DEMI TELUR DADAR KRISPI ITU BANYAK ORANG RELA MENGANTRE PANJANG 2018-11-15 00:00

Telur dadarnya juara!

 

Antrean di rumah makan berbentuk joglo ini di jam makan siang bisa mengular hingga ke luar bangunan utama. Demi apa orang sampai rela mengantre bisa setengah jam lebih padahal konon makanan yang disajikan sangat sederhana, ditampung dalam baskom-baskom besar yang nggak ada nyeni-nyeninya? Demi telur dadar! Ya betul, telur dadar yang digoreng krispi ala kampung. Sampai-sampai antrean telur dadar pun ada jalur khusus di luar antrean menu lain yang dijejer secara prasmanan.

 

Suasana antrean

 

Disajikan dalam baskom-baskom

 

Adalah Warung Kopi Klotok yang berada di Jalan Kaliurang KM 16, Pakem, Sleman, DIY yang menyajikan menu rumahan ala Jawa yang sangat digemari banyak orang karena keotentikan citarasa dan suasana jadoel yang ditawarkan. Kursi-kursinya adalah kursi kayu dan sebagian dengan sandaran anyaman rotan khas kursi jadul. Ruangan juga disarati ornamen jadul seperti radio, lampu teplok dll dengan musik keroncong diperdengarkan sayup-sayup. Ada juga satu dinding yang dipenuhi komen-komen figur publik yang pernah makan di sini.

 

Komen Ibu Tito Karnavian dipajang di dinding

 

Apa saja sih menunya selain telur dadar andalan itu? Yang juga jadi favorit adalah aneka sayur lodeh: lodeh tempe lombok ijo, lodeh terong, lodeh kluwih yang bersama sayur asem dibanderol hanya Rp6.500 dan kita boleh makan keempat sayur ini sepuasnya selama persediaan masih ada. Sedangkan untuk lauknya ada tahu bacem, tempe garit, pindang goreng, ayam dan ikan goreng dll. Kalau mau murah tapi puas ambillah Paket Makan Puas yang terdiri dari semua sayur, nasi putih, sambal dadak dan sego megono yang dihargai Rp11.500 saja. Tinggal tambah telur dadar deh Rp5.500. Plus minuman yang termurah teh tawar Rp1.000. Total kerusakan Rp18.000 saja sudah kenyang dan bahagia.

 

Paket Makan Puas

 

Selesai makan kalau ruang di perut masih lowong, cobalah pesan pisang gorengnya yang juga sangat hits. Saking hitsnya dan cepat habis padahal dimasak dalam penggorengan super besar, sampai-sampai kita nggak boleh pesan untuk dibungkus bawa pulang. Satu porsi isi 2 potong dihargai Rp6.500. Pisang gorengnya memang endesss banget!

 

Harus coba pisang gorengnya ya...

 

Pisang digoreng di kuali besar

 

Datang ke sini kalau kesorean bisa-bisa kehabisan banyak lauk. Kalau datang tepat di jam-jam makan siang juga ada perjuangan lain yang harus dilalui selain mengantre, yakni berburu area makan, entah itu di meja-kursi di dalam bangunan, di dekat kompor pisang goreng, di teras, atau di tikar-tikar yang digelar di halaman. Di dalam atau di luar bangunan, semua punya sensasi tersendiri. Kalau di dalam bangunan, bau asap kayu bakar dari dapur dan alunan musik keroncong bagi sebagian orang mungkin mengingatkan akan masa kecil di kampung. Kalau di luar, dapat bonus pemandangan sawah atau nyiur melambai plus udara segar.

 

Area makan di dalam

 

Kalau nggak mau kehabisan lauk, nggak antre panjang, dapat area favorit untuk makan, paling aman datang ke sini jam 7 pagi saat rumah makan ini baru buka. Dari Kota Jogja berkendara ke sini sekitar 30 menit. Tapi kalau mau sekadar ngopi-ngopi cantik bisa saja datang malam hari karena tempat ini tutup jam 10 malam. Kopinya yang hanya Rp5.000 itu diseduh dengan cara tradisional sehingga menghasilkan bunyi klotok-klotok yang menjadi asal nama tempat ini.

 

Bagaimana, tergiur mencoba?

 

Baca juga: "Kuliner yang Pas Buat Tombo Kangen di Solo"

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment