DAN KAMI PUN MENAKLUKKAN DUA BUKIT SEKALIGUS DI MISOOL 2017-10-24 00:00

Must Pose di Bukit Danau Cinta Dafalen

 

Indra, guide yang memandu rombongan MyTrip selama trip di Misool, Raja Ampat, Papua Barat 18-23 Oktober 2017 lalu, berkali-kali menanyakan, apakah benar kami sanggup naik dua bukit berturutan? Melihat mayoritas peserta terdiri dari emak-emak (umur 40-60), dan hanya 4 orang yang Generasi Millennial, Indra sangsi kami sanggup. Tapi kami nggak mau skip salah satu bukit, baik itu Bukit Dapunlol (atau disebut juga Harfat Jaya) maupun Bukit Danau Cinta Dafalen (atau Love Lagoon).

 

Bukit Dapunlol

 

Bukit Danau Cinta Dafalen

 

Saya bilang ke Indra, sebagian besar dari kami sudah lulus mendaki Puncak Wayag 2 dan Wayag 1 berturutan. Saya yang sudah pernah menjajal Bukit Dapunlol meyakinkan teman-teman bahwa Bukit Dapunlol nggak sesulit Wayag 2. Tapi Indra bilang, saat itu Dapunlol sedang dalam proses dibangun anak-anak tangga baru karena anak tangga yang lama sudah lapuk. Kondisi itu membuat kami harus meniti bilah-bilah kayu yang merupakan kerangka tangga yang belum jadi di tepi jurang. Agak ngeri memang ngebayanginnya, dan riilnya memang ngeri.

 

Singkat kata singkat cerita, di hari kedua kami di Misool itu kami sepakat mengawalinya dengan mendaki Bukit Dapunlol disusul Bukit Danau Cinta Dafalen.

 

BUKIT DAPUNLOL

Dari Panun Paradise Island, tempat kami menginap, kami berangkat menggunakan speedboat pukul 07.15. Perjalanan laut ditempuh selama 50 menit. Di Dapunlol sekarang sudah ada dermaga berupa jembatan panjang. Terakhir saya ke sini April 2015 kita langsung melompat ke bebatuan pulau dari ujung perahu, karena belum ada dermaga.

 

Dermaga di Bukit Dapunlol

 

Benar saja, banyak terlihat para pekerja yang sedang membangun jalur naik bertangga-tangga. Jadi kami harus sering berpindah dari jalur tanah campur karst di sisi jalur kayu yang tengah dibangun, atau melompat masuk ke jalur tangga-tangga kayu yang sudah jadi atau setengah jadi.

 

Melalui jalur batu karst di samping tangga yang belum rampung

 

Berpindah ke jalur tangga

 

Meskipun jalur naik cukup terjal, tapi kami masih santai di jalur-jalur awal. Baru sedikit tegang saat harus melewati jalur mengelilingi tebing yang di kirinya jurang, dan kami harus berjalan di atas bilah-bilah kayu yang merupakan rangka jalur yang belum selesai dibangun. Indra bekerja keras memegangi dan memandu pijakan kami satu demi satu di jalur tersulit. Kami harus ekstra hati-hati.

 

Mulai sulit, harus meniti bilah-bilah kayu

 

Indra membantu kami satu per satu di jalur tersulit ini. Bawahnya jurang menganga

 

Sekitar 40-45 menit sampailah kami di Puncak Bukit Dapunlol. Padahal Indra memperkirakan kami membutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai puncak. Semua kelelahan dan ketegangan terbayar lebih dari lunas demi melihat pemandangan dari atas ke arah serakan pulau-pulau karst di bawah kami yang diselingi laguna-laguna bergradasi.

 

Pulau-pulau karst di antara laguna bergradasi

 

Puncak Dapunlol ini memiliki 3 spot foto yang harus dirambahi satu-satu ya... Jangan ada yang missed karena beda-beda. Spot paling ikonik tentulah yang ada pohon kayu keringnya. Kayu pohonnya kuat, dari dulu tahun 2013 saya pertama ke sini, pohon kayu ini sudah ada dan nggak berubah. Tapi tetap harus hati-hati saat berpose dengan duduk bersandar ataupun berdiri di pohon ini ya. Karena kalau jatuh ya wasalam deh.

 

Spot ikonik Dapunlol, ada pohon kering

 

Spot yang satu lagi ada di ujung kanan. Di sini ada bongkahan batu yang bisa diduduki maupun untuk dipijak. Di area ini pun ada dua angle yang bisa diambil. Jadi selama teman yang lain ngantre foto di spot pohon, yang lain bisa berpose-pose dulu di sini.

 

Spot Dapunlol di ujung kanan

 

Spot di ujung kanan, angle lain

 

Spot ketiga nggak langsung kelihatan. Harus berjalan dulu sedikit ke bawah ke arah kiri. Di ujungnya terdapat bongkahan batu karst yang cukup lebar, yang bisa menjadi pijakan untuk berfoto.

 

Kami ber-14 berfoto di spot ketiga Dapunlol

 

Dengan jumlah 14 orang dan semuanya senang difoto dengan ragam angle, kami menghabiskan waktu tak kurang dari satu jam di atas sini.

 

Turunnya pun masih jadi PR. Kami harus lebih ekstra hati-hati dalam kondisi lelah. Sampai dermaga kami istirahat hanya sekitar 10 menit, lalu lanjut naik boat lagi untuk ke Dafalen.

 

BUKIT DANAU CINTA DAFALEN

Perjalanan dengan speedboat dari Dapunlol ke Dafalen hanya sekitar 15 menit. Di sini nggak ada dermaga. Kami harus langsung melompat ke batu dari ujung perahu. Langsung mendaki. Katanya, trek di sini lebih sulit, lebih tinggi dan lebih terjal dari Dapunlol. Kalau Dapunlol ada jalur yang memutari tebing dan sedikit landai di bagian itu, makanya walaupun lebih pendek tapi dari segi durasi lebih lama: 40-45 menit. Kalau Dafalen ini dari awal sampai akhir menanjak tiada henti. Tapi kami mencapai puncaknya dalam waktu hanya 30-35 menit.

 

Dari ujung perahu langsung lompat

 

Jalur tangga kayu menanjak tiada ampun

 

Sebelum spot utamanya, sebenarnya ada spot bagus juga, hamparan pulau-pulau seperti Dapunlol, tapi karena backlight, jadi kurang oke difoto.

 

Sebelum tiba di spot utama, melihat pemandangan ini dulu di sisi kiri

 

Kami pun terus ke spot utama di mana dari ujung tebing kami bisa melihat ke bawah, ke laguna berbentuk hati yang sangat cantik. Bentuk hati ini lebih jelas terlihat kalau air sedikit surut, makanya harus sebelum sore ke sini.

 

Laguna berbentuk hati, jelas terlihat saat air agak surut

 

Kami pun mengantre foto di spot itu, di mana kami harus berdiri persis di ujung tebing yang cukup sempit, tapi masih terbilang aman, asal kita nggak gampang limbung. Kalau yang nggak berani ya nggak usah berdiri sampai ujung sih. Cuma kurang dramatis aja sih kalau kamu nggak berdiri di ujung.

 

Spot pertama Bukit Danau Cinta. Duduk di ujung tebing

 

Dan ternyata spot foto di sini juga ada dua. Blusukan lagi ke bawah, ke arah kanan, sekitar 2-3 menit palingan, ada spot lain yang angle-nya beda dikit. Bentuk hatinya lebih terlihat sempurna. Ambil angle atas ya untuk berfoto di sini, supaya hasilnya lebih Instagenik. Bentuk hati dan tebing panjang di sebelahnya seolah membentuk kolam renang di lantai atas.  

 

Spot kedua Bukit Danau Cinta Dafalen. Laguna di sebelah kanan dipisahkan tebing memanjang, jadi tampak seperti kolam renang di lantai atas

 

YES, WE DID IT FINALLY!

Begitu turun dari Bukit Danau Cinta, kalau bisa bersulang, kami bersulang deh. Merayakan keberhasilan kami mendaki dua bukit yang menguras tenaga berturut-turut. Kesangsian Indra pun terpatahkan.

 

Malam itu saat usai makan malam, penasaran saya tanya Indra, “Jadi setelah melewati hari ini, menurutmu kami sanggup nggak naik Bukit Cinta di Karawapop yang jauh lebih sulit?” Indra tanpa jeda lagi langsung mantap menjawab “Sanggup!” Hahaha, dan kami pun puas, bisa membuktikan bahwa kami sanggup, kami para pejalan tangguh.

 

Walaupun pada akhirnya kami menolak ajakan Indra untuk mendaki Bukit Cinta Karawapop dan memilih spot yang santai ke arah selatan esok harinya.

 

Bukit Dapunlol

 

Tips mendaki bukit di Misool:

  1. Kenakan pakaian yang nyaman dipakai bergerak.
  2. Pakai sepatu atau sendal gunung
  3. Pakai sarung tangan supaya nyaman saat harus memegang batu-batu karst

 

Baca juga “Udah ke Raja Ampat? Belum Sah Kalau Belum ke Misool (Bagian 1)” dan “Udah ke Raja Ampat? Belum Sah Kalau Belum ke Misool (Bagian 2)

Teks: Mayawati NH Foto: Buntoro Sabariman, Hemawati NH, Indra Panun Paradise, Mayawati NH, Sista Lukito, Verita Amahorseya
Comment
Will

Terima kasih untuk informasi dan tips mendakinya.

2019-02-01