WISATA ATAP DUNIA: RAX DAN DACHSTEIN DI AUSTRIA 2025-06-27 14:55

Pemandangan indah di Dachstein

 

Rax adalah nama bagian dari Pegunungan Alpen yang berada di Lower Austria, negara bagian terbesar di Austria. Di musim dingin Rax menjadi salah satu tujuan favorit untuk main ski. Tapi di musim panas giliran para pecinta hiking dan pendaki gunung yang menikmati fasilitas Rax. Keunikan Rax adalah posisinya yang relatif dekat dengan metropolitan Vienna. "Anda bisa naik kereta Jalur Selatan dari Vienna jam 7.30 pagi, dan jam 9.30 sudah bisa menikmati sup goulash di restoran puncak Rax!" demikian catatan dari sebuah koran tahun 1926. Menarik!

 

Dari tempat parkir kami bisa melihat dinding batu tinggi yang menjadi ciri khas Rax. Kami sudah melakukan pemesanan tiket online, sehingga jam 09.00 sudah siap naik cable car untuk ke puncak. Cable car akan membawa kami sejauh 2 km ke atas dan mencapai ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut. Pemandangan dari cable car selalu indah, dengan hamparan Pegunungan Alpen yang terlihat jelas, kemudian susunan dinding batu granit yang seolah menghujam bumi. Begitu sampai di stasiun atas, kami menikmati pemandangan sambil hiking ke arah Ottohaus, tempat peristirahatan yang terletak di ketinggian 1.640 m.

 

Titik berangkat cable car menuju Rax

 

Suasana di dalam cable car

 

Pemandangan di Rax

 

Sepanjang perjalanan pemandangan sangat indah! Berhubung kami berkunjung di penghujung musim semi, padang rumput nampak meriah dengan berbagai bunga warna-warni. Kupu-kupu sesekali hinggap dengan anggun pada kelopak bunga dan lebah terbang dari satu bunga ke bunga lain, semuanya terlihat harmonis bagaikan tarian ballet, dengan tiupan angin pegunungan yang dingin dan segar. Kami berjalan terus menuju Ottohaus yang terletak sendirian di antara pegunungan, membuat kami heran bagaimana caranya membawa bahan bangunan ke sini. Ottohaus adalah bangunan khas yang bernama "Berghutte" atau pondok gunung... rumah singgah berdinding kayu yang berfungsi sebagai losmen dan restoran untuk pemain ski atau pendaki yang sedang beraktivitas di sini. Dari Ottohaus kita bisa punya pemandangan luas sampai ke Kota Gloggnitz, Puncak Semmering, dan bahkan ada Danau Neusiedler terlihat di cakrawala.

 

Jalan kaki menuju Ottohaus

 

Ottohaus, 1.644 mdpl

 

Restoran di puncak Rax

 

Kalau Rax ketinggiannya "hanya" 1.640 m, pada kesempatan berikutnya kami mengunjungi lokasi yang lebih tinggi lagi: Dachstein, 3.000 m di atas permukaan laut! Dachstein terletak kira-kira 4 jam dari Vienna, di perbatasan Styria dan Upper Austria. Daerah ini memiliki salju abadi dari gletser sehingga di musim panas pun kita bisa melihat salju. Dari parkiran saja kami bisa melihat bagaimana batu granit menjulang membentuk dinding raksasa, mengingatkan pada raksasa-raksasa batu di film The Lord of the Rings. Dari sini kami naik cable car lagi, lebih besar dan lebih tinggi dari Rax, menuju gletser alami Dachstein. Dan setelah perjalanan cable car yang menegangkan saking tingginya, kami pun tiba di atap dunia.

 

Salju abadi di Dachstein

 

Pemandangan atap dunia di Dachstein

 

Begitu pintu cable car terbuka, suhu dingin langsung menerpa. Dari sekitar 25oC di tempat parkir, di sini suhu di bawah 10oC. Kami pun mengeluarkan perlengkapan penghangat: jaket, topi, dan sarung tangan, lalu melangkah ke lobby yang bersih, modern, dan sangat indah pemandangannya. Luar biasa! Gunung-gemunung terlihat di bawah bagai jajaran kurcaci, dengan titik-titik putih penanda salju abadi. Angin menerpa kencang, akibat paksaan ketinggian gunung sehingga kecepatannya naik. Hawa terasa sejuk dan segar, tanpa polusi. Indah sekali!

