KALAU KE LOMBOK LAGI, COBAIN YA NASI BALAP PUYUNG 2019-06-23 00:00

 

Ngomongin kuliner khas Lombok Nusa Tenggara Barat, orang pasti langsung menyebut ayam taliwang dan plecing kangkung. Lalu untuk jenis sate, ada sate rembiga dan sate bulayak. Mungkin orang luar Lombok masih jarang yang tahu, Lombok juga punya kuliner khas lain, sejenis nasi rames, namanya Nasi Balap Puyung.

 

Ciri khasnya yang langsung terlihat adalah, nasinya disajikan dalam piring anyaman rotan yang dialasi kertas nasi yang digunting menyerupai bunga. Ciri khas selanjutnya baru terasa begitu Trippers menyantapnya. Tanpa ditambahi sambal pun, lauk nasi ini sudah pedas. Adalah ayam suwirnya yang pedas sekali. Selain ayam suwir, lauk lainnya biasanya ada 3 jenis lagi, yakni tumis buncis, kacang kedele goreng, kering kentang atau kadang dicampur kering tempe. Kadang juga ada yang menambahkan serundeng. Hati-hati, bisa jadi serundeng dan tumis buncisnya pun tak kalah pedas. Trippers bisa juga minta tambah ayam goreng, biasanya ayam goreng kampung yang potongannya kecil, atau pindang telur, juga sambal bagi yang merasa masih kurang pedas. Tiap tempat variasi lauknya beda, tapi yang pasti ada ayam suwir dan tumis buncis, atau buncis juga bisa diganti kacang panjang.

 

 

Nasi Balap Puyung bisa ditemukan di banyak rumah makan. Salah satunya yang mudah dijangkau adalah Nasi Balap Puyung di Rumah Makan Cahaya yang berada di seberang Bandara Internasional Lombok di Praya Lombok Tengah.

 

Baca juga: "Ke Lombok Beli Oleh-Oleh Apa? Ini Daftarnya!"

 

Nah, yang versi aslinya ada di Nasi Puyung Inaq Isun di Desa Puyung Lombok Tengah. Konon dari seorang wanita bernama Inaq Isun inilah Nasi Balap Puyung lahir. Ada beberapa versi cerita. Awalnya nasi campur bikinan Inaq Isun ini namanya ya nasi campur saja. Karena cucunya yang pembalap kalau menang balapan suka mentraktir teman-temannya di warung milik neneknya, jadilah menunya dikenal dengan Nasi Balap Puyung. Ada juga yang menyebutkan, karena disajikan secara cepat, maka disebut Nasi Balap dan karena adanya di Desa Puyung, jadilah Nasi Balap Puyung.

 

 

Versi cerita lainnya ada yang tanpa mengaitkan dengan Inaq Isun. Jadi di Lombok Tengah sering ada balapan di malam hari. Nah karena banyak penonton maupun pembalap yang kelaparan, maka dibukalah warung makan dengan menu nasi ini, yang akhirnya dinamai Nasi Balap Puyung.

 

Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Lombok"

 

Soal harga, tentunya tiap rumah makan menerapkan harga yang berbeda-beda. Ada yang dimulai dari Rp10.000, ada juga yang lebih dari Rp20.000, tergantung tambahan lauknya, ayam goreng, atau telur, atau tanpa tambahan.

 

Jadi, buat yang belum pernah coba, lain kali kalau ke Lombok coba ya Nasi Balap Puyung. Huh hah!!

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment