KALAU KE IRAN JANGAN LEWATKAN SHIRAZ (Bagian 2) 2016-08-29 00:00

Indahnya Makam Hafez

 

Menjelajah Iran mungkin belum ada di bayangan Anda sampai ada maskapai yang menawarkan tiket promo yang sangat murah ke sana. Tiba-tiba Iran menjadi destinasi populer baru. Selain Tehran sebagai ibu kota Iran, ada kota lain yang tak kalah menarik: Shiraz yang merupakan salah satu kota tertua di dunia dan tetap dihuni hingga kini. Ibu kota Provinsi Fars ini terkesan rileks dengan warganya yang ramah serta bangunan-bangunan yang mengingatkan kita pada masa lalu Persia.

 

(Bagian 1 bisa dibaca di sini)

 

OBYEK-OBYEK WISATANYA

MAKAM HAFEZ

 

Berada di tengah-tengah Taman Musalla, dikelilingi pepohonan pinus rindang dan kebun bunga, makamnya bernaung di bawah cupola terbuka (semacam gazebo). Lahir pada abad ke-14, Hafez adalah pujangga besar Persia yang dikagumi. Di kompleks ini terdapat perpustakaan kecil yang menyimpan buku-buku Hafez yang bisa dibaca di tempat serta toko yang menjual  buku seputar Hafez dalam Bahasa Farsi. Di toko tersebut juga dijual pernah-pernik dari Iran.

Tiket masuk wisatawan asing: IRR 150.000

Jam buka: 08.00-21.30

Info turis: Wisatawan boleh menyentuh dan berfoto di pusara Hafez tapi tetap harus menjaga tata tertib dan tidak berisik.

 

MAKAM SAADI   

 

Saadi adalah pujangga besar Iran kelahiran Shiraz tahun 1200-an. Makamnya terletak di sebuah taman hijau. Pusaranya bernaung di dalam kubah tertutup dengan pilar berwarna merah jambu. Sajak-sajaknya menghiasi dinding bangunan.Kompleks makam secara keseluruhan menunjukkan arsitektur tradisional Iran. Tak jauh dari sini terdapat sebuah kolam berair sangat jernih yang berasal dari mata air. Konon, kolam tersebut tempat Saadi mengambil air sembahyang.

 

Tiket masuk wisatawan asing: IRR 150.000

Jam buka: 07.30-20.30, atau hingga 21.00 saat musim panas

Info turis: Wisatawan boleh menyentuh dan berfoto di pusara Saadi tapi tetap harus menjaga tata tertib dan tidak berisik.

 

BENTENG KARIM KHAN

 

Benteng yang dibangun pada abad ke-18 ini menjadi kediaman Karim Khan pendiri Dinasti Zand. Sempat menjadi penjara, sekarang benteng ini menjadi museum. Di dalam benteng pengunjung bisa melihat arsitektur khas Persia seperti jendela dengan kaca warna-warni, tempat mandi, foto-foto yang menggambarkan Shiraz pada abad ke-19, juga beberapa diorama peristiwa semasa Karim Khan berkuasa.

Tiket masuk wisatawan asing: IRR 150.000

Jam buka: 08.00-19.30

Info turis: Selain menikmati suasana benteng yang megah, direkomendasikan masuk museum untuk melihat seni arsitektur Dinasti Zand.

 

ERAM GARDEN

 

Sejak dibangun pada akhir abad ke-18, taman ini digunakan oleh penguasa lokal dan anggota keluarga kerajaan. Pada akhir Dinasti Zand di taman dibangun sebuah rumah berlantai dua dengan arsitektur Persia yang cantik. Di hadapannya dibangun kolam persegi. Taman Eram masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Di taman yang rimbun ini kita dapat melihat sistem pengairan. Di beberapa sudut terdapat tempat duduk. Menjelang senja warga Shiraz menghabiskan waktunya di taman ini bersama keluarga.

Tiket masuk wisatawan asing: IRR 150.000

Jam buka: 08.00-12.30 & 15.00-17.00, atau hingga 19.00 saat musim panas

Info turis: Tempat yang tepat untuk menikmati suasana taman yang asri, bersantai, juga melihat keseharian warga Iran.

 

MAKAM SHAH CHERAGH

Masjid Shah Cheragh

 

Ini adalah kompleks makam Amir Ahmad dan Mir Muhammad, imam yang dihormati di Iran. Shah Cheragh yang berarti Raja Cahaya adalah julukan bagi Amir Ahmad. Bagian dalam kubah dan tembok bangunannya bertatah potongan kaca cermin yang bercampur dengan potongan kaca beraneka warna.  Kaca-kaca tersebut ditata dengan keahlian seni yang tinggi. Siapa pun yang melihat akan berdecak kagum.  Pintu masuknya terbuat dari kayu yang diberi ornamen hias geometri indah.

Tiket masuk: Tidak ada, tapi ada kotak donasi

Jam buka: 24 jam

Info turis: Perempuan masuk ke sini harus memakai chadoor yang disediakan di pintu masuk. Di dalam ruangan yang berlapis cermin boleh difoto, tapi jangan sekali-sekali memotret makamnya.

 

(Bersambung ke bagian 3)

Teks: Wahyuni Kamah Foto: Shutterstock
Comment