NUSA PENIDA, DULU SEPI, SEKARANG MACET 2019-08-18 00:00

Dari Rumah Pohon Batu Molenteng memandang ke arah Diamond Beach

 

“Mbak sewa motor saja, soalnya kalau sewa mobil nanti bakal kena macet. Iya, Nusa Penida sekarang sering macet,” begitu kata kru kapal cepat yang saya tumpangi dari Sanur ke Nusa Penida, Juli 2019 lalu. Cepat sekali memang perkembangan Nusa Penida, pulau elok yang berada 12 km di sebelah tenggara Pulau Bali.

 

DULU SEPI DAN TANPA FASILITAS APA PUN

Januari 2016 saya ke Nusa Penida, dari 8 tempat yang saya datangi, hanya di dua tempat saya bertemu wisatawan lain, itu pun hanya satu grup yang terdiri dari 2-4 orang. Selebihnya blasss, sepiiii maksimal! Jadi mau pose dengan gaya apa pun dan seberapa lama pun, bebas. Sepanjang jalan juga hampir nggak pernah papasan dengan turis lain. Jadi boro-boro macet.

 

Baca juga: "8 Spot Keren di Nusa Penida Bali (Bagian 2-Tamat)"

 

Kecuali di Crystal Bay, nggak ada fasilitas apa pun di 7 tempat lainnya (Mata Air Tembeling, Kelingking Point, Broken Beach, Angel’s Billabong, Bukit Teletubbies, Pantai Suwehan, Pantai Atuh & Diamond Beach).

 

LAIN DULU LAIN SEKARANG

Lain dulu lain sekarang. Ketika datang lagi kedua kalinya ke Nusa Penida Juli 2019, saya benar-benar melihat dan mengalami kemacetan di jalanan sekitar Dermaga Banjar Nyuh, tempat kapal cepat kami merapat. Juga sedikit terjadi antrean saat motor kami mendekati Broken Beach.

 

Selidik punya selidik, kemacetan di Dermaga Banjar Nyuh itu terjadi karena sekarang turis asing dikenai retribusi masuk Nusa Penida Rp25.000 per orang, dan ditariknya secara manual begitu kendaraan yang membawa mereka keluar dari area dermaga.

 

Sedangkan kemacetan menjelang Broken Beach karena memang volume kendaraan banyak. Saya pertama merapat di Banjar Nyuh juga surprais melihat ada banyak sekali mobil berjejer di dermaga.

 

Banyak mobil berjejer di Dermaga Banjar Nyuh

 

Dan lagi, beberapa ruas jalan menuju Broken Beach masih rusak. Aaargh... yang begini ini kok malah nggak berubah ya. Dua tahun lalu pun kondisi jalanannya banyak yang rusak. Etapi sekarang sudah banyak juga ruas jalan yang mulus dengan aspal yang masih legam sih.

 

Ruas jalan yang mulus

 

Baca-baca di internet, katanya Bupati Klungkung (Kecamatan Nusa Penida masuk Kabupaten Klungkung) sudah tahu soal kemacetan ini dan sudah merencanakan untuk membangun jalan lingkar. Semoga segera terwujud deh.

 

Sekarang di setiap objek juga sudah banyak rumah makan, toilet, dan parkir pun dikelola. Setiap kali parkir, untuk motor bayar Rp5.000, mobil Rp10.000.

 

PERUBAHAN DI PANTAI ATUH

Setahun setelah kunjungan pertama saya, jadi sekitar tahun 2017, saya bingung melihat foto teman yang ke Pantai Atuh kok sudah ada rumah pohonnya? Lalu bingung juga kenapa namanya jadi Diamond Beach bahkan Pulau Seribu atau Raja Lima?

 

Rumah Pohon yang ngehits

 

Salah satu spot foto di area Rumah Pohon

 

Setelah datang lagi, melihat langsung, baru saya paham, kawasan pantai yang ada dua bagian yang dulu hanya disebut Pantai Atuh, kini terbagi menjadi tiga nama. Yang paling kiri atau utara adalah Pantai Atuh, lalu yang di tengah Diamond Beach (dinamai diamond karena memang ada 2 batu karang menjulang mirip diamond=permata, satu kecil, satunya lagi lebih besar), dan yang paling kanan atau selatan barulah Rumah Pohon Batu Molenteng yang foto-fotonya ngehits banget! (Lihat peta ya).

