TETAP EKSIS DI MEDSOS DARI KETINGGIAN 30.000 KAKI BERSAMA TURKISH AIRLINES 2017-03-06 00:00

 

Buat pejalan yang mengutamakan harga murah --terutama untuk tiket pesawat—seperti saya, membeli tiket pesawat kelas bisnis adalah mimpi yang bahkan nggak berani saya mimpikan. Soalnya beda jauh banget harganya. Maka begitu dapat kesempatan duduk di kelas bisnis tanpa membayar sepeser pun untuk penerbangan long haul ke Istanbul selama 12-13 jam akhir tahun lalu, saya kesenengan. Ya, saya dan belasan jurnalis atau blogger diundang pihak Turkish Airlines untuk pelesir ke Turki guna mengangkat lagi pariwisatanya yang sempat lesu darah akibat aksi teroris dan demo.

 

 

TIDUR DENGAN BADAN LEMPENG

Kursi yang bisa disulap jadi tempat tidur yang nyaman pastinya menjadi hal utama yang dicari orang jika memilih kelas bisnis. Cabin crew yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng pun sigap membantu mengalasi tempat tidur dan memberikan selimut. Saya pernah beberapa kali terbang panjang belasan jam dengan duduk di kelas ekonomi yang kursinya hanya bisa direbahkan nggak lebih dari 45 derajat demi kenyamanan penumpang di belakang kita, uuuh... tentunya pegal, dan tidur pun kurang nyenyak. Makanya, merasakan tidur di udara dengan tubuh lempeng itu kemewahan banget bagi saya.

 

Tidur nyenyak dengan badan lempeng

 

Bangun tidur esok paginya, cabin crew menawarkan sarapan yang menunya sudah ditanyakan malam sebelum kita tidur. Pilihannya, baik breakfast maupun makan utama sesaat setelah pesawat mengudara cukup beragam dan tentunya fresh from the kitchen. Makanannya ditata dengan sangat elegan, laksana makan di resto standar bintang Michelin. Dari mulai snack berupa kacang, makanan pembuka, makanan utama, dan dessert yang ditawarkan dalam troli. Kenyang dan puas to the max deh!

 

Penyajian makanan yang apik

 

Hiburan yang tersaji di layar di hadapan kita beragam, dan ada 3 pilihan utama: Watch, Listen, Play. Watch tentunya film, Listen musik, Play itu game. Pastinya membuat penerbangan panjang kita tak membosankan.

 

Kendali hiburan di tangan

 

O ya, amenity kit yang diberikaan juga lengkap (termasuk ada lip balm). Dan yang paling saya suka, tas amenity kitnya keren. Pergi dan pulang beda. Tampaknya, kalau melihat postingan orang-orang yang naik Turkish, tas amenity ini seringnya beda. Jadi kalau sering-sering naik Turkish bisa punya koleksi tas amenity lucu-lucu deh.

 

Amenity kit. Tasnya keren

 

EKSIS DI MEDSOS DARI KETINGGIAN 30.000 KAKI

Bisa tidur dengan badan lempeng adalah satu hal, tapi hal lain yang juga membuat saya kepengen jejingkrakan norak adalah bisa update status Facebook dan ngobrol di grup WhatsApp selama penerbangan. Seneng aja bisa bikin teman-teman segrup yang tahu jadwal terbang saya kaget, “Kok elo bisa WhatsApp-an?”

 

Ya, itu karena penumpang kelas bisnis mendapat jatah Wi-Fi gratis sepuasnya, sementara penumpang kelas ekonomi harus bayar kalau mau Wi-Fi. Nggak usah malu bertanya ya kalau bingung cara nyambungin Wi-Fi ke gadget kita, karena memang mesti sedikit ‘blusukan’.

 

LOUNGE MEWAH SUPER LUAS

Satu hal lagi kelebihannya naik kelas bisnis karena kita bisa menikmati lounge saat di bandara keberangkatan (Jakarta) maupun kepulangan (Istanbul). Lounge Turkish Airlines di Bandara Soeta Jakarta ada di ujung kiri Gate D. Begitu masuk kita disambut petugas imigrasi. Jadi kita nggak perlu antre di konter imigrasi yang biasa. Lounge-nya nyaman dan cukup luas dengan aneka makanan tersaji.

 

Lounge super luas

 

Yang mencengangkan adalah Turkish Airlines Lounge di Bandara Ataturk Istanbul yang kami nikmati beberapa jam sebelum terbang pulang. Saya pernah menikmati nyamannya lounge mewah di Bandara Doha Qatar, tapi yang punya Turkish ini jauuhhh lebih luar biasa. Kabarnya lounge ini termasuk 5 besar termewah di dunia. Luasnya nggak kira-kira, 5.900 m2, terdiri dari dua lantai. Bisa menampung lebih dari 1.000 orang sekaligus lho! Interiornya juga super keren dengan pohon hijau di beberapa sudut.

 

Tangga yang menghubungkan dua lantai

 

Variasi makanan yang disediakan jangan ditanya deh, dan selalu hangat, baru dibuat para koki. Ada Turkish Cuisine dan Global Cuisine. Mie goreng yang saya makan cocok banget dengan lidah ndeso saya, sampai saya nambah, hehe. Minuman di lemari pendingin juga banyak pilihannya, begitu juga minuman hangat seperti teh dan kopi, juga fruit bar-nya.

 

Ruang tunggunya menyediakan aneka fasilitas seperti sudut TV & Cinema, Music, Internet. Juga ada tempat menaruh barang berharga di kabinet yang bisa dikunci. Dan tentunya ada mushola.

 

Toilet dan kamar mandinya mewah. Untuk mandi kita perlu antre dan menunjukkan boarding pass. Yang nggak bisa tidur atau bosan mainin ponsel dengan Wi-Fi gratis yang kenceng, bisa melemaskan otot dengan main biliar, virtual car rally, golf simulator. Yang suka baca bisa masuk ke perpustakaan. Yang bawa anak atau bayi, ada ruang bermain dan ruang bayi. Juga ada fasilitas massage, dan resting (tempat tidur), sayang saya tak mencoba dan kurang paham bagaimana prosedurnya.

 

O ya, jika tiket kita kelas bisnis, tentu layanan imigrasinya juga di lounge, bukan antre panjang di konter imigrasi biasa.

 

Lebih detil tentang Turkish Airlines Lounge silakan klik http://www.turkishairlineslounge.com/

Teks: Mayawati NH Foto: Turkish Airlines, Welly Yaptianto
Comment