BOHONG BANGET DEH KALAU NGGAK BLINGSATAN DI REGISTAN SAMARKAND 2020-04-02 15:15

Salah satu sudut cantik di Registan yang direkomendasikan MyTrip

 

Baik Anda penikmat arsitektur bangunan maupun traveler yang hanya suka berfoto, pasti sama-sama blingsatan deh begitu melihat Registan Square di Kota Samarkand, Uzbekistan. Alun-alun luas ini begitu spektakuler dengan tiga bangunan gagah sekaligus cantik yang komposisinya harmonis. Datanglah ke sini menjelang sore dan tunggulah hingga malam saat lampu-lampu mulai menyala, memendarkan mozaik-mozaik di dindingnya yang akan membuat Anda terpesona.

 

Cantiknya Registan di waktu malam

 

DULUNYA BAZAAR

Registan Square merupakan jantung Samarkand, kota tempat didirikannya kerajaan oleh Amir Temur, sang Bapak Bangsa Uzbekistan, pada abad ke-14. Kekuasaannya membentang dari Asia Tengah hingga India di timur dan Turki di barat.

 

Dulu Registan adalah bazaar, pasar besar di kota kuno Samarkand, tempat berkumpulnya warga, tempat pejabat kerajaan mengumumkan hal-hal penting, tempat parade perayaan, dan juga tempat berlangsungnya hukuman mati. Seluruh jalan utama di Samarkand mengarah ke Registan, jadi tak heran kalau selalu sibuk dan ramai.

 

Registan berasal dari bahasa Persia, arti harfiahnya yakni tempat berpasir atau gurun. Dulunya memang alun-alun ini berlantai pasir. Tapi ada versi lain yang mengartikan Registan sebagai istana kaisar.

 

Registan sejatinya adalah sebutan untuk alun-alun utama di banyak kota di Asia Tengah. Tapi Registan-nya Kota Bukhara dan Tashkent nyaris tak bersisa, sementara Registan-nya kota yang lebih kecil di Uzbekistan seperti Karshi terlalu sederhana. Jadi kalau menyebut Registan, pasti mengacu pada Samarkand.

 

Baca juga: "Satu Lagi Bangunan Lambang Cinta: Sitorai Mohi-Hosa Palace di Uzbeksitan"

 

DIBANGUN 3 MADRASAH PADA ABAD KE-15 & ABAD KE-17

Baru pada abad ke-15, tepatnya antara tahun 1417 hingga 1420 dibangunlah madrasah yang pertama di sisi barat alun-alun ini (sebelah kiri kalau kita lihat dari depan) atas prakarsa Ulughbeg, cucu Amir Temur. Diberi nama Ulughbeg Madrasah.

 

Ulughbeg Madrasah

 

Kemudian menyusul Sher-Dor Madrasah tahun 1619–1636 yang posisinya di sisi timur (kanan) dan Tilya-Kori Madrasah tahun 1646–1660 di bagian tengah atas perintah Yalangtush Bahadur, emir Samarkand penerus Ulughbeg.

 

Sher-Dor Madrasah

 

Jadilah di atas lapangan luas ini berdiri tiga bangunan megah dengan portal atau gerbang persegi yang tinggi (khas bangunan di Asia Tengah), dengan minaret-minaret di kiri-kanan, serta kubah masjid berwarna biru. Ketiganya seperti membentuk huruf U, dalam komposisi yang menyatu dan seimbang.

 

Ketiga madrasah membentuk huruf U

 

Ketiga madrasah ini, terutama Ulughbeg, menjadi pusat pengajaran agama Islam yang berskala global pada zamannya. Banyak santri mancanegara menuntut ilmu dan tinggal di sini. Ulughbeg Madrasah malah bukan sekadar madrasah, tapi universitas, dan menjadi pusat pendidikan ilmu agama, astronomi, filsafat, dan matematika.

 

Registan menjadi model arsitektur Asia Tengah yang paling terkenal dan paling cantik. Karya besar arsitektur Islam pada Abad Pertengahan. Dan tentunya merupakan salah satu destinasi paling populer di Uzbekistan dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 2001.

 

Registan yang kita lihat sekarang tentunya sudah melewati upaya restorasi bertahun-tahun oleh Pemerintah Uni Soviet dan Uzbekistan.

 

HAL-HAL YANG MENARIK DI TIAP BANGUNAN

Pintu gerbang Ulughbeg Madrasah tingginya 34,7 m. Mozaik pada fasad gerbangnya berpola bintang dan langit yang simetris (sesuai kegemaran Ulughbeg akan astronomi).

 

Yang menarik bahkan menggelitik keingintahuan adalah mozaik di fasad gerbang Sher-Dor Madrasah, yakni sepasang harimau (atau ada yang menyebutnya singa) berwarna emas yang memanggul matahari terbit berwajah orang yang sedang mengejar rusa putih. Sesungguhnya, bangunan Islami tidak pernah ada yang diberi ornamen berupa binatang maupun wajah orang. Disinyalir ada sedikit pengaruh Zoroastrianisme di sini.

