ANTARA KUPANG DAN SOE ADA JEMBATAN NOELMINA YANG INSTAGRAMMABLE 2020-06-22 09:45

 

Bagi yang gemar berfoto-foto saat ngetrip pasti sepakat kalau jembatan adalah objek yang seksi buat difoto, foto kosongan maupun –apalagi—ada kitanya. Instagrammable! Iya nggak? Nah jembatan di NTT, tepatnya di Pulau Timor yang bernama Jembatan Noelmina ini memang nggak setenar Jembatan Ampera di Palembang atau Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya-Madura. Tapi sayang banget kalau dilewatkan begitu saja. Apalagi Jembatan Noelmina ini merupakan jembatan terpanjang di NTT, dengan panjang 240 m dan lebar 7 m. Saya saja ke sini sudah 3 kali, dan selalu singgah untuk berfoto-foto.

 

Baca juga: "Ke Pulau Timor NTT Belum Lengkap Kalau Belum ke Fatumnasi"

 

Letak persisnya di Jalan Batu Putih Desa Noelmina Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, dan merupakan perbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Jaraknya dari Bandara Eltari Kupang 72 km, yang dapat ditempuh berkendara selama 1 jam 45 menit. Jadi kalau dari Kota Kupang menuju ke Kota Soe, ibu kota Kabupaten TTS, pasti melewati Jembatan Noelmina. Nah dari  jembatan ini ke Soe tinggal sekitar 30-45 menit lagi. Silakan lihat petanya untuk dapat membayangkan di mana posisi jembatan ini ya.

 

Sungai yang membentang di bawah jembatan namanya Sungai Noelmina atau dikenal juga dengan nama Kalimanis. Noel sendiri berarti sungai, dan mina adalah nama wilayah di situ. Hulu Sungai Noelmina berada di Gunung Mutis yang berada di Kabupaten TTS. Air sungainya berwarna biru atau hijau, cakep deh, serasa di luar negeri karena biasa ‘kan air sungai kita wananya coklat. Air sungainya tampak sangat tenang, dengan bentangan lautan pasir di sekitarnya. Tampak adanya kegiatan penambangan pasir di sungai ini.

 

Air sungainya biru, cakep

 

Jembatan aslinya yang berangka kayu dibangun sudah sejak zaman Belanda sekitar tahun 1910. Tahun 1944 sempat rusak karena dibom Tentara Sekutu. Kemudian tahun 1945 diperbaiki. Jembatan yang sekarang merupakan konstruksi baru dari baja yang dibangun tahun 1987, lalu diresmikan tanggal 14 Maret 1990 oleh Wakil Presiden saat itu, Bapak Sudharmono.

 

 

Baca juga: "Pantai Oetune, Gurun Pasir NTT yang Asyik Buat Main Lempar-Lemparan Pasir"


Seperti sudah saya sebutkan, 3 kali melewati jembatan ini dalam perjalanan ke arah timur dari Kota Kupang, atau sebaliknya, saya dan rombongan selalu berhenti buat sekadar foto-foto. Waktu tahun 2016 sih, pertama kali ke sana, kondisi lalu-lintas relatif sepi, jadi kami leluasa berpose macam-macam di tengah jembatan. Kami sempat bercengkerama juga dengan anak-anak kecil yang menjual jajanan.

 

Tahun 2016 lalu-lintas belum padat, kami bisa leluasa foto beramai-ramai di tengah jembatan

 

Oh ya, beberapa ratus meter sebelum jembatan ada satu tikungan cantik dengan sungai terlihat jelas di kiri jalan. Kami sempat berhenti juga di situ. Sekilas saya merasa kok seperti di Ladakh, India. Tempat ini mungkin luput dari pandangan kalian. Tapi sebenernya sayang banget kalau nggak mampir foto-foto di sini.

 

Tikungan cantik beberapa ratus meter sebelum jembatan. Foto diambil ke arah Kupang

 

Saya serasa sedang berada di Ladakh India, hehehe...

 

Tahun 2018 rombongan saya masih bisa foto beramai-ramai di tengah jembatan walaupun harus waspada melihat kemungkinan kendaraan datang dan melaju dengan cepat.

 

Tahun 2018 masih bisa foto ramai-ramai di tengah jembatan

 

Tapi tahun 2019 sudah nggak bisa foto berbarengan di tengah jembatan. Sulit untuk mencari sela sepinya apalagi saat itu kami melintas di jam produktif, siang hari. Jadi ya foto rameannya di tepi jembatan saja. Nggak kalah keren.

 

Foto rame-rame di pinggir jembatan juga nggak kalah keren

 

Bagaimana Trippers? Tertarik foto-foto di sini juga?

Teks: Mayawati NH (Maya The Dreamer) Foto: Mayawati NH, Nuno Irenius Ustaku, Dok.MyTrip
Comment