MUSEUM PUSAKA NIAS, SALAH SATU YANG TERBAIK DI INDONESIA 2019-10-22 00:00

Koleksi batu-batu megalitik Museum Pusaka Nias

 

Ya, Inilah salah satu museum terbaik di Indonesia. Museum Pusaka Nias. Koleksinya lengkap (6.000-an artefak) dan terdata dengan baik, penataannya menarik, pengelolaannya profesional, dan yang terutama pendirinya membangun museum ini dengan hati. Baik Anda pecinta sejarah maupun bukan, sangat direkomendasi untuk melongok museum ini kalau berkesempatan ke Pulau Nias di Sumatera Utara. Niscaya Anda akan mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang budaya Nias yang sangat unik dan kaya.

 

Satu-satunya museum yang ada di Pulau Nias ini merupakan atraksi wisata utama di Kota Gunungsitoli, kota utama dan gerbang masuk ke Pulau Nias. Berada di tepi laut, 1,5 km ke arah utara dari pusat kota. Pernah mendapat penghargaan sebagai salah satu Museum Terbaik di Indonesia tahun 2014 dan pendirinya menerima penghargaan untuk kategori Tokoh Pelestari Cagar Budaya Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia.

 

Bangunan utama Museum Pusaka Nias

 

CERITA TENTANG AWAL MULA BERDIRINYA

Bicara tentang Museum Pusaka Nias memang tak mungkin dilepaskan dari nama Pastor Johannes Hammerle, seorang misionaris Gereja Katolik asal Jerman, yang bekerja di Pulau Nias sejak 1971. Karena sangat menghargai budaya Nias, mulai tahun 1972 beliau mengoleksi benda-benda budaya, seni dan sejarah masyarakat Nias dengan tujuan untuk menjaganya.

 

Koleksi budaya Nias yang patut dilestarikan

 

Singkat cerita, tahun 1990 beliau dipercaya dan didukung Dewan Ordonya yakni Ordo Kapusin Provinsi Sibolga untuk mendirikan Museum Pusaka Nias guna menyimpan benda-benda koleksinya tersebut. Dan pada 19 April 1991 Pastor Johannes mendirikan Yayasan Pusaka Nias sebagai badan hukum yang memayungi Museum Pusaka Nias. Setelah itu melalui SK Bupati Nias KDH Tingkat I, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Museum Pusaka Nias dikeluarkan tahun 1992.

 

Bangunan pertama Museum Pusaka Nias  selesai tahun 1995, dan pertama kali tahun itu juga dibuka pameran temporer untuk umum. Bangunan yang sekarang ini dibangun tahun 2005, dan diperbaiki kembali karena terkena gempa besar tahun 2005. Pada 18 November 2008 baru diresmikan kembali.

 

Yayasan Pusaka Nias sebagai yayasan privat nonprofit tak hanya mengelola museum tapi juga menjalankan banyak program yang intinya membantu melestarikan budaya Nias, lewat riset, pelatihan, penerbitan buku atau artikel. Sampai saat ini mereka juga masih mengumpulkan artefak-artefak budaya Nias, juga membantu warga merestorasi rumah adat dan situs megalitik, dan tentunya mempromosikan wisata Nias.

 

Baca juga: "Yang Unik Dari Tradisi Lompat Batu di Nias"

 

TENTANG ISI MUSEUMNYA

Bangunan utama museum terdiri dari 4 paviliun yang memajang artefak-artefak berdasarkan pengelompokannya. Semua benda atau artefak yang dipajang dilengkapi panel berisi keterangan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

 

Paviliun I – Kejayaan Masa Lalu

Begitu memasuki bangunan museum, kita sudah berada di Paviliun I, yang memajang artefak-artefak yang menggambarkan keagungan budaya Nias. Barang-barang di sini adalah barang yang biasa dipakai bangsawan atau warga berstrata sosial tinggi seperti kepala suku, prajurit, pemuka agama. Termasuk perhiasan, senjata, tetabuhan untuk upacara adat, alat-alat sembahyang yang dipakai sebelum agama Kristen masuk Nias, replika rumah adat Nias Selatan. Bolanafo raksasa yang memecahkan rekor MURI tahun 2010 dengan ukuran 3 x 3,5 m juga digantung di ruang ini. Bolanafo adalah anyaman dari daun sinasa (sejenis daun pandan), biasanya dibuat jadi kantung untuk menyimpan sirih pinang.

 

Bolanafo raksasa

 

Paviliun II – Pesta & Upacara Adat

Ruang ini memajang artefak-artefak yang digunakan dalam pesta atau upacara adat. Mulai dari perhiasan, perlengkapan jamuan makan dalam pesta, pakaian pesta, kursi atau singgasana, dan ada juga barang-barang yang berkaitan dengan kematian seperti peti mati berkepala naga, bahkan ada yang lengkap dengan imitasi bentuk jenazahnya.

 

Peti mati berkepala naga

 

Peti mati dan ‘isinya’

 

Paviliun III – Kehidupan Sehari-hari

Isinya beragam, ada rumah adat juga, alat pancing tradisional, peralatan berburu tradisional, perkakas pertukangan, perabot rumah tangga, ukiran-ukiran kayu untuk pemujaan leluhur, alat musik tradisional. Beberapa di antaranya unik dan hanya ada di Nias.

 

Ragam rumah adat Nias dalam bentuk replika

 

Paviliun IV – Ruang Pamer Temporer

Ruang ini dikhusukan untuk pameran temporer yang berganti-ganti temanya. Bisa berupa pameran foto yang berkaitan dengan Nias, pameran rumah adat, atau ragam barang dari bolanafo. Ruang ini terkadang juga digunakan untuk pelatihan, presentasi, ataupun pendidikan budaya untuk para pengunjung.

 

Ruang pamer temporer

 

Ruang Megalitik

Ruang ini memajang banyak sekali batu-batu megalitik aneka bentuk dan makna. Nias memang terkenal akan budaya megalitiknya. Beberapa peristiwa penting dalam kehidupan orang Nias sering kali diabadikan dalam bentuk batu. Jadi keberadaan batu-batu megalit ini dapat menjadi jawaban atas beberapa pertanyaan berkaitan kehidupan leluhur orang Nias. Ruang ini berada di bagian tengah dan semi terbuka. Ada juga batu megalitik yang besar-besar yang diletakkan di halaman museum.

 

Batu-batu megalitik di dalam Ruang Megalitik

 

FASILITAS LAIN DI KOMPLEK MUSEUM

Yang membuat museum ini tambah menarik untuk dikunjungi wisatawan segala usia, segala minat baik warga lokal maupun turis domestik dan mancanegara karena memiliki fasilitas lain yakni:

- Taman rekreasi. Ada ragam tanaman herbal, area bermain anak, area piknik, seluncuran mini ke kolam kecil yang dibuat di tepi laut, kursi-kursi & meja-meja di bawah pohon rindang. Sunset di sini indah.

Sunset yang indah

 

- Kafe. Posisinya di tengah taman asri, menghadap ke laut. Menyediakan aneka makanan dan penangan ringan.

- Mini zoo. Berisi hewan asli Nias, ada mamalia, reptil, burung.

- Perpustakaan

- Museum Nias Lodge. Penginapan unik berbentuk rumah adat Nias (Omo Hada) yang otentik yang awalnya direlokasi dari tempat aslinya ke area museum untuk dipertahankan, kemudian direnovasi dan diubah menjadi penginapan yang nyaman ditinggali. Lengkap ada 4 tipe rumah adat Nias yang dijadikan penginapan di sini yakni Laraga dari Nias Utara, Bawolato dari Nias Tengah, Bawoganowo Ulunoyo dari Nias Selatan. Semuanya dilengkapi fasilitas modern layaknya penginapan pada umumnya. Harga mulai Rp350.000 per malam termasuk sarapan untuk 2 orang.

Museum Nias Lodge yang berada di halaman museum

 

Alamat: Jalan Yos Sudarso 134 A, Gunung Sitoli, Nias, Sumatera Utara

Jam buka komplek museum: 08.00-18.00 (Senin-Sabtu), 12.30-18.00 (Minggu)

Tiket masuk:

Senin-Jumat: Rp4.000 (dewasa), Rp 2.000 (anak-anak)

Sabtu-Minggu: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (anak-anak)

Turis mancanegara: Rp20.000

 

Jam buka museum: 08.00-17.00 (Senin-Jumat), 08.00-16.00 (Sabtu), 12.30-17.30 (Minggu)

Tiket masuk: Rp5.000 (dewasa), Rp2.000 (anak-anak)

 

Teks: Mayawati NH (sumber data: https://museum-nias.org) Foto: Mayawati NH
Comment