ITINERARY JELAJAH NAGASAKI 4 HARI (Bagian 1) 2021-08-09 09:55

Kaki langit Nagasaki di kala senja menjelang malam

 

Hiroshima dan Nagasaki adalah dua kota bersejarah di Jepang yang hancur akibat bom atom pada Perang Dunia II. Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945, sedangkan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Tapi kedua kota itu tak terpuruk karena penanganan pemerintah Jepang yang sangat baik, dan keduanya kini menjadi destinasi wisata yang menarik dikunjungi. Tentang Hiroshima baca di sini.

 

Untuk memudahkan Trippers dalam perencanaan trip ke Nagasaki, sengaja tulisan dibuat sesuai itinerary yang dijalankan penulis, dengan start dari Tokyo.

 

HARI 1

- Keberangkatan dari Bandara Tokyo Haneda naik pesawat domestik ke Nagasaki memakan waktu +/-2 jam. Lalu dari Bandara Nagasaki ke Kota Nagasaki +/-1,5 jam dengan mobil. Check in di hotel di kawasan Dejima yang lokasinya strategis, dekat ke pusat perbelanjaan dan Nagasaki Waterfront.

- Eksplor Dejima

Merupakan pulau buatan berbentuk kipas di Teluk Nagasaki dan dulunya merupakan pos perdagangan Belanda dan satu-satunya gerbang terbuka Jepang ke Eropa selama masa isolasi pada zaman Edo dari tahun 1641 sampai 1853.

 

Dejima sudah mengalami beberapa restorasi dan sekarang sudah dijadikan museum. Bentuknya berupa warehouse, jadi kita harus berkeliling dari satu warehouse ke warehouse lainnya. 

 

Kita juga bisa berfoto dengan orang lokal yang memakai busana zaman Edo di kawasan Dejima. Keberadaan mereka menambah daya tarik Dejima.

 

Busana zaman Edo

 

 

HARI 2

- Hashima Island (Gunkanjima)

Hashima Island dikenal juga dengan Gunkanjima (Battleship Island). Tahun 2015 pulau ini didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, “Sites of Japan’s Meiji Industrial Revolution: Iron and Steel, Shipbuilding and Coal Mining.” Ke Hashima Island harus naik kapal ferry. Bisa ambil paket Cruise Marbella Gunkan-Jima. Durasi perjalanan +/-45 menit.

 

Hashima dulunya merupakan tempat penambangan batubara. Batubara ditemukan di Hashima tahun 1810. Ketika penggalian batubara meningkat, jumlah populasi di Hashima pun meningkat. Pada tahun 1916 apartemen dibangun untuk merumahkan orang-orang yang tinggal di pulau ini. Pada puncaknya, populasi di Hashima mencapai 5.300 jiwa, 9x lebih besar dari penduduk Tokyo. Ketika terjadi revolusi industri dan pergeseran dari batubara ke minyak, kepadatan penduduk pun menurun. Pada akhirnya tambang batubara di Hashima ditutup pada Januari 1974 dan Hashima menjadi pulau tak berpenghuni pada April 1974.

 

Reruntuhan di Hashima Island

 

Wisatawan yang berkunjung ke Hashima Island mendapatkan sertifikat yang tulisannya hampir semuanya menggunakan huruf Kanji. Sertifikat ini dibagikan ketika kita sampai di pelabuhan awal, sebagai tanda bahwa kita telah mengunjungi Hashima Island.   

 

- China Town

Jarak tempuh dari pelabuhan (sepulang dari Hashima) ke China Town relatif dekat. Jalan kaki 15 menit. Yang bisa dilakukan di China Town, foto-foto, berburu kuliner ataupun oleh-oleh. Makanan di restoran memang mahal. Tapi kita bisa membeli jajanan yang ada di pinggir jalan, harganya relatif murah, seperti hamburger ayam dijual sekitar 350 yen.

 

Baca juga: "Apa Saja yang Bisa Dilakukan di Hiroshima?"

 

Meganebashi Bridge/ Spectacles Bridge

Selepas berkeliling China Town dan makan siang lanjutkan melihat Meganebashi Bridge atau Spectacles Bridge. Dinamakan Spectacles Bridge karena refleksi jembatan di air sungai di bawahnya menciptakan bentuk seperti kacamata.

 

Spectacles Bridge, lihat bayangannya seperti kacamata

 

Jembatan ini dibangun tahun 1634 di bawah pimpinan Mokusu Nyojo, seorang kepala pendeta dari Kofuku-ji Temple dan dirancang sebagai aset kebudayaan yang penting.  

 

- Nagasaki Museum of History And Culture

Di museum ini kita bisa mempelajari sejarah dan kebudayaan Nagasaki. Yang menarik salah satunya adalah sejarah Hinamatsuri atau Doll’s Festival, yang dikenal juga sebagai Momo-no-Sekku, The Peach Festival, yang digelar setiap tanggal 3 bulan Maret. Menurut tradisi, setiap keluarga yang memiliki anak perempuan akan memajang “Hina Doll” (sepasang boneka kaisar dan permaisuri berpakaian seperti pada periode Edo) dan berdoa untuk kesehatan serta kebahagiaan anak perempuannya. Pada acara ini biasanya diundang juga sanak saudara dan kenalan untuk saling memberi hormat dan makan “boiled snail”. Ya, ada makanan khas pada acara Hinamatsuri yaitu: chirashi-zushi, boiled snails, sunuta, clam soup, onishime dan hishimochi.  

 

Hinna Doll

 

Jangan lupa, di bagian agak ke belakang dari museum ini kita bisa melihat Zona Pemerintah Nagasaki. Di sini ada rekonstruksi Kantor Hakim Nagasaki (The Nagasaki Magistrate’s Office). Jangan lupa untuk ambil foto dengan figuran yang menyerupai tokoh zaman dulu.

 

Mt. Inasa

Dari sini kita bisa melihat keseluruhan view Kota Nagasaki. Pada tahun 2012 Mt. Inasa adalah satu dari “The Best 3 of Night Views” setelah Hong Kong dan Monaco. Sementara untuk di Jepang sendiri, “3 New Best Night Views” adalah Mt. Inasa, Saporo dan Kobe. Oh ya, kalau kita pakai kendararan besar seperti bus, untuk naik ke atas kita harus sambung pakai ropeway atau gondola. Tapi kalau naik taksi bisa langsung ke atas Mt. Inasa.

 

View dari Mt. Inasa

 

Bersambung ke sini.

 

 

Teks: Sri Rahmi Purnamasari Foto: Sri Rahmi Purnamasari, www.japanrailpass.com.au, www.travel.gaijinpot.com
Comment