12X KE WAYAG RAJA AMPAT, BOSAN? NGGAK LAH! 2019-01-06 00:00

 

Saat meninggalkan kuku jempol kaki yang copot di salah satu rongga batu karst di puncak Wayag  November 2009 sambil iseng berikrar “Semoga gue bisa balik lagi ke sini” – saya nggak bener-bener berpikir bakal punya kesempatan untuk kembali lagi berkali-kali ke surga di muka bumi yang sulit dicapai ini. Tahu-tahunya sampai pengujung Desember 2018 lalu sudah 12 kali aja saya ke Wayag, Raja Ampat, Papua Barat.

Pemandangan spektakuler Puncak Wayag 1

 

“Apa? 12 kali? Bosan nggak?” Begitu kira-kira komentar yang dilontarkan ke saya. Atau ada yang nyambung dengan komen melas, “Gue sekali aja belom....”

 

Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Raja Ampat"

 

Pertama kali. November 2009

 

Pertama kali. November 2009

 

Sekarang ini banyak yang sudah menginjakkan kaki ke Raja Ampat tapi nggak ke Wayag atau mencoba ke Wayag tapi gagal karena faktor cuaca. Untuk mencapai Wayag, ikon utama Raja Ampat, memang butuh perjuangan.

 

Kedua. Desember 2010

 

Kedua. Desember 2010. Ini spot yang mesti melompat ke bukit sebelah

 

Naik speedboat dari Waisai aja butuh 4-6 jam (tergantung kekuatan mesin kapal dan faktor angin maupun ombak). Waisai adalah ibu kota Raja Ampat yang berada di Pulau Waigeo, salah satu dari 4 pulau utama di Raja Ampat, tempat di mana banyak wisatawan menginap. Makanya kalau ke Wayag berangkatnya harus lebih pagi, maksimal pukul 07.30. Bahkan kalau speedboatnya hanya bermesin 2 X 40 PK harus berangkat lebih pagi lagi.

 

Ketiga. Januari 2012

 

Kalau berangkat dari Sorong dan pulang ke Sorong lagi? Mmm... speedboat 3 X 200 PK pun butuh waktu setidaknya 5 jam dengan catatan laut super teduh tak berangin, dan laju speedboat maksimal alias ngebut, serta sama sekali tak ada hambatan apa pun! Kalau nggak mau pulang kemalaman, dengan berangkat pukul 5 pagi pun, waktu bermain di Wayag termasuk makan siang mungkin hanya 2-3 jam. Pasti hanya keburu naik satu puncak Wayag, nggak bisa dua. Itu pun terburu-buru. Jadi bukan ide bagus dan too good to be true kalau ke Wayag dengan start dan finish di Sorong.

 

Keempat. Desember 2012

 

Kalau menginapnya di Pulau Mansuar, Pulau Gam atau bahkan di sekitar Serpele waktu tempuh ke Wayag bisa dipersingkat. Tapi nggak akan kurang dari 2-3 jam.

 

Kelima. Desember 2014

 

Perjalanan laut yang begitu panjang dan berisiko kalau tidak dipersiapkan dengan cermat itu membutuhkan biaya yang nggak sedikit. Harga sewa speedboat antara Rp13 juta sampai lebih dari Rp25 juta (tergantung jenis speedboatnya). Makanya harga trip ke Raja Ampat jadi jauh lebih mahal kalau termasuk ke Wayag. Dan tentu nggak ada refund kalau di tengah jalan speedboat terpaksa kembali sebelum sampai Wayag demi alasan keselamatan.

 

Keenam. April 2015

 

Keenam. April 2015. Untuk ke spot ini perlu berjalan ke sisi kanan sampai mentok

 

Keenam. April 2015

 

Keenam. April 2015

 

Beruntung, dari 12 kali kesempatan ke Wayag, saya dan rombongan nggak pernah gagal. Malah dapat cuaca bagus terus. Walaupun pernah sekali kena hujan badai di perjalanan tapi begitu mendekati Wayag cerah sempurna! Pernah juga kena ombak tinggi waktu pulang, mana pas pakai speedboat kecil terbuka pula. Untung motoristnya andal.

 

Ketujuh. Desember 2015

 

Karena perjalanannya jauh dan mahal, dan sejak ada Piaynemo, ikon Raja Ampat lainnya yang juga cantik, jadi banyak orang yang cukup puas hanya ke Piaynemo. Boleh-boleh saja sih. Tapi bagi saya, ke Raja Ampat belum lengkap kalau belum sampai Wayag, belum menikmati keindahan aerial view-nya yang spektakuler. Makanya kalau bikin trip, saya selalu menjadwalkan ke Wayag. Walaupun jadinya, tiap malam sebelum ke Wayag saya selalu sulit tidur. Cemas kalau-kalau cuaca nggak mendukung. Tapi so far so good. Mungkin karena ‘ajian’ si kuku copot itu? Wkwkwk....

 

Kedelapan. Januari 2016

 

Selain perjalanan laut yang panjang, dibutuhkan juga perjuangan lain. Untuk sampai ke puncaknya, baik Wayag 1 maupun Wayag 2, kita harus trekking dengan setengah memanjat dinding karst terjal. Nggak tinggi sih. Wayag 1 tingginya sekitar 120 m, sedangkan Wayag 2 lebih rendah. Jangan ngebayangin seperti naik gunung dengan jalur yang panjang ya. Kalau naiknya cepat tanpa ngaso-ngaso dan tanpa kena hambatan dari orang di atas kita yang lelet, 15 menit sampai, baik Wayag 1 maupun Wayag 2. Selambat-lambatnya 25-30 menit saja. Ini sudah dibuktikan 2 orang nenek usia 73 dan 71 tahun di rombongan saya yang berhasil mencapai puncak Wayag 1. Turunnya memang lebih lambat karena harus ekstra hati-hati terutama di jalur yang kemiringannya 70-80 derajat. Rekor terlambat dari rombongan saya turun dari Wayag 2 nyaris 1 jam! Bukan nenek-nenek. Tapi ini kasuistis banget emang.

 

Kesembilan. Desember 2016

 

Kalau ada yang tanya, sulit mana, Wayag 1 atau Wayag 2? Menurut saya sih lebih sulit Wayag 2 karena lebih banyak jalur terjal berupa batu karst tajam-tajam, jadi kita susah cari pijakannya. Sedangkan Wayag 1 masih ada jalur tanahnya yang cukup lega buat dipijak. Jalur Wayag 1 juga mostly teduh oleh pepohonan, sedangkan jalur Wayag 2 mostly terbuka dan terpapar langsung sinar matahari –ini sangat menguras tenaga.

 

Kesepuluh. Desember 2017

 

Untuk memanjat tebing dengan kemiringan maksimal 80 derajat ini nggak ada pengaman apa-apa, nggak ada tali maupun pegangan. Tapi cukup aman karena batu-batu karstnya maupun batang pohon atau akarnya hampir semuanya kokoh untuk dijadikan pegangan. Tapi sebelum memasrahkan tubuh kita dengan pegangan tersebut, tetap pastikan dulu ya.

 

Kesebelas. November 2018

 

Lalu, bagus mana, Wayag 1 atau Wayag 2? Nah, ini sulit banget dijawab. Ada yang bilang Wayag 1 lebih bagus karena di puncaknya kita bisa melihat pemandangan pulau-pulau berserakan bak cendawan secara 360 derajat tanpa terhalang, air lautnya pun bergradasi. Yang bilang Wayag 2 lebih bagus, alasannya, ada lebih banyak pulau-pulau karstnya yang unik. Bagai tumpeng-tumpeng raksasa yang mencuat sporadis.

 

Keduabelas. Desember 2018

 

Bagi saya? Dua-duanya cakep! Breathtaking! Jadi kalau kuat mah kudu naik dua-duanya.

 

Puncak Wayag 2 pertama kali. Desember 2015

 

Nah soal siapa yang kuat siapa yang nggak, sepengalaman saya beberapa kali membawa rombongan tua-muda, bahkan anak-anak di atas 9 tahun, syarat untuk berhasil naik dua puncak Wayag sekaligus bukanlah usia muda atau fisik yang kuat, tapi lebih ke soal tekad dan semangat. Nenek 71 dan 73 tahun yang saya sebut di atas memang cuma naik Wayag 1, tapi ada lagi 3 orang nenek yang lebih muda (menjelang 60 tahun) kuat naik dua Wayag. Yang anak muda malah lebih banyak nyerah karena kurang kuat tekadnya. Atau ada yang lebih tergoda nyebur byur begitu melihat air hijau turkois bening dengan pasir putih di Pantai Wayag 1.

 

Puncak Wayag 2 kedua kali. Desember 2016

 

Saya sendiri nggak pernah melewatkan kesempatan naik dua Wayag. Dari 12 kali ke Wayag, di antaranya ada 4 kali saya naik juga ke Wayag 2. Nggak pernah bosan, nggak pernah merasa capek. Tapi memang excitement-nya beda dengan saat pertama kali. Yang jelas dengan seringnya ke Wayag, saya jadi hapal spot mana aja yang bagus.

