INI DIA ALTERNATIF LIBURAN DI SEKITAR JAKARTA YANG AMAN SAAT PANDEMI 2020-08-29 00:00

 

Di tengah situasi pandemi Covid-19 kita semua harus sangat berhati-hati bila ingin keluar rumah untuk berwisata. Apalagi tempat wisata itu terlanjur identik dengan keramaian. Tempat wisata yang tengah happening justru sebaiknya dihindari dulu. Nah, Pulau Macan di Kepulauan Seribu rasanya bisa dipertimbangkan. Pertimbangan utama adalah karena Pulau Macan ini private island (tidak berpenduduk). Pulau yang sepi dan jauh dari keramaian.

 

Pulau tak berpenduduk yang jauh dari keramaian

 

Dari Dermaga Marina Ancol, menggunakan kapal cepat (speedboat) membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai di Pulau Macan. Kapal cepat yang sebenarnya berkapasitas 30 orang, hanya diisi separuhnya sesuai dengan protokol kesehatan.

 

Selamat datang di Pulau Macan

 

Siang itu begitu kami tiba di Pulau Macan cuaca sempat mendung, sempat hujan gerimis sebentar, namun cerah kembali. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan seperti main billyard, tenis meja, bulutangkis (sayangnya terkendala angin karena dilakukan secara outdoor). Dan tentu saja aktivitas di laut seperti snorkeling dan canoeing.

 

Baca juga: "100+ Destinasi Wisata Domestik yang Bisa Jadi Pilihan di Era Next Normal. Bagian 3: DKI, Banten, Jawa Barat"

 

Kapasitas Pulau Macan Eco Resort sendiri sebenarnya 50 orang. Tapi mereka cukup ketat menjalankan PSBB ini dan diisi hanya sekitar separuhnya.

 

 

Pulau Macan terdiri dari Pulau Macan Besar dan Pulau Macan Kecil. Kedua pulau ini tak berpenduduk. Pulau Macan Besar terdiri dari beberapa cottage yang menghadap langsung ke laut lepas. Cottage-nya benar-benar menyatu dengan alam, bangunan konstruksi kayu, tanpa pintu dan jendela yang terkunci. Begitu pula aktivitas di kamar mandi bisa dilakukan dengan memandang laut lepas. Bila tidak nyaman, bisa menutup tirai bambunya.

 

Kamar mandi dengan konsep semi terbuka

 

Dari Pulau Macan Besar menuju ke Pulau Macan Kecil bisa ditempuh dengan berjalan kaki saat kondisi surut, atau bahkan berenang. Hanya perlu berhati-hati, karena banyak terdapat hewan bulu babi. Bisa pula ditempuh dengan mendayung (canoeing).

 

Saat liburan di sebuah pulau kecil, terkadang kita terpaksa menikmati makanan dengan rasa seadanya. Tapi Pulau Macan ini berbeda, mereka menyediakan makanan sehat tanpa menggunakan MSG. Menu yang disajikan beragam antara makanan Indonesia dan makanan ala Barat (Western) dengan rasa yang sungguh lezat. Minuman (air mineral, teh, kopi dan teh jahe) tersedia sepanjang waktu.

 

Sajian lezat dan sehat di Pulau Macan

 

Minum kopi dengan pisang goreng selepas mendayung dan snorkeling memberikan atmosfer yang sungguh berbeda. Atmosfer yang tentu tidak kita temukan atau rasakan di kafe-kafe di ibu kota.

 

Atmosfer yang tak bisa ditemukan di kafe-kafe di Jakarta

 

Saat menikmati makan malam di tepi laut, angin bertiup kencang. Meminum teh jahe yang telah disediakan bisa menjadi pilihan yang pas sebagai penghangat tubuh.

 

Setelah balik ke cottage dan leyeh-leyeh terlebih dahulu, tidak lagi terasa embusan angin malam itu. Tidak pula ada nyamuk yang mengganggu, kelambu yang disediakan tidak perlu digunakan. Begitupun tirai bambu yang membatasi tempat tidur dan laut lepas dibiarkan tetap tergulung. Sehingga sang surya bisa langsung menyapa tanpa batas keesokan harinya. Tidak perlu takut dengan angin malam, alam memberikan kenyamanannya sendiri.

 

Ranjang berkelambu di alam terbuka

 

Tempat tidur langsung menghadap laut lepas

 

Perjalanan kembali dari Pulau Macan menuju kembali ke Marina Ancol biasanya dilakukan pukul 14.00. Hari masih sore saat tiba di pantai Ancol sehingga bisa dilanjutkan dengan menikmati matahari terbenam di pantai Ancol sampai malam menjelang.

 

Baca juga: "Ini Kondisi Ter-Update Taman Impian Jaya Ancol Sejak Dibuka Lagi"

 

 

Teks & Foto: Lillyana Dewi
Comment
Clarkcop

jr96x a3u40 70a7

2021-03-01