SERBA-SERBI BHUTAN (Bagian 2-Tamat): MAU KENALAN DENGAN EMA DATSE? 2016-05-08 00:00

Tarian di dalam kuil

 

Orang membayangkan Bhutan sebagai negeri yang mistis dan eksotis. Berada di kaki Himalaya, daratan tingginya sarat dengan kuil-kuil cantik yang menyimpan deretan cerita sejarah klasik. Dan banyak yang mengidamkan Bhutan sebagai destinasi impian. Tapi mungkin banyak yang belum tahu beragam fakta unik tentang Bhutan. Mari mengenal Bhutan lebih dekat.

(Baca bagian 1 di sini)

NGGAK ADA LAMPU LALU-LINTAS

Satu-satunya ibu kota yang nggak punya lampu lalu-lintas ya Thimphu! Kota terbesar di Bhutan yang baru jadi ibu kota tahun 1961 ini nggak kayak ibu kota dalam bayangan kita. Satu kecamatan paling kecil aja di Jakarta masih lebih padet. Penduduknya cuma sekitar 100.000 jiwa. Karena nggak ada lampu lalu-lintas, di salah satu perempatan polisi berdiri ngatur lalu-lintas dengan gerakan tangan. Eh, awalnya ada deng satu lampu lalu-lintas didirikan, tapi karena dianggap nggak sesuai dengan kondisi natural Thimphu, atas perintah raja lampunya diangkat. Lagian emang nggak butuh lampu lah kota sesantai itu.

 

Polisi lalu-lintas di Thimpu

 

KAMBING BERTUBUH SAPI

Bhutan punya hewan nasional yang unik, namanya takin. Kita bisa melihatnya di Motithang Mini Zoo (Bhutan Takin Preserve). Uniknya hewan ini, kepalanya mirip kambing tapi tubuhnya seperti sapi. Selain hewan takin, ada satu lagi hewan langka yang diincar turis yang datang ke Bhutan. Black-necked crane, burung bangau berleher hitam yang tingginya 1,5 m. Saat musim dingin mereka bermigrasi dari dataran tinggi di Tibet ke padang rumput Phobjikha Valley di Bhutan yang bersuhu sedang.

 

Takin

Black-necked crane

 

108 BENDERA PUTIH

Bendera putih berjumlah 108 batang yang banyak kita lihat di sepanjang jalan di Bhutan adalah bendera untuk mengenang keluarga yang meninggal. Bendera-bendera ini biasanya dipasang di atas tanah milik pemerintah dan nggak pernah dicabut. Untung jumlah penduduknya sedikit yaaa. Coba kalau banyak, cepet penuh deh tuh tanah buat masang bendera doang.

 

NEGARA “SERIBU” DZONG

Obyek wisata di Bhutan memang melulu dzong (benteng), chorten (stupa) dan goemba (monastery) yang di dalamnya terdapat lhakhang (chapel). Ada sekitar 25 dzong dan >1.500 monastery. Bagi kita yang awam, semua bangunan itu mirip-mirip aja. Tapi jika sejarah maupun mitos di baliknya kita cermati, barulah kita bisa lebih membedakan satu sama lain. Sayangnya, hampir semua kuil di Bhutan nggak boleh difoto bagian dalamnya.

 

LITTLE BUDDHA

Film Little Buddha garapan Bernardo Bertolucci tahun 1995 mengambil tempat salah satunya di Paro Dzong, nama aslinya Rinchen Pung Dzong (Fortress on A Heap of Jewels). Dibangun tahun 1644, selamat dari gempa bumi tahun 1897, tapi nyaris lumat dalam kebakaran tahun 1907.

 

Paro Dzong

 

KOIN LANGKA

Koin di Bhutan sudah jadi barang langka. Yang mau ngoleksi bisa beli di toko suvenir, tentu dengan harga jauh di atas nilai yang tertera.

 

Koin langka

 

BHUTAN KETINGGALAN ZAMAN?

  • Hingga tahun 1960-an Bhutan nggak punya pesawat telepon, sekolah, rumah sakit dan jasa pos.
  • Akses internet full baru ada di Bhutan 2 Juni 1999.
  • Bhutan baru punya commercial domestic flight sejak 7 Desember 2011. Sebelumnya cuma ada pesawat pribadi.
  • Televisi juga sempat dilarang dengan alasan memberi dampak negatif. Baru pada tahun 1999 diizinkan lagi, termasuk TV satelit.
  • Sekitar 6-7 tahun lalu Bhutan belum membuka perjanjian roaming internasional dengan provider telepon mana pun. Tapi sekarang, salah satu provider Indonesia sudah punya perjanjian roaming di sana.

 

MAU KENALAN DENGAN EMA DATSE?

Emangnya siapa Ema Datse? Haha, bukan, ini bukan nama wanita cantik kok. Ema datse adalah makanan khas Bhutan. Daging ya? Haha, bukan juga! Ema datse cuma sambal --potongan cabe hijau besar yang diguyur keju cair. Tapi oleh penduduk Bhutan sambal ini diperlakukan nggak sebagai sambal, melainkan sebagai lauk! Tapi buat lidah Indonesia yang terbiasa dengan pedas, pedasnya ema datse gampang ditaklukkan. Percaya deh!

 

Ema datse sebagai lauk

 

ARRA YANG KENCENG

Nah kalau minuman khas Bhutan adalah minuman beralkohol. Arra namanya. Sejenis spirit yang disuling dari beras. Lumayan “kenceng” bagi yang nggak biasa “minum”. Orang Bhutan sendiri senang minum alkohol, baik arra maupun minuman dari luar negeri. Hampir di setiap lobi hotel maupun restoran kita menemukan meja bar yang penuh berisi minuman.

 

NO SMOKING IN BHUTAN

Bhutan adalah negara pertama di dunia yang melarang merokok di tempat umum dan melarang penjualan rokok.

 

STATUS PERKAWINAN NGGAK PENTING

Status pernikahan di Bhutan boleh dibilang nggak penting. Jadi jarang di antara mereka yang menanyakan hal itu saat bertemu orang baru. Poligami nggak dilarang. Raja ke-4 bahkan menikahi 4 kakak beradik sekaligus. Ini nggak jadi isu besar di Bhutan. Praktik poliandri (wanita bersuami lebih dari satu) juga dikenal di kalangan nomad.

 

WANITA SAMA DI MATA WARISAN

Dibandingkan negara lain di Asia Selatan, wanita Bhutan lebih merasakan persamaan hak dan kebebasan. Bahkan wanita cenderung mendapat lebih dalam hal warisan. Tapi sejauh ini belum ada wanita duduk di parlemen. Namun sudah ada anjuran dari pemerintah agar wanita berpartisipasi dalam parlemen.

 

Wanita Bhutan

 

HOBI BELANJA KE BANGKOK

Bhutan nggak punya pabrik ataupun distributor peralatan elektronik termasuk handphone. Mayoritas mereka membelinya di India atau Thailand. Jangan heran kalau melihat keluarga Bhutan lengkap dengan mengenakan gho dan kira terbang ke Bangkok hanya untuk belanja.

Teks: Mayawati NH Foto: Foto: Dok.MyTrip, Istimewa, Mayawati NH
Comment