 

Puncak Wayag 2 ketiga kali. November 2018

 

Di Wayag 1 begitu tiba di atas, ada pilihan berfoto di spot tengah itu aja, atau jalan ke kanan, ada 2 spot lagi, atau langsung ke kiri untuk memanjat lagi dinding karst setinggi 4 meteran demi mencapai puncak utama Wayag, tempat kita bisa melempar pandangan 360 derajat.

 

Puncak Wayag 2 keempat kali. Desember 2018. And still counting...

 

Dari puncak ini sebenarnya kita bisa jalan terus ke bukit sebelah dengan melompati celah yang sangat dalam selebar setengah meteran (kalau nggak salah inget) tapi cukup sulit dilalui karena nggak ada pijakan rata. Saat kunjungan ke-2 Desember 2010 saya dan teman-teman pernah melompat ke situ dibantu 2 orang (dive guide dan kru kapal). Cukup sekali, dan nggak pernah mau lagi. Karena selain cukup bahaya, pemandangan yang terlihat pun nggak lebih bagus.

 

Tumpeng-tumpeng raksasa di Puncak Wayag 2

 

Kalau Wayag 2, spot untuk berfoto dengan latar tumpeng-tumpeng raksasa ada 2, di pojok kiri yang lebih tak terhalang pohon,dan pojok kanan yang ada pohonnya. Pohonnya kokoh, aman buat dinaiki untuk berpose di situ, tapi tetap harus hati-hati.

 

Puncak Wayag 2, sisi satunya lagi

 

Tips naik Wayag:

- Kenakan baju yang nyaman, celana pendek yang memudahkan gerakan memanjat dan kaos yang menyerap keringat.

- Pakai sendal gunung atau sepatu kets. Sendal jepit is a big no no!

- Pakai sarung tangan karena terutama di Wayag 2 kita nyaris selalu harus berpegangan pada batu karst tajam yang mungkin sangat panas bila kita naik di siang hari.

- Kalau harus membawa tas, sebaiknya tas selempang atau lebih baik lagi ransel. Cukup diisi dengan dompet/uang, HP, kamera, air minum, boleh juga permen, cokelat atau snack manis, kalau-kalau Anda membutuhkannya untuk menambah tenaga.

- Kalau hanya membawa HP, ada baiknya bawa tas gantungan HP di leher. Jangan simpan HP di kantung celana karena berisiko tergencet.

- Kalau nggak bawa tas, botol air minum jangan dipegang di tangan. Tangan Anda harus bebas. Serahkan botol air minum pada pemandu yang menemani naik ke puncak.

- Selalu hati-hati saat memijak karena kalau teledor bisa luka kesobek karst tajam, bisa terkilir, atau bisa membuat pecahan batu karst mental ke bawah dan mencelakakan orang lain di bawah kita.

- Berfoto dengan angle sedramatis mungkin demi Instagram boleh saja, tapi utamakan keselamatn. Semua spot foto bagus di Wayag pijakannya nggak rata, sempit, dan nggak ada pagar pengaman seperti Piaynemo. Konyol kalau demi foto bagus tapi malah celaka.

 

Spot utama Wayag 1

 

Baca Juga: "Raja Ampat, Frequently Asked Questions"

 

Info tambahan:

Selain mampir di Desa Serpele (di ujung barat Pulau Waigeo) dan Pos CI (Conservation International) untuk mengurus izin masuk Wayag, kalau masih ada waktu kita bisa:

- Cruising di antara pulau-pulau karst di Kepulauan Wayag.

- Mampir ke satu pulau yang ada terowongannya yang bisa dilalui speedboat saat laut teduh.

- Dalam perjalanan pulang mampir di Tugu Katulistiwa di Pulau Kawe.

 

O ya di Serpele kita bisa berinteraksi dengan bocah-bocah lokal. Bisa membagikan buku maupun alat tulis dan juga permen/makanan. Di Pos CI kita bisa bermain dengan hiu-hiu jinak.

 

Spot kedua Wayag 1, arah sebaliknya dari spot utama

 

Baca juga: "Memilih Paket Trip ke Raja Ampat, Ini Hal-Hal yang Harus Ditanyakan"

 

Cara ke Wayag:

- Terbang ke Kota Sorong di Provinsi Papua Barat dengan bandaranya Domine Eduard Osok.

- Lanjut naik kapal umum ke Waisai 2 jam, lalu dari Pelabuhan Waisai bisa lanjut naik mobil atau naik speedboat lagi ke penginapan pilihan. Atau bisa naik speedboat sewaan ke Waisai atau pulau tujuan Anda. Durasinya 2 jam juga.

- Dari Waisai atau pulau tempat Anda menginap ke Wayag naik speedboat.

 

 

Teks: Mayawati NH Foto: Dok. Mayawati NH, Mayawati NH
Comment