PANDUAN CERDAS EKSPLOR TAMAN NASIONAL UJUNG KULON 2020-07-22 15:20

Pulau Peucang

 

Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) bercula satu yang mendekati punah hanya hidup di belantara Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa ini. Memang butuh keberuntungan besar untuk bisa menjumpainya. Tapi tak mengapa, karena Taman Nasional Ujung Kulon punya daya pikat lain. Ada pulau dengan pantai berpasir putih, sunset menawan, sungai eksotis, sabana dengan aneka satwa liar, dan juga dunia bawah laut.

 

Kawasan seluas 122.956 ha yang berupa hutan lindung yang sangat luas ini memiliki tiga tipe ekosistem yaitu:

- Ekosistem daratan/teresterial, terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah yang terdapat di wilayah Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.

- Ekosistem perairan laut, terdiri dari terumbu karang dan padang lamun yang terdapat di wilayah perairan Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.

- Ekosistem pesisir pantai, terdiri dari hutan pantai yang terdapat di sepanjang pesisir pantai dan hutan bakau di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon.

 

Hutan bakau

 

Ada banyak sekali jenis flora TN Ujung Kulon baik yang tergolong langka maupun jenis tumbuhan yang kayunya punya nilai ekonomis, tanaman obat­-obatan, tanaman hias maupun tanaman yang dikonsumsi. Di antaranya bayur, rotan, gaharu, cempaka, kayu jambe, aneka anggrek, tangkil, salak.

 

Satwa liar juga banyak berdiam dan berkembang biak di kawasan ini, baik yang endemik maupun bukan. Seperti telah disebutkan, primadonanya adalah badak Jawa bercula satu. Lainnya lagi owa Jawa, surili, banteng, anjing hutan, kera ekor panjang, 30 jenis mamalia termasuk yang kecil seperti  landak, bajing tanah, berang-berang, trenggiling. Yang banyak, jumlahnya mencapai 500-an adalah banteng (Bos javanicus), dan juga rusa.

 

TN Ujung Kulon secara administratif terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Gerbang masuknya di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Banten, tempat Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon berada. Atau wisatawan biasanya menuju Desa Tamanjaya di Kecamatan Sumur, juga di Kabupaten Pandeglang, untuk kemudian menyeberang dengan speedboat.

 

Baca juga: “7 Objek Wisata Wajib di Geopark Ciletuh Sukabumi

 

CARA KE TN UJUNG KULON

Perjalanan menuju Labuan melalui jalan darat:

- Jakarta - Serang (via jalan tol) - Pandeglang – Labuan (±135 km, ±3,5 jam).

- Jakarta - Cilegon (via jalan tol) - Anyer – Labuan (±155 km, ±4 jam).

- Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang – Labuan (±160 km, ±4 jam).

 

Lalu dari Labuan ke TN Ujung Kulon melalui darat dan/atau laut (dengan speedboat):

- Labuan - Sumur - Tamanjaya (darat, ±90 km, ±4 jam), dilanjutkan Tamanjaya - Pulau Handeuleum (laut, ±40 menit), atau Tamanjaya - Pulau Peucang (laut, ±2,5 jam).

- Labuan - Tamanjaya (laut, ±4 jam).

- Labuan - Pulau Handeuleum (laut, ±4 jam).

- Labuan - Pulau Peucang (laut, ±5 jam)

 

Dari Jakarta langsung naik speedboat:

- Jakarta - Tamanjaya, (±223 km, ±8 jam).

- Jakarta - Pulau Handeuleum (±226 km, ±8 jam).

- Jakarta - Pulau Peucang (±235 km, ±10 jam).

 

WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK

Mei-September, tapi paling aman Juni-Agustus (air laut lebih tenang).