 

Lobby di Dachstein

 

Tapi, bukan ini tujuan utama kami. Setelah meniti jalan menurun yang cukup terjal, kami tiba di kawasan salju! Anak-anak langsung spontan membuat manusia salju, saling lempar bola salju, dan takjub melihat kilauannya diterpa sinar matahari. Meskipun dingin, indahnya salju membuat mereka lupa. Di mana-mana warna putih mengkilap terasa bersih dan dingin, sementara bentangan langit biru di atas sangat cocok untuk selfie. Atap dunia yang luar biasa!

 

Setelah puas bermain salju, ada dua atraksi yang bisa dinikmati di sini. Yang pertama adalah jembatan besi yang menggantung di tebing, sebuah "uji nyali" bagi yang takut ketinggian. Apalagi, terpaan angin yang semakin kencang, hawa dingin yang menampar wajah, serta goncangan jembatan saat kita melintas, membuat hati deg-degan dan jadi pengalaman yang tak terlupakan!

 

Jembatan gantung

 

Untungnya, setelah mulai kedinginan diterpa angin, atraksi berikutnya lebih adem ayem: museum gua es. Dari jembatan, kami masuk melalui pintu yang membawa kami ke gua yang dipahat dari es. Masih dingin, tapi tanpa angin. Kami pun melihat berbagai macam ukiran es, mulai dari bunga-bunga khas wilayah ini, sampai penghormatan atas budaya Alpen. Budaya Alpen terkenal dengan semangat eksplorasi sambil mencintai alam, dan alamnya yang keras mendidik bangsa-bangsa yang menghuninya menjadi rajin, patuh, dan berpikiran maju!

 

Salah satu display di museum gua es

 

Untuk santapan kami kembali ke dekat Gloggnitz daerah Rax, tepatnya Grafenbach - St. Valentin, sebuah restoran bernama Hanslwirt. Restoran ini menyajikan hidangan khas Austria yang melegenda: Wiener Schnitzel dengan salad kentang. Wiener Schnitzel asli dibuat dari daging sapi muda yang dibalur tepung panir dan digoreng, lalu disajikan dengan irisan lemon. Kemudian salad kentang hadir dingin dengan potongan kentang, cuka, dan irisan bawang, membawa rasa segar yang menjadi penyeimbang sempurna untuk Schnitzel yang gurih.

 

Wiener Schnitzel

 

Salad kentang khas Austria

 

Resto ini juga memiliki andalan lain, yakni Knöfel mit Beuschel, hidangan dari paru dan knödel alias roti isi daging. Jeroan memang sudah jarang ada di Austria, tetapi Hanslwirt masih menyediakannya. Rasanya tebal dan khas, mengingatkan pada kerja keras bangsa Austria untuk mengolah tanah pertaniannya. Hidangan lainnya juga adalah sebuah ode untuk kecintaan Austria pada alam: spagetti dengan jamur segar yang diambil dari hutan, dan irisan daging rusa yang juga hasil berburu. Daging rusa punya serat yang lebih tipis dari sapi, lembut dan dipanggang medium sempurna. Jamurnya segar dan gurih, berpadu cantik dengan saus dan pastanya.

 

Knöfel mit Beuschel, hidangan dari paru dan knödel alias roti isi daging

 

Jamur dengan pasta dan daging rusa

 

Sambil bersantap, kami menikmati Almdudler, minuman soda rempah sambil bernyanyi untuk menghormati budaya Alpen:

 

Aku ini, si gembala sapi...

Hepi ya ya ya hepi yo…

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Kang Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia KulinerNasgor, Makanan Sejuta Mamat dan bersama Bondan Winarno (alm) dan Lidia Tanod menulis buku serial 100 Mak Nyus. Kang Harnaz juga aktif di Gerakan Fermenusa, yang bertujuan memajukan produk fermentasi Nusantara. Mengelola channel Youtube "Indonerdsia" dan "Fermentasi Nusantara".

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment