MONALISA, RUTE BARU BERWISATA DI JOGJA 2021-10-19 00:00

Zoopeda, keliling Gembira Loka dengan bersepeda

 

Yogyakarta sebagai kota wisata sangat terdampak akibat pandemi Covid-19, terlebih mata pencaharian masyarakat Yogyakarta sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata. Pada perayaan puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-265 Kota Yogyakarta yang digelar di Stadion Mandala Krida, Kamis (7/10/2021), Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mendeklarasikan Kota Yogyakarta Tuntas Vaksinasi dan siap menyambut wisatawan kembali dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan. Dengan begitu akan memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi wisatawan maupun bagi warga Yogyakarta sendiri.

 

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta meluncurkan program Monalisa (Romansa Kota Lawas) untuk kembali menghidupkan sektor pariwisata pasca pandemi Covid-19. Program ini mengajak wisatawan berkeliling menyusuri Kotagede menggunakan sepeda untuk menikmati bangunan lawas, berkunjung ke Makam Raja-Raja Mataram dan melihat proses pembuatan jajanan tradisional, Kipo.

 

Bersepeda keliling Kotagede

 

Sebelum menyusuri Kotagede, wisatawan juga bisa berkunjung ke Kebun Binatang Gembira Loka. Saat ini Kebun Binatang Gembira Loka sudah dilengkapi dengan fasilitas Zoopeda, di mana pengunjung dapat berkeliling Gembira Loka dengan menggunakan sepeda. Biaya paket yang ditawarkan sebesar Rp100.000 per orang sudah termasuk tiket masuk, sewa sepeda, paket sarapan sego macan, naik kereta dan kapal. Jika membawa sepeda pribadi atau tidak ingin menggunakan sepeda, cukup membayar biaya paket sebesar Rp75.000 untuk hari Sabtu, Minggu dan libur nasional yang buka pukul 10.00-16.00. Hari Senin sampai Kamis biaya paket sebesar Rp60.000, buka pukul 09.00-15.00 dan gratis untuk anak dengan tinggi di bawah 80 cm. Setiap Sabtu dan Minggu pukul 06.00–10.00 Gembira Loka memiliki program #Zoolahraga bagi wisatawan yang ingin olahraga di ruang terbuka seperti jogging, senam, yoga, zumba, bahkan latihan dancing. Pastinya untuk dapat menikmati semua fasilitas yang ada di Gembira Loka wisatawan harus sudah divaksin dengan menunjukkan scan barcode aplikasi Peduli Lindungi, minimal vaksin dosis pertama. Gembira Loka juga sudah terbuka untuk anak-anak dengan pendampingan orang tua yang sudah divaksin.

 

Saat berkunjung ke Yogyakarta, wisatawan juga bisa menikmati kampung wisata yang saat ini sedang dikembangkan, salah satunya Kampung Wisata Rejowinangun yang letaknya tidak jauh dari Kebun Binatang Gembira Loka. Kampung wisata ini sebagai klaster herbal, menyajikan tempat pembuatan minuman tradisional jamu J’Ger. Pengunjung disuguhi jamu beras kencur dan kunir asem beserta camilan kacang dan pisang rebus untuk menambah stamina saat berwisata. Pengunjung bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatan jamu dengan bahan-bahan herbal.

 

Melihat proses membuat jamu di Kampung Wisata Rejowinangun

 

Minuman tradisional jamu J’Ger

 

Menyusuri Kotagede sebagai salah satu tempat bersejarah di Yogyakarta, wisatawan bisa berkeliling dan belajar sejarah di Makam Raja-Raja Mataram sebagai peninggalan Mataram Islam di Yogyakarta. Letaknya berada di samping Masjid Gede Mataram yang dulunya merupakan kompleks Keraton atau Istana Mataram Islam di Kotagede. Jika ingin masuk ke area makam, pengunjung diwajibkan mengenakan kain jarik dan kemben bagi wanita. Untuk pria mengenakan jarik dan surjan serta blangkon. Perlengkapan tersebut disediakan di kantor sekretariat dengan mengisi dana sukarela untuk petugas yang membantu. Alas kaki dan peralatan elektronik tidak boleh digunakan selama berada di kawasan dalam makam. Pengunjung akan dibantu oleh para Abdi Dalem untuk mendapatkan cerita-cerita sejarah para tokoh yang berada di dalam makam.

 

Abdi Dalem di Makam Raja-Raja Mataram

 

Kostum pria untuk masuk ke Makam Raja-Raja Mataram

 

Kostum wanita (kemben) untuk masuk ke Makam Raja-Raja Mataram

 

Kotagede juga terkenal dengan jajanan pasarnya. Setiap pagi dan sore di Pasar Kotagede ada beberapa kios yang menjual jajanan pasar. Jajanan tradional khas yang sulit dijumpai di tempat lain adalah Kipo. Berbentuk bulat agak pipih dan lembut, kulit luarnya terbuat dari adonan beras ketan yang diberi warna hijau dengan pewarna alami daun suji. Dalamnya berisi gula merah dengan parutan kelapa. Rasanya manis dan sedikit kenyal, jika dirasakan ada bau khas panggangan. Sayangnya jajanan ini hanya mampu bertahan 24 jam saja dan sangat berisiko jika dibawa menjadi buah tangan. Wajib banget berkunjung ke Jogja nih kalau mau coba salah satu makanan khas Kotagede ini.

 

Kipo yang sudah dibungkus

 

Berkunjung ke Yogyakarta belum lengkap jika tak membawa buah tangan. Selain bakpia dan gudeg, Jogja juga punya Dagadu sebagai pilihan untuk membeli cenderamata khas Jogja. Dagadu menyediakan berbagai macam pilihan kaos oblong dengan desain tulisan unik khas Dagadu seperti “Sapa nandur, bakal ngunduh. Kecuali nandur pari thukule suket teki, tiwas ditelateni jebule mangan ati.” (Siapa menanam akan menuai. Kecuali menanam padi tumbuhnya rumput, terlanjur setia ternyata makan hati). Selain kaos, Dagadu juga menjual dompet, tas, topi, gantungan kunci, kain lurik dan stiker. Dagadu memiliki 5 gerai, salah satunya Yogyatourium Dagadu yang beralamat di Jalan Gedongkuning Selatan No. 128 Kotagede, Yogyakarta.

 

Dagadu

 

Rute wisata dari Kebun Binatang Gembira Loka, Kampung Wisata Rejowinangun, Kotagede hingga ke Dagadu ini dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda kurang lebih sejauh 5 km saja. Wisatawan di Yogyakarta dapat menghubungi Jogja Bike di nomor HP 08112545432 untuk sewa sepeda. Wisata bersepeda kini kian banyak diminati, selain untuk mengurangi polusi juga dapat menyehatkan dan menambah imunitas tubuh.

 

Teks: Clara Soca Atisomya Foto: Clara Soca Atisomya & Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
Comment