BAKMI PELE ALUN-ALUN LOR JOGJA, BAKMI JAWA OTENTIK 2018-12-15 00:00

 

Nggak afdol dolan-dolan ke Yogyakarta tanpa berburu kulinernya. Apalagi kuliner jagoan di daerah istimewa ini cukup banyak. Yang paling ngetop tentu gudeg. Nah, selain gudeg, juga ada bakmi jawa. Memang di Jakarta atau kota besar lain bakmi jawa mudah ditemukan. Tapi tetap lebih maknyuss lah kalau makannya di kota asal. Iya nggak?

 

Adalah Bakmi Pele yang berlokasi di Alun-Alun Utara Yogyakarta (Alun-Alun Lor) yang menjadi bakmi jawa favorit di Yogyakarta. Lokasi persisnya di sisi timur pojok paling selatan Alun-Alun Utara, di depan SD Keputren VII. Dari Jalan Malioboro lurus (jalannya searah dari utara ke selatan), ketemu perempatan di mana ada Kantor Pos Besar di sebelah kiri, masih lurus lagi, lalu ketemu alun-alun mentok belok kiri, ikuti saja jalan itu, lalu belok kanan. Dari situ nggak lama sudah terlihat di sebelah kiri ada tenda Special Bakmi & Nasi Goreng Pak Pele.

 

Baca juga: "Demi Telur Dadar Krispi Itu Banyak Orang Rela Mengantre Panjang"

 

Menu yang dijual tentu saja seputar mie. Ada bakmi godhog (rebus), bakmi nyemek, bakmi goreng, nasi goreng, magelangan (nasi goreng campur mie). Pilihan jenis mie-nya, ada mie kuning dan ada bihun. Kalau Anda pesan bakmi tanpa rekues apa-apa, akan keluar sepiring mie kuning dicampur bihun sedikit. Tapi kalau mau pesan mie kuning saja atau bihun saja juga bisa. Isi bakminya sendiri  ada suwiran daging ayam kampung, telur bebek yang diorak-arik dicampur di kuahnya, irisan kol, dengan topping daun seledri, daun bawang dan bawang goreng.

 

 

Pemakaian telur bebeklah yang membuat kuah kaldunya makin gurih. Hal lain yang juga membuat khas adalah karena masaknya masih pakai anglo dan arang. Bau-bau asap gimana gitu..

 

Masaknya pakai anglo

 

Rasa kuah kaldunya terasa sederhana, tapi gurih tiada tara. Kata orang-orang ini rasa asli bakmi jawa, gurih dan tak terlalu manis. O ya, bagi yang suka silakan tambahkan acar ketimun dan wortel maupun cabe rawit yang disediakan di mangkuk di meja.

 

Ada tambahan acar dan cabe rawit

 

Bakminya dimasak satu-satu untuk menjaga citarasa. Tapi jangan khawatir menunggu terlalu lama karena ada 4 anglo yang disiapkan, dan ada cukup banyak pegawai yang bekerja setiap malam. Waktu menunggu pesanan tiba di meja kita masih cukup bisa ditoleransi perut yang lapar kok.

 

Harga bakmi maupun nasi goreng Rp22.000, wedang ronde Rp7.000, es jeruk dan es teh manis masing-masing Rp3.000. Makan berdua kurang lebih Rp50.000 lah!

 

Warung Bakmi Pele ini buka setiap hari pukul 17.30-24.00. Dalam durasi waktu itu warung ini bisa menjual 400-500 porsi.

 

O ya, datang ke sini harus rela antre apalagi saat peak hours makan malam antara jam 7 sampai 9 malam. Tenda dan kursi-kursi yang disediakan sudah cukup banyak, tapi pengunjung memang biasa membludak, bahkan hingga duduk di tikar-tikar yang disediakan di pinggiran alun-alun di seberang tenda.

 

Makan di sini kita biasanya dihibur para pengamen full team (ada yang main gitar, bas, perkusi). Bolehlah kasih serelanya karena nyanyinya juga serius dan enak didengar.

 


Rombongan pengamen yang menghibur

 

Bakmi Pele sudah ada sejak tahun 1982. Dari dulu sudah berjualan di Alun-Alun Utara tapi sebelumnya bukan di depan SD Keputren ini, melainkan sempat berpindah-pindah. Pemiliknya nama aslinya bukan Pak Pele, melainkan Pak Suharjiman, mantan pemain sepakbola daerah.

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Welly Yaptianto
Comment