ADA PERSAMAAN CENTRAL AUSTRALIA TAHUN 1930-AN DENGAN PAPUA. APA ITU? 2018-03-02 00:00

 

Alice Springs adalah kota terbesar dan teramai di Central Australia, juga sebagai base bagi mereka yang ingin mengunjungi Uluru (Ayers Rock), Kata Tjuta, dan Kings Canyon. Di kota ini bisa ditemui pusat perbelanjaan, art centre, hingga kantor pemerintahan. Jika memiliki waktu 1 hari di Alice Springs sebaiknya mengikuti tur gratis Heritage Walk yang diadakan setiap hari, dimulai pukul 09.30 dan berakhir pukul 13.00. Tur ini dilakukan dengan berjalan kaki sambil mendengarkan penjelasan dari seorang tour guide ke tempat-tempat bersejarah di Alice Springs. Anda akan tercengang mendengar bagaimana kawasan ini dulu sangat terpencil dan sulit dijangkau. Sounds like Papua, rite?

 

ADELAIDE HOUSE

 

Didesain oleh John Flynn yang berprofesi sebagai pastur sekaligus dokter. Bangunan ini digunakan sebagai pusat kesehatan hingga 1913. Sekarang berubah fungsi menjadi museum dan memamerkan teknologi kesehatan pada masa bangunan ini masih sebagai pusat kesehatan. Kini, wajah John Flynn diabadikan di setiap lembar mata uang AUD 20.

 

THE RECIDENCY

 

Dibangun tahun 1927, merupakan tempat tinggal Gubernur Central Australia pada masa itu, John Charles Cawood. Bagian dalam bangunan ditata dengan tetap mempertahankan furnitur asli, ditambah dengan foto-foto sejarah Central Australia dan kegiatan-kegiatan penting yang diadakan sejak tahun 1927, termasuk kunjungan Ratu Elizabeth II ke Central Australia.

 

FLYNN MEMORIAL CHURCH

 

Berada tepat di samping Adelaide House, bangunan ini didesain oleh arsitek Arthur Philpott dan dibangun sebagai peringatan bagi John Flynn untuk dedikasinya melayani orang-orang di pedalaman Central Australia.

 

OLD HARTLEY STREET SCHOOL

Sekolah ini dibuka tahun 1930 untuk pendidikan anak-anak di Central Australia dengan guru pertama adalah Miss Pearl Burton. Lokasinya persis di belakang Adelaide House.

 

OLD STUART TOWN GAOL

Dibangun tahun 1908 oleh Jack Williams, merupakan bangunan tertua di Alice Springs dan berfungsi sebagai penjara untuk kasus kriminal menengah ke bawah pada masa itu. Sebelumnya, para tahanan dipenjara di bangunan sederhana di tengah padang gurun yang tersebar di Central Australia.

 

ROYAL FLYING DOCTOR SERVICE

Pernahkah terbayang oleh kita bagaimana fasilitas kesehatan di Central Australia yang sangat sulit dijangkau oleh semua moda transportasi pada tahun 1930-an? RFDS adalah legenda di bidang kesehatan dan penerbangan di pedalaman Australia yang masih beroperasi hingga kini. Dipelopori oleh John Flynn yang berdedikasi sangat besar di bidang kesehatan dan mulai mengoperasikan sistem radio untuk komunikasi serta pesawat kecil untuk pelayanan kesehatan di pedalaman Australia. Mmm... beberapa tempat di pedalaman Papua hingga kini masih ada yang sulit dijangkau dan belum ada fasilitas kesehatan yang memadai. Selain pembangunan Trans Papua yang sedang gencar dan masif dijalankan, mungkin cara ini bisa jadi alternatif juga?

 

STUART MEMORIAL

Monumen ini berdiri di Stuart Park, merupakan bagian dari Alice Springs Heritage Precinct yang dibangun untuk memperingati John McDouall Stuart yang membuka jalan untuk konstruksi Overland Telegraph Line. Overland Telegraph Line adalah pelopor sistem komunikasi dan transportasi di Central Australia.

 

ANZAC HILL

Anzac Memorial

 

Lokasinya yang hanya 1 km dari pusat kota menjadikan bukit ini menjadi obyek wisata favorit menjelang sunset dan sunrise karena menawarkan pemandangan sangat indah. Tepat di atas bukit berdiri Anzac Memorial yang didedikasikan untuk tentara veteran Dudley Adamson. Desainer monumen Anzac Memorial, Rev Harry Griffiths, dikebumikan tepat di monumen ini.

 

Info: Peserta Heritage Walk harus mendaftar sebelum pukul 09.30 dengan datang langsung ke Visitor Information Centre Alice Springs. Tur hanya diadakan jika jumlah peserta mencapai 4 orang. Info lengkap di www.alicesprings.nt.gov.au. Tidak perlu memberikan tip pada pemandu setelah selesai tur.

 

Cara ke Alice Springs bisa dibaca di “Panduan Cerdas Eksplor Central Australia”.

Teks: Linda Bungasalu Foto: Linda Bungasalu, Shutterstock
Comment