TARUHAN DEH, BANYAK YANG SUDAH KE MISOOL TAPI BELUM PERNAH KE GUA INI 2020-02-13 13:00

Ruang depan gua

 

Namanya aja susah disebut dan diingat, Gua Wagmab. Gua yang berada di Misool Raja Ampat Papua Barat ini masih sangat alami, belum banyak yang tahu, dan pastinya belum banyak dikunjungi. Cari referensinya di internet aja nggak nemu. Yang pernah datang ke Misool pun belum tentu pernah ke gua ini, taruhan deh!

 

Selain Gua Keramat 2, Gua Wagmab ini masih asing bagi sebagian besar travelers. Laguna dan Pantai Wagmab sendiri sih memang sudah dikenal para penyelam sebagai salah satu spot selam. Waktu kami datang ke sini pun, November 2018, terlihat kapal LOB (live-on-board) yang membawa para penyelam mancanegara sedang berlabuh di lagunanya.

 

Baca juga: “Spot Instagrammable Baru di Misool Raja Ampat: Batu Patah

 

Kata Indra, pemandu kami, belum banyak yang tahu tempat ini. Karena untuk menemukan pintu masuk guanya, dari laguna besar Wagmab speedboat harus melewati celah sempit di antara dinding karst yang dirimbuni tanaman hijau untuk menuju laguna lain di baliknya.

 

Makanya, saat melihat dua speedboat kami yang dipandu Indra menuju celah kecil itu, tetiba dingy (perahu karet kecil) dari kapal LOB asing itu menguntit speedboat kami, ikutan ke ujung laguna sebelah dalam. Mereka ikut merapatkan dingy di mulut gua yang dirimbuni semak, yang sumpah deh kalau datang nggak sama Indra yang sudah hapal tempatnya, nggak bakal kita tahu ada mulut gua di situ.

 

Pintu masuk Gua Wagmab, nyaris tak terlihat

 

Dari speedboat kita harus langsung melompat ke tangga kayu yang telah disediakan. Hanya melewati beberapa anak tangga, kita sudah sampai ke mulut gua yang berupa ruang yang nggak luas tapi juga nggak sempit. Ada formasi stalaktit cantik di sini. Foto-foto dulu deh di sini sebelum masuk.

 

Ruang depan gua

 

Dari situ sudah terlihat pintu masuk gua. Cukup tinggi tapi nggak lebar. Nggak perlu merunduk untuk masuk guanya, tapi karena sempit ya harus masuk satu-satu.

 

Celah masuk menuju bagian dalam gua

 

Guanya memanjang, gelap tentu saja, karena tak ada lubang atau celah untuk cahaya masuk kecuali dari arah pintu masuknya. Jadi harus pakai senter untuk menyusurinya. Sampai beberapa puluh meter, kita bisa menyusuri gua sambil berjalan normal, tanpa perlu merunduk apalagi merayap. Tapi sampai satu titik, kita harus menuruni gua, seperti masuk ke dalam lubang. Dari lubang itu, menurut keterangan dari Indra yang pernah menyusuri gua sebelumnya, ada jalur sempit lagi yang justru adalah jalan keluar kembali ke jalur utama gua. Luar biasa!

 

Sayang karena waktu sempit dan ada cukup banyak orang dari dua rombongan kami ditambah penyelam-penyelam bule penguntit kami itu, saya dan beberapa teman tidak ikut masuk ke jalur sempit itu. Kami kembali lagi ke mulut gua melewati jalur yang sama. Saat datang lagi ke sini kedua kalinya pada Desember 2018 dengan rombongan yang berbeda, saya malah hanya sampai ruang depan guanya saja.

 

Jadi saya lagi-lagi masih menyisakan PR di Misool.

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment