di sini, meninggalkan sementara hiruk-pikuk di Seoul, terutama saat berlangsung perang. Saat tak dipakai raja, istana juga dipakai sebagai kantor pemerintahan. Salah satu alasan yang membuat Kota Suwon dipilih karena letaknya nggak jauh dari Seoul, hanya 30 km di selatan Seoul.

 

Salah satu ruangan di istana

 

Istana ini juga ditinggali Raja Jeongjo saat ia ziarah ke makam ayahnya yang dipindahkannya ke Suwon. Dan di istana ini pula pernah digelar pesta akbar untuk merayakan ulang tahun ke-60 ibunda raja, tepatnya di aula utama tempat raja biasa menemui para tamu, Bongsudang. Diceritakan bahwa saat pesta itulah rakyat jelata bisa masuk ke istana dan berbaur tanpa batas.

 

Baca juga: "Mau Paket Komplit Korea Selatan?"

 

Pada masa itu istana ini juga sering dipakai sebagai tempat berbagai acara kerajaan. Saat ini istana selain sebagai objek wisata, juga sering dipakai sebagai tempat gelaran budaya tradisional dan beberapa festival yang menarik minat wisatawan mancanegara.

 

Dari segi usia, istana ini termasuk yang termuda dibanding istana-istana lain di Seoul. Dibangun dengan gaya arsitektur mengikuti istana-istana yang ada di Seoul. Ada aula untuk seremoni, tempat tinggal dan ruang kerja keluarga kerajaan termasuk para pelayan, kuil, maupun taman sunyi untuk kontemplasi.

 

 

Pendudukan Jepang membuat kerusakan pada istana mulai tahun 1910. Untunglah ada blue printnya sehingga istana bisa direstorasi sesuai bentuk aslinya. Proyek restorasi pertama dimulai tahun 1996, dan akhirnya Oktober 2003 istana dibuka untuk umum.

 

APA SAJA YANG BISA DILIHAT

Tidak ada ruangan yang tak boleh dilihat dan difoto oleh pengunjung di komplek istana ini. Yang menariknya, beberapa ruangan didekor sesuai interior asli, bahkan dilengkapi manekin, sehingga kita bisa membayangkan bagaimana kehidupan keluarga kerajaan pada masa itu. Ruangan yang menjadi tempat syuting Dae Jang Geum juga bisa dilihat.

 

Tempat syuting Dae Jang Geum

 

Maret hingga November digelar beberapa pertunjukan di halaman depan istana, termasuk upacara pergantian penjaga setiap Minggu pukul 14.00, dan pertunjukan seni bela diri dengan pedang Selasa sampai Minggu pukul 11.00 (hanya kalau hujan deras atau salju lebat saja pertunjukan ini ditiadakan). Setiap Oktober juga digelar festival akbar sebagai bagian dari festival tahunan di Suwon.

 

Pertunjukan seni bela diri di halaman istana saat Suwon Culture Night

 

Dulunya di komplek istana terdapat 22 bangunan, tapi sekarang sudah lebih sedikit. Yang pasti masih ada tentu gerbang utama, Singpungnu Gate. Di bagian depan gerbang ini terdapat halaman luas. Di halaman inilah pertunjukan seni pedang setiap hari digelar (kecuali Senin).

 

Di belakang gerbang utama, masih ada 2 lapis gerbang lagi, Jwaikmun Gate dan Jungangmun Gate. Lalu barulah terlihat bangunan utama Bongsudang. Setelah dari Bongsudang biasanya pemandu akan mengajak kita ke bagian samping kanan. Di situ kita akan melihat Nangnamheon, salah satu bangunan asli yang tidak rusak atau hancur saat pendudukan Jepang.

 

Nangnamheon, yang takhancur saat pendudukan Jepang

 

O ya, saat Suwon Culture Night yang diadakan tiap bulan Agustus, istana dan benteng di Suwon berdandan cantik. Jangan lewatkan berada di dalam halaman dalam istana untuk menyaksikan spektakuler dan indahnya saat bangunan-bangunan istana ‘ditembaki’ sinar lampu warna-warni yang membentuk aneka motif. Keren banget!

 

Istana bermandikan cahaya lampu saat Suwon Culture Night
 

Daftar judul film yang pernah syuting di sini:
Moon Embracing the Sun (2012), Rooftop Prince (2012), Deep Rooted Tree (2011), The Princess' Man (2011), Lee San, Wind of the Palace (2007), Insu, The Queen Mother (2011), Queen and I (2012), The King and I (2007), Masquerade (2012).

 

Jam buka: Setiap hari pkl. 09.00-18.00 (Maret-Oktober), 09.00-17.00 (November-Februari).

Tiket masuk: 1.500 won (dewasa), 1.000 won (remaja), 700 won (anak-anak), gratis untuk anak-anak <6 tahun, lansia >65 tahun.

Info turis:

- Tersedia guided tour dalam bahasa Inggris dan Jepang tapi perlu reservasi.

- Tersedia penyewaan audio guide.

 

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment