FAKTA UNIK TIBET: ANTARA TOILET HOROR & IZIN MASUK BAGI ALIEN (Bagian 3) 2016-05-16 00:00

Puncak Everest

 

Tibet identik dengan Himalaya, Istana Potala, bhiksu berjubah merah, bendera doa, dan juga yeti! Yang penah membaca komik Tintin pasti tahu tentang yeti. Tapi mungkin banyak yang belum tahu sejuta keunikan Tibet, negeri tempat titik tertinggi di muka bumi ini berada, Puncak Everest.

 

TOILET HOROR

Masalah toilet di Tibet kurang lebih sama dengan di sebagian besar tempat di China. Agak jorok, dan baunya? Mana tahaaann... Di Nam Tso ada portable toilet. Bayar RMB 2 sekali masuk. Nggak ada pilihan, semua bau. Tapi sutra lah, pemandangan Tibet terlalu indah untuk dirusak dengan keluhan soal toilet.

Portable toilet di Nam Tso

 

IZIN MASUK UNTUK ALIEN?

Untuk bisa ke Everest Base Camp (EBC) semua pelancong harus mengurus satu lagi permit. Namanya Aliens’ Travel Permit. Beda dengan Tibet Travel Permit yang harus diurus jauh-jauh hari sebelum ke Tibet, Aliens’ Travel Permit bisa diurus dalam hitungan jam, dan biayanya sudah termasuk dalam paket tur. Biarkan pemandu mengurusnya di salah satu kantor di Shigatse, sementara Anda bisa jalan-jalan sendiri ke Tashilunpo Monastery atau pusat kota. Shigatse memang kota terakhir sebelum EBC, tempat mengurus permit ini.

 

KANTOR POS TERTINGGI DI DUNIA

Di area tent hotels di Everest Base Camp ada kantor pos tertinggi di dunia. Kita bisa minta cap pos pada tiket EBC kita. Bayar RMB 5 untuk satu cap. Karena tiketnya berbentuk kartu pos, kita pun dapat mengirimkannya ke alamat kita dengan membayar RMB 10. Namun jangan terlalu berharap kartu pos Anda sampai ya. Belum tentu!

 

QOMOLANGMA = EVEREST

Qomolangma adalah nama Everest dalam Bahasa Tibet. Qomolangma berarti “Goddess Mother of the Universe” atau orang Nepal menyebutnya Sagarmatha. Apa sih bedanya Himalaya dengan Everest? Himalaya nama rangkaian pegunungan yang memiliki beberapa puncak. Tertingginya ya Puncak Everest, yang pastinya tertinggi pula di dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl. Puncak Everest juga bisa dilihat dari Nepal, karena Pegunungan Himalaya juga menduduki wilayah Nepal. Namun sisi utara Everest, north face, sisi Tibet, lebih cantik. Dari Pang La Mountain Pass, sisi Tibet dari Himalaya ini, kita tak cuma bisa melihat Everest, tapi juga Puncak Lhotse (8.516 mdpl), Makalu (8.463 mdpl), Cho Oyu (8.201 mdpl). Satu puncak lainnya adalah Xi Xia Bang Ma (8.012 mdpl).

Puncak Everest

 

JAM 9 MALAM MASIH TERANG BENDERANG

Sensasi tidur di dalam tenda berbahan bulu yak di ketinggian 5.000-an mdpl pasti menjadi pengalaman tak terlupakan. Apalagi saat musim gugur, pukul 9 malam pun matahari masih bermurah hati memancarkan sinarnya. Faktanya bahwa mungkin kita akan sulit tidur nyenyak. Entah karena kedinginan, karena masih terang atau terlalu excited. Kadang posisi terlentang membuat kita sesak napas ataupun jantung berdebar lebih cepat.

 

JANGAN MELONCAT DI EVEREST

Bergerak terlalu cepat atau melompat-lompat di ketinggian ekstrem 5.000-an  mdpl ke atas bisa saja membunuh. Katanya, pernah ada pelancong yang langsung meninggal di tempat hanya karena melompat dari truk. Maka dari itu nasihat yang tak boleh dilanggar: jangan bergerak terlalu cepat apalagi melompat.

 

AKLIMATISASI & ALTITUDE SICKNESS

Aklimatisasi adalah proses yang terjadi pada tubuh untuk menyesuaikan diri dengan kondisi berkurangnya oksigen pada ketinggian tertentu. Aklimatisasi biasanya dilakukan 3-4 malam di Lhasa, sebelum kita berpindah ke tempat-tempat yang lebih tinggi lagi di Tibet.

Altitude sickness atau Acute Mountain Sickness (AMS) atau sakit karena ketinggian biasanya dialami pada saat kita berada pada ketinggian di atas 3.000 mdpl, karena makin tipisnya oksigen. Biasanya gejalanya: pusing, napas pendek-pendek dan lebih cepat (pola napas berubah), mata pedih dan berair, lebih sering buang air kecil, sulit tidur, cepat lelah, cepat ngos-ngosan, hilang nafsu makan, mual, linglung, bahkan sampai pingsan. Efek ketinggian ini berbeda untuk setiap orang, sangat erat hubungannya dengan faktor genetik dan kecepatan perubahan ketinggian yang dilakukan, namun nggak ada hubungannya dengan umur, gender, kebugaran, ataupun pengalaman di ketinggian sebelumnya. Sayang memang, belum ditemukan cara memprediksi orang seperti apa yang mudah terkena AMS dan sebaliknya siapa yang cepat beraklimatisasi. Bahkan seorang porter pendakian pun bisa jadi sama rentannya terkena AMS dengan kita.

 

 

Fakta: rata-rata satu orang turis meninggal dalam setahun di Tibet karena altitude sickness.

Golden rule: Jika Anda merasakan gejala AMS, istirahatlah, jangan melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi sebelum pulih. Jika kondisi Anda makin buruk, segera turun ke daerah dengan ketinggian di bawah 3.000 mdpl.

 

(Bersambung)

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Istimewa
Comment