55 OBYEK WISATA DI YOGYAKARTA UNTUK ALTERNATIF LIBURAN (Bagian 5) 2016-11-25 00:00

Pantai Parangtritis

 

Siapa sih yang pernah bosen ke Yogyakarta? Rasanya sih nggak ada. Di kota maupun kabupaten-kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini apa yang dibutuhkan wisatawan ada. Mulai pantai yang indah, gunung yang memukau, warisan budaya yang mengagumkan, kerajinan tangan yang bercita rasa, dsb. Seluruh ragam pesona itulah yang membuat wisatawan kembali, kembali, dan kembali lagi ke Yogyakarta. Berikut 55 obyek wisata di DIY (di luar wisata kulinernya) yang MyTrip pilihkan untuk alternatif liburan. DIY selain memiliki Kota Yogyakartta, juga memiliki Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman. Beberapa obyek wisata yang masuk Kabupaten Magelang Jawa Tengah dimasukkan juga karena biasa turis mengaksesnya dari Yogya.

 

KABUPATEN BANTUL:

32.  PANTAI PARANGTRITIS

Pantai Parangtritis yang berada di Kab. Bantul ini identik dengan Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan. Dibanding pantai-pantai lain, pantai ini sangat komplet sarananya mulai penginapan, restoran hingga sarana hiburan lain. Aktivitas di pantai ini, selain mandi di laut, kita juga bisa keliling pantai dengan naik dokar/andong atau nyewa ATV. Hati-hati kalau berenang karena kerap terjadi kecelakaan. Dan menurut mitos para korban itu dijadikan prajuritnya Nyi Roro Kidul. Menurut mitos juga, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, pengunjung tabu memakai warna hijau. Believe it or not. O ya, mungkin belum banyak yang tahu kalau di salah satu bukit di pantai ini ada landasan untuk paralayang maupun gantole.

Jl. Parangtritis, Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

 

33.  KERAMIK KASONGAN

 

Kasongan yang terletak di Bantul, 10-an km dari pusat Kota Yogyakarta merupakan sentra industri gerabah atau keramik yang sangat tersohor sejak tahun 1970-an. Dari tahun ke tahun produk keramik Kasongan mengalami perkembangan baik dari sisi desain maupun motifnya. Berkembang lebih berkelas dan modern. Saat ini rumah-rumah di pinggir jalan sepanjang 1 km di desa itu berubah menjadi tempat display ataupun galeri yang memajang guci, gerabah, pot, pigura, pernak-pernik cantik  dengan harga yang lebih murah sekitar 20-30 persen dibandingkan dengan di toko atau galeri di Yogya. Pangsa pasarnya tidak hanya wisatawan domestik tapi juga asing.

Bangunjiwo, Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY

 

34.  SENTRA KULIT DESA MANDING

 

Sentra industri kulit di Yogyakarta bukan di Malioboro, melainkan di Desa Manding, Bantul. Berbagai produk kerajinan kulit seperti sepatu, sandal, jaket, tas, ikat pinggang, dompet, semua diproduksi. Sentra industri ini berawal dari usaha tiga pemuda tahun 1947 yang memproduksi pelana kuda. Lama kelamaan, kerajinan yang diproduksi pun berkembang sampai seperti sekarang. Sebagian pengrajin masih memproduksi di rumah-rumah. Barisan tokonya berjejer di tepi jalan Desa Manding. Harga tentu bisa ditawar walaupun beberapa toko mematok harga pas.

Desa Manding, Jl. Parangtritis Km 11, Kabupaten Bantul, DIY

 

35.  KERAJINAN BATIK KAYU DUSUN KREBET

 

Dusun Krebet di Bantul yang rimbun dan asri terletak +/-12 km di barat daya Yogyakarta. Dusun ini menjadi pusat kerajinan batik kayu. Ya betul, masyarakat di dusun ini membatik di atas kayu, bukan di kain.  Kayu yang dipakai kayu mahoni, sengon atau pule. Hasil kerajinan batik kayu berbentuk piring, pigura, sandal, anting-anting, baki serta gantungan kunci. Dibandingkan dengan Kasongan, daerah Krebet lebih sunyi dan tidak terlalu banyak toko. Namun, seperti di Kasongan, beberapa rumah penduduk berubah menjadi rumah industri. Terdapat juga sanggar yang menjual segala pernak-pernik kerajinan batik kayu dengan harga beragam bergantung jenis dan besarnya.

Dusun Krebet, Sendangsari, Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY

 

36.  KEBUN BUAH MANGUNAN

 

Kebun buah yang sedang hits di Yogya, tepatnya di Bantul, ini mempersembahkan keindahan alam dengan unsur edukasi mengenai buah-buahan, dari pembibitan hingga masa panen. Agrowisata ini mempunyai luas 23,3 hektar yang dilalui Sungai Oya, dan berada di ketinggian 200 mdpl. Berfoto di gardu pandang dengan latar belakang pemandangan cihuy adalah hal wajib jika ke sini. Apalagi kalau pas ada kabut, makin eksotis deh! Ada juga area permainan flying fox, mancing, jembatan gantung, bersepeda, kolam renang hingga kegiatan berkemah. 

Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY

 

37.  HUTAN PINUS MANGUNAN

 

Lahan yang dahulunya tandus dan kering kerontang, melalui reboisasi kini telah menjadi kawasan hutan yang menyejukkan dan indah. Banyak pepohonan yang telah ditanam seperti pohon pinus, mahoni, akasia, kemiri dan kayu putih di atas lahan seluas 500 hektar ini. Hutan pinus ini sering banget dijadikan lokasi foto prewed. Ada juga tempat ziarah yaitu Mata Air Bengkung yang dipercaya sebagai lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY

 

38.  DESA WISATA KEDUNG MIRI

 

Desa yang pernah menjadi lokasi iklan hotel bintang 5 ini memang menakjubkan. Dapat dicapai hanya dalam waktu 25 menit dari pusat Malioboro. Berudara sejuk dengan nuansa alam pedesaan, sangat cocok untuk melepas penat dari aktivitas sehari-hari. Jembatan gantung yang terbuat dari kayu melintang di atas Sungai Oya adalah landmark Desa Kedung Miri. Selain itu aktivitas lainnya yang tak kalah seru adalah arung jeram dan susur sungai tenang. Bisa juga sekalian mengunjungi Pasar Seni Gabusan, makam Raja-Raja Yogyakarta serta gua-gua seperti Gua Sangupati (kera), Gua Watu, Gua Gogor, Gua Compleng (harimau) dan Gua Landak (landak).

Dusun Kedung Miri Wunut, Sriharjo, Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY

 

39.  GALAXY WATERPARK

 

Kolam permainan air ini berdiri di atas tanah seluas 2,5 hektar, sangat cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Ada kolam anak-anak dan dewasa, juga kolam balita, kolam renang Olympic dan juga berbagai papan seluncur dari ketinggian 10 m. Tidak semuanya berbau air, ada juga kok flying fox sepanjang 80 m. Di sini juga ada les renang dengan guru-guru yang andal.

Jl. Wonosari, Potorono, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY

 

(Bersambung)

Teks: Adi Pamungkas, Fransiskus Ipang K, Mayawati NH, Wahyuni Kamah Foto: Dok. My Trip, Istimewa
Comment