 

Perhatikan, ada gambar 2 harimau, dan di bawahnya ada swastika

 

Ada juga yang bilang itu simbol kekuatan Samarkand yang diadaptasi dari Persia. Simbol ini menjadi populer di Uzbekistan dan diabadikan di uang kertas pecahan 200 som. Nama Sher-Dor diambil dari mozaik unik ini. Sher artinya harimau atau singa.

 

Hal menarik lainnya, di bagian bawah kanopinya malah ada lambang swastika yang tak mudah dikenali. Tapi bagian dinding-dinding lainnya dominan dihiasi kaligrafi Arab.

 

Sementara Tilya-Kori dari bagian depannya nampak kubah masjid berwarna biru terang. Di antara ketiga madrasah, Tilya-Kori paling kaya dekorasinya dengan dominan warna emas. Tilya-Kori sendiri memang berarti “dilapis emas”. Menunjukkan kemakmuran Samarkand pada masanya.

 

Nah yang nggak boleh banget dilewatkan adalah masjid di dalam Tilya-Kori yang berada di sebelah kiri dari pintu gerbang. Sangat mencengangkan karena seluruh langit-langit, dinding dan mihrabnya berlapiskan emas murni. Di bagian kanan ada mimbar dengan 11 anak tangga yang juga berlapis emas.

 

Tak ayal, di dalam masjid ini selalu ramai wisatawan, jadi agak susah berfoto tanpa bocor. Tapi tunggulah dengan sabar, pas kosong, posisikan diri Anda tepat di bawah titik tengah kubah emas dan mendongaklah untuk melihat full effect-nya. Berfoto ramai-ramai dengan meletakkan HP di bawah juga boleh dicoba.  

 

Berfoto di bawah kubah emas masjid di dalam Tilya-Kori

 

MADRASAHNYA KINI JADI MUSEUM, GALERI DAN TOKO SUVENIR

Gedung madrasah ini semua boleh dimasuki. Begitu melewati gerbang, kita disambut halaman terbuka. Sementara sekelilingnya adalah bangunan dua lantai dengan banyak ruang yang dulunya ruang kelas dan asrama. Tapi jangan berharap bertemu para santri karena kegiatan madrasah sudah tak ada. Kini tempat ini dijadikan museum, galeri, dan terbanyak adalah toko-toko suvenir.

 

REKOMENDASI CARA MENGEKSPLORNYA

Total luas area alun-alunnya saja 60 X 110 m. Plus masing-masing bangunan juga sangat luas. Jadi baiknya bagaimana atau mana dulu yang dieksplor?

 

Pertama datang tentu luangkan waktu beberapa menit memandang Registan secara keseluruhan dari teras pandang. Jaraknya yang cukup jauh dan posisinya yang lebih tinggi menjadikan tempat ini sangat ideal untuk mengambil foto utuh. Setelah itu barulah turun dan masuk ke halamannya. Tiket masuk 30.000 som (sekitar Rp50.000). Di halamannya kita bisa memandangi mozaik-mozaik pada fasad gedung dengan lebih detil.

 

Memotret Registan dari teras pandang

 

Masuk ke madrasah yang mana dulu? Ulughbeg atau Sher-Dor dulu sama saja. Cuma halaman dalam Ulughbeg lebih cantik untuk berfoto karena ada pohon-pohon. Selebihnya sama, ruangannya semua toko suvenir. Mungkin habiskan waktu lebih lama di Tilya-Kori, terutama di dalam masjid emasnya.

 

Halaman dalam Ulughbeg

 

Halaman dalam Sher-Dor

 

Halaman dalam Tilya-Kori

 

Nah, karena Tilya-Kori posisisnya di tengah, begitu kita hendak keluar dari gerbangnya, kedua madrasah di depan kiri-kanan terlihat dengan foreground atau framing dari kanopi gerbang Tilya-Kori. Keren deh ambil foto di sini. Butuh kamera atau HP dengan lensa ekstra lebar untuk mendapatkan angle sempurna. Motret di sini saat langit sudah gelap dan lampu-lampu telah menyala. Cakeeeep banget!

 

Ini angle favorit MyTrip. Mengambil foto dari bawah gerbang Tilya-Kori

 

Jadi direkomen untuk menghabiskan waktu di Registan berjam-jam, atau berkali-kali guna mendapatkan pencahayaan yang berbeda-beda, terutama pantulan cahaya pada mozaik ubin yang berpendar-pendar.

 

Berpose di bagian depan Tilya-Kori dengan latar belakang Ulughbeg

 

Rombongan MyTrip awal Februari lalu tak puas-puas memotret Registan sampai malam. Sampai kami hendak diusir oleh penjaga karena sudah waktunya tutup. Jam buka: 08.00-19.00 (April-Oktober), 09.00-17.00 (November-Maret).

 

Nggak puas-puas berpose di sini 

 

O ya, tiket masuk berlaku seharian penuh. Jadi bisa bolak-balik masuk dan keluar di hari yang sama asal bilang dulu sama penjaga tiket, supaya tiketnya nggak disobek.

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Edy Santoso, Mayawati NH
Comment