24 BINATANG KHAS DARI SELURUH DUNIA (Bagian 2) 2017-04-14 00:00

Safari di Tanzania, melihat binatang di alam liar

 

Saya bukan penikmat kebun binatang. Tapi kalau melihat binatang di habitat aslinya, yang nggak pakai kandang, saya sangat antusias. Apalagi kalau binatang khas itu hanya ada di daerah tertentu atau tergolong binatang langka, baik yang hidup di laut maupun di darat. Walaupun saya jarang mengkhususkan pergi trip untuk melihat binatang tertentu, tapi dihitung-hitung ternyata sudah banyak juga binatang khas yang saya lihat. Memang daftar ini pastinya belum sah mewakili seluruh dunia, tapi paling tidak, daftar ini dibuat berdasarkan pengalaman sendiri.  Bukan hasil riset atau Googling. Ini dia....

 

 

9.  MELIHAT TAKIN DI BHUTAN

 

Hewan unik perpaduan antara kepala kambing dan tubuh sapi ini saya lihat di Motithang Mini Zoo (Bhutan Takin Preserve) di Thimphu, Bhutan, Desember 2011. Jadi nggak perlu susah pake usaha, apalagi faktor luck. Cuma soal apakah pas kita datang, mereka sedang mendekat ke pagar atau nggak karena kita melihatnya dari balik pagar. Habitat aslinya di lereng gunung, perbatasan dengan China.

 

10.  MELIHAT BLACK-NECKED CRANE DI BHUTAN

 

Black-necked crane, burung bangau berleher hitam yang tingginya 1,5 m ini termasuk langka. Saat musim dingin mereka bermigrasi dari dataran tinggi di Tibet ke padang rumput Phobjikha Valley di Bhutan yang bersuhu sedang. Beruntung saat ke Bhutan Desember 2011 saya melihat mereka sedang merumput walaupun dari jarak yang cukup jauh.

 

11.  SATU-SATUNYA PERTEMUAN DENGAN THRESHER SHARK DI PULAU MARATUA

 

Nah kalau untuk ketemu makhluk laut yang satu ini jelas butuh keberuntungan. Nggak semua orang yang menyelam di Pulau Maratua (Kepulauan Derawan) Kalimantan Timur bisa melihatnya. Saya melihat si hiu buntut panjang ini dalam kesempatan kedua menyelam di Maratua, Mei 2012. Di site bernama Mid Reef, di kedalaman 53 m. Uhuk! Dan kami melihatnya lagi melintas dalam penyelaman esok harinya. Sampai hari ini, saya belum pernah lagi temu kangen dengannya.

 

12.  MENGINTIP TARSIUS DI TANGKOKO

 

Nah untuk melihat binatang langka di dunia ini butuh nasib baik dan kesabaran menunggu. Sebagai binatang nokturnal, mereka hanya keluar dari rumahnya di dalam batang pohon untuk mencari makan saat sore menjelang malam, dan kembali menjelang subuh. Jadi kalau mau melihatnya, pilih dua waktu itu. Saya memilih trekking masuk hutan di Cagar Alam Tangkoko, Sulawesi Utara, menjelang subuh, Juni 2012. Bangun pagi buta nggak sia-sia karena rombongan saya berhasil melihat kawanan tarsius tiba-tiba meloncat dari berbagai arah untuk masuk ke sarangnya. Mata bundarnya mengintip-ngintip pula dari balik rongga batang pohon. Lucu banget binatang yang hanya setinggi 10-15 cm dan kepalanya bisa memutar 180 derajat ini.

 

13.  BERCANDA DENGAN WHALE SHARK DI NABIRE DAN DERAWAN

 

Banyak yang mengira binatang laut bertubuh raksasa ini menyeramkan. Padahal hiu paus (whale shark), walaupun panjangnya bisa 16 meter lebih, binatang jinak dan amat cute! Para penyelam ataupun penyuka laut malah merasa beruntung kalau ketemu dan bisa deket-deket. Pertama kali saya melihat hiu paus di Gorontalo (bukan di Desa Botubarani yang ngetop belakangan ini), saat penyelaman, Desember 2010. Si hiu sendirian melintas aja gitu di kepala kami. Tapi interaksi dengan hiu paus yang memuaskan buat saya di Kwatisore, Nabire, Papua. Di sana ada bagan nelayan dan kawanan hiu pausnya banyak, dan diving trip kami Agustus 2012 itu memang khusus untuk bercengkerama dengan hiu paus. Puas banget, tiap kali turun menyelam, pasti ketemu paling sedikit 5 ekor, terbanyak 8 ekor, sedangkan kami cuma berlima. Pengalaman saya selanjutnya hanya snorkeling di Derawan Kalimantan Timur. Ini juga puas, lama, walupun kami ber-22 dan hiunya cuma 3-4 ekor. Ketendang-tendang fin teman, itu sudah!

 

14.  MENONTON “THE BIG FIVE” DI TANZANIA

 

Safari di beberapa taman nasional di Tanzania seperti Serengeti, Lake Manyara, Ngorongoro, Tarangire boleh jadi adalah mimpi banyak orang, terutama yang ingin melihat aneka satwa di alam liar dalam jumlah banyak. Ada 5 binatang yang diincar siapa pun yang bersafari di sini. Saya dan 4 teman cukup beruntung dalam 3,5 hari bersafari di Tanzania, Agustus 2013, berhasil melihat “the big five”: singa, macan tutul, gajah Afrika, badak, dan banteng. Cuma badak aja yang melihatnya dari jauh, sampai harus pakai binokular. Yang lain, cuma hitungan beberapa meter ajah!

 

15.  MELIHAT ORANG UTAN DI TANJUNG PUTING

 

Percobaan pertama saya melihat orang utan (Pongo abelii) adalah di Bukit Lawang Sumatera Utara Maret 2013. Gagal! Sudah menunggu lama di feeding station bersama pengunjung lainn, tapi yang ditunggu nggak dateng-dateng. Akhirnya Oktober 2013 dengan mudah saya ketemu orang utan (jenis Pongo pygmaeus), nggak cuma 1-2 ekor, tapi banyak! Di mana lagi kalau bukan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Di tiga feeding station yang ada, Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Leakey kami melihat banyak sekali orang utan. Sempat ‘terhibur’ juga dengan sepasang orang utan yang kawin (haha!), juga oleh orang utan yang berayun-ayun di dahan pohon lalu ‘menghadiahi’ kotorannya di kepala salah seorang turis. Wakakak...

 

16.  MENGAMATI SLOTH DI AMAZON

 

Sloth adalah sejenis beruang yang gerakannya lamban. Senangnya nangkring di atas pohon tinggi. Hewan ini termasuk khas Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Walaupun nggak dari dekat, saya melihatnya cukup jelas saat blusukan di Hutan Amazon sisi Peru, tepatnya Iquitos, Juli 2014. Hutan hujan tropis Amazon paling luas di dunia, 5,5 juta km2, dan menduduki 9 negara (Brasil, Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis). Masuk dari sisi Peru sebenarnya karena kami ingin melihat pink dolphin. Sayang, saya hanya melihat cipakan airnya saja dan sedikit siripnya. Aaaarrgh.... Tapi kami banyak melihat hewan unik juga di sana seperti tarantula raksasa, katak raksasa (hiyyy), squirrel monkey, saddle-back tamarin monkey, dan aneka macam burung.

 

Artikel ini pernah dimuat di www.qubicle.id

 

(Bersambung)

Teks: Mayawati NH Foto: Daniel Kampua, Dok. MyTrip Magazine, Erykah Item, Indra Swari W, Mayawati NH
Comment