AREA HUTAN BAKAUNYA NGGAK LUAS, TAPI SUNSET DI PANTAI WALAKIRI SUMBA MEMANG JUARA! 2020-09-23 12:15

 

Jujur, saya agak ternganga waktu pertama kali tiba di Pantai Walakiri Pulau Sumba NTT pada November 2017. Ternyata hutan bakaunya cuma menempati area pojokan sebelah barat pantainya. Padahal dari foto-foto cantik yang beredar, saya sudah kadung membangun citra Walakiri sebagai pantai yang dari ujung ke ujung ditumbuhi bakau. Salahkan foto-foto di internet? Salahkan orang-orang atau website-website yang tak bercerita apa adanya, yang hanya copas-copas narasi tentang pantai yang berciri khas bakau-bakau menari?

 

Ciri khas Pantai Walakiri: pohon-pohon bakau menari

 

Hutan bakaunya hanya di pojokan sebelah kiri/barat pantai

 

Tapi kekecewaan kecil saya nggak berlangsung lama kok. Saya dan teman-teman langsung berhamburan mendekati pojok bakau tersebut, menginjak pasir pantai gembur dan kering yang lalu berubah menjadi pasir basah yang mengeras di area bekas laut yang menyurut jauh berpuluh-puluh meter. Dari jauh rumpun-rumpun bakau itu memang terlihat sedikit, tapi ternyata setelah dihampiri lumayan banyak. Soalnya kalau dilihat dari jauh –dari area tengah pantai, ada area bakau di laut yang terhalang oleh rimbunan bakau-bakau yang ada di darat yang cukup rapat. Yang terlihat cantik dan eksotis ‘kan bakau-bakau yang soliter, menyebar tapi nggak terlalu jauh satu sama lain, batangnya langsing membengkok atau meliuk-liuk, mirip badan penari yang sedang memeragakan satu gerakan yang luwes, dengan daun-daun yang sedikit.

 

Ada rimbunan bakau yang menghalangi bakau-bakau soliter di belakangnya

 

Rimbunan bakau yang di sisi dekat darat juga bagus buat berfoto-foto

 

Bakau-bakau soliter

 

Bakau-bakau soliter, tambah menarik pas sunset atau setelah sunset

 

 

Batang bakau yang soliter seperti itulah yang memincut Glenn Fredly (almarhum) yang pernah ke Pantai Walakiri dan kemudian menjadikan fotonya sebagai sampul albumnya yang bertajuk Romansa Ke Masa Depan. Album ini dirilis pada 14 November 2019 lalu. Dan Glenn meninggal pada 8 April 2020.

 

Baca juga: "Kampung Adat yang Paling Instagrammable di Sumba: Ratenggaro"

 

Area hutan bakau yang tak seberapa luas ini memang menjadi magnet utama orang datang ke Pantai Walakiri. Kebetulan matahari terbenam terlihat di sisi ini. Pemandangan saat matahari senja mulai beringsut dari muka bumi dengan memendarkan semburat warna-warni di langit plus siluet-siluet bakau menjadi objek yang sangat seksi difoto. Wajar kalau saat senja hampir semua orang yang datang ke sini tumplek-blek di area pojokan bakau ini. Semua berlomba-lomba mencari angle sempurna, angle yang nggak bocor oleh penampakan siluet orang lain. Dan jujur, ini hal yang cukup sulit.

 

Mayoritas pengunjung memadati area hutan bakau saat sunset

 

 

 

Saya amati, dari waktu ke waktu makin banyak aja orang datang ke pantai ini. Waktu November 2017 pertama kali saya datang masih nggak terlalu ramai. Tapi saat kedua dan ketiga, Mei dan September 2018, ruameeee poooll…. Kita baru bisa agak leluasa berfoto saat matahari telah benar-benar lenyap di ujung cakrawala, menyisakan semburat oranye di langit. Suasana yang pas banget buat foto siluet aneka gaya.

 

 

 

 

Saran saya kalau ke sini, datangnya jangan mepet waktunya sunset. Karena saat masih terang, langit biru, sinar matahari masih ada tapi nggak sekuat siang hari, penampakan rumpun-rumpun bakaunya juga cakep.

 

Difoto saat masih terang juga cakep

 

Difoto saat masih terang tapi sudah ada semburat oranye juga cakep

 

 

Kalau datang nggak mepet waktu sunset, kita juga jadi masih punya waktu mengeksplor pantai secara keseluruhan. Garis pantainya panjang, ombak nyaris nggak ada, nyaman untuk direnangi. Karena air laut biasanya surut sampai jauh, kita bisa jalan-jalan sampai ke tengah. Sementara jauh di deretan kanan atau timur pantai terdapat jejeran pohon kelapa dan cemara. Pantai landai yang luas dengan pasir putih halus dan keteduhan nyiur melambai dan cemaranya ini sangat cocok menjadi area bermain semua anggota keluarga. Tapi di Pantai Walakiri ini, mayoritas pengunjung hanya berfokus pada hutan bakau di sisi barat itu aja.

 

Air laut surutnya jauh, bisa jalan sampai ke tengah

 

Di bagian kanan pantai terdapat jejeran pohon kelapa dan cemara

 

 

Pantai yang nyaman untuk bermain bagi semua anggota keluarga

 

Di pasirnya yang bekas surut, terlihat banyak bintang laut dan kepiting kecil. Jadi sebaiknya lihat-lihat kalau jalan ya, kasian mereka kalau keinjek.

 

Banyak bintang laut di pasirnya

 

O ya, posisinya yang di pesisir utara Pulau Sumba membuat sunrise juga bisa dilihat di pantai ini. Tapi arah munculnya matahari bukan dari sisi hutan bakau tentunya. Makanya pengunjung lebih banyak datang untuk sunset.

 

Baca juga: "Mau Berfoto di Atas Hamparan 'Salju Abadi' di Sumba? Ke Bukit Mondu Aja!"

 

Hal yang cukup mencemaskan, dari tahun ke tahun pengunjung semakin ramai, tapi tampaknya pohon bakaunya semakin sedikit. Entah mati atau patah karena terlalu banyaknya orang berfoto-foto di sini.

 

 

INFO KUNJUNGAN

Dari Bandara Umbu Mehang Kunda maupun pusat Kota Waingapu ke Pantai Walakiri jaraknya 17-22 km ke arah timur dan dapat ditempuh sekitar 25-30 menit berkendara. Secara administratif Pantai Walakiri berada di Kelurahan Watumbaka Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur, di pesisir utara bagian timur Pulau Sumba.

 

 

Tak ada tiket masuk. Hanya bayar parkir kendaraan. Mobil Rp10.000. Motor Rp5.000.

 

 

Fasilitas turis di pantai ini tergolong lengkap, mungkin paling lengkap di antara pantai lainnya di Sumba. Warung tersedia berjejer-jejer, menyediakan kursi-kursi di atas pasir pantai. Toilet dan kamar bilas berbayar juga ada. Bahkan ada cottage. Pemukiman warga juga nggak jauh dari sini.

 

Sudah ada cottage di pantainya

 

 

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Mayawati NH, Patrys Joy
Comment