 

Baca juga: “8 Sunset yang Bikin Blingsatan, yang Nomor 6 Tak Terduga

 

KEGIATANNYA

- Mengamati Badak Jawa

Badak Jawa

 

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para peneliti atau pihak-pihak yang berkepentingan karena kemungkinannya sangat kecil. Jadi kalau wisatawan biasa cenderungnya sih tak akan sabar menunggu sesuatu yang tak pasti. Untuk mengamatinya disediakan ranggon atau panggung dari bambu setinggi 5–7 meter di wilayah Cikeusik dan Citadahan yang berada di Semenanjung Ujung Kulon.

 

- Menginap dan Menikmati Pulau Peucang

Pulau Peucang menjadi tujuan utama atau basecamp para wisatawan yang datang ke TN Ujung Kulon. Begitu mendarat di dermaganya, kita sudah disambut dengan hamparan pantai landai berpasir putih halus. Di sinilah kita bisa snorkeling, menikmati keindahan bawah lautnya. Duduk-duduk saja di bawah rimbun pepohonan di tepi pantai juga jadi kegiatan mengasyikkan.

 

Di bagian barat pulau ini ada pantai namanya Karang Copong. Di sinilah para wisatawan menanti matahari terbenam. Kalau cuaca cerah, dipastikan Anda akan mendapatkan momen sunset spektakuler di sini.

 

Sunset di Karang Copong

 

Pulau kecil ini berada di sebelah barat laut Semenanjung Ujung Kulon. Pulau Peucang telah dilengkapi penginapan, dermaga, pusat informasi, dan komunikasi. 

 

- Menonton satwa liar di Padang Penggembalaan Cidaon

Rusa

 

Tujuan utama wisatawan datang ke taman nasional adalah menyaksikan satwa-satwa langsung di habitatnya. Satwa liar yang mungkin dilihat di sini antara lain banteng, merak, ayam hutan, babi hutan, rusa, dan kera ekor panjang. Cidaon berada di Semenanjung Ujung Kulon.

 

- Susur Sungai Cigenter di Pulau Handeuleum dengan Kano

Katanya sih di sungai yang di kiri kanannya dirimbuni pepohonan dan juga bakau ini ada buaya. Tapi jangan takut, air sungai tenang, Trippers pun bisa mendayung dengan santai sambil menikmati ketenangan dan udara segar.

 

- Snorkeling di Pantai Cibom

Selain di Peucang, ini spot lain untuk snorkeling yang berada di Semenanjung Ujung Kulon. Yang nggak mau snorkeling bisa leyeh-leyeh saja di pantainya yang bersih.

 

Baca juga: “100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 3: DKI, Banten, Jawa Barat

 

- Menikmati Panorama Ujung Jawa di Tanjung Layar

Tanjung Layar

 

Untuk mencapai tempat yang berada di ujung Semenanjung Ujung Kulon ini memang butuh perjuangan. Usai merapat dengan speedboat di pantainya, trek hutan siap menanti. Tapi begitu sampai spotnya, di mana terdapat padang rumput luas di tepian laut yang dipenuhi batu-batu karang besar dan cantik, Trippers pasti langsung senang. Banyak banget spot Instagrammable di sini! Salah satunya tentu pemandangan ke arah batu karang yang bentuknya mirip layar kapal.

 

- Melihat Peninggalan Hindu di Pulau Panaitan

Pulau Panaitan

 

Di Pulau Panaitan selain menikmati alamnya yang berupa perbukitan maupun hutan pantai

yang didiami beberapa satwa liar, kita juga bisa melihat arca Ganesha, Siwa, dan benda-benda peninggalan zaman Hindu kuno, tepatnya di Puncak Gunung Raksa. O ya, ombak di Pulau Panaitan juga cocok untuk berselancar.

 

PENGINAPANNYA

Selain di Pulau Peucang, kita bisa juga memilih penginapan di Desa Tamanjaya (Kecamatan Sumur) dan Pulau Handeuleum.

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Indra Rahardian, Mayawati NH, Sugeng WWF Kalimantan
Comment