 

Beginilah posisi ketiga spot: Rumah Pohon, Diamond Beach, Atuh Beach

 

Adapun nama Raja Lima ataupun Seribu Pulau/Pulau Seribu/ Thousands Islands entah merujuk pada keseluruhan area tersebut karena banyaknya pulau-pulau karang kecil di hadapan pantainya, atau hanya khusus untuk area tengah (Diamond Beach)? Saya masih belum jelas deh.

 

Dari Rumah Pohon ke arah Diamond Beach, seribu pulau

 

Makanya jangan bingung kalau saat berkendara mendekati area ini lalu melihat papan penunjuk jalan, Pantai Atuh bisa lurus maupun belok kiri. Saya bertanya pada orang lokal di situ. Jadi kalau mau ke Rumah Pohon ambil lurus, tapi kalau mau ke Pantai Atuh belok kiri. Saya memilih lurus, jadi tiba di Rumah Pohon duluan. Untuk mencapai rumah pohonnya kita harus menuruni jalan setapak yang sudah ada step-stepnya. Nggak susah sih, dan nggak jauh, tapi baliknya karena nanjak jadi ngos-ngosan juga.

 

Untuk berfoto di rumah pohon maupun spot-spot yang lain harus antre. Dari sini kita bisa melihat Diamond Beach.

 

Salah satu spot di area Rumah Pohon, bisa melihat ke arah Diamond Beach

 

Nah sebenarnya untuk berpindah ke Diamond Beach kalau nggak mau capek kita bisa naik kendaraan lagi, walaupun sebenarnya kalau jalan kaki menyusuri tebing juga bisa (tapi saya nggak coba, jadi nggak konfirm). Sayangnya saat itu jalanan yang menghubungkan parkiran Rumah Pohon dengan Diamond Beach ditutup karena sedang diperbaiki.

 

Saya pun memutuskan berkendara lagi keluar dari kawasan Rumah Pohon, kembali ke arah perginya, dan begitu tiba di pertigaan belok ke arah Pantai Atuh. Dari situ masih jauh lagi ternyata. Total durasi naik motor dari Rumah Pohon ke Pantai Atuh 30 menit. Di area parkir yang berada di atas Pantai Atuh nggak dipungut biaya parkir. Entah ya kalau beberapa bulan lagi.

 

Saya pikir saya tiba di area atas tebing di mana ke sebelah kanan saya bisa melihat Diamond Beach dan sebelah kiri Pantai Atuh, tempat dua tahun lalu saya menikmati pemandangan keduanya dari atas, lalu turun ke kiri ke Pantai Atuh. Ternyata saya tiba di tebing sisi kirinya Pantai Atuh, bukan sisi kanan. Dulu sisi ini masih belantara. Sekarang sudah ada jalan setapak turun. Saya pun menuruni jalan itu sekitar 10 menit, dan tibalah di Pantai Atuh dengan cirinya batu karang lancip yang mirip huruf M miring. Area pantainya sekarang rapat dengan warung-warung, juga bean bag, kursi malas dan payung-payung. Dulu mah kosong blas!

 

Jalan setapak turun ke Pantai Atuh dari tebing sisi kiri

 

Di Pantai Atuh sekarang ada warung-warung yang menyediakan bean bag dan kursi malas

 

Di tebing sisi kanan Pantai Atuh, sudah sejak 2 tahun lalu sudah ada tangga batu yang rapi. Dulu saya datang dari atas sisi itu.

 

Ini dari sisi kanan atas Pantai Atuh. Lihat di bawah sana pantainya masih kosong

 

Nah kali ini karena sudah habis tenaga, saya nggak naik, keponakan saya yang naik. Tapi tiba di atas, dia pun hanya memotret ke arah Diamond Beach, nggak sempat turun ke pantainya karena sudah sore.

 

Diamond Beach difoto dari tebing sisi kirinya. Lihat ada dua batu mirip diamond, kecil dan besar?

 

Jadi saya masih punya PR nih, belum sempat turun ke Diamond Beach. Dulu saya sempat berjalan kaki beberapa ratus meter ke arah kanan di tebing sisi atas Diamond Beach) sampai di atas batu diamond yang lebih besar, yang kalau dari atasnya malah terlihat seperti dinosaurus.

 

Difoto dari atasnya, batu diamond yang besar malah mirip dinosaurus

 

Tentang perubahan di Kelingking Point, Broken Beach dan Angel’s Billabong, dilanjut di tulisan berikutnya ya...

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Wilson Yaptianto